Pemerintah Masih Punya PR Meski Ekonomi Tumbuh Positif
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2022 sebesar 5,72 persen (yoy). Tingginya pertumbuhan ekonomi nasional sepanjang tahun ini dinilai terjadi karena perbandingan basis yang rendah (low base effect) dari tahun lalu.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2022 sebesar 5,72 persen (yoy). Tingginya pertumbuhan ekonomi nasional sepanjang tahun ini dinilai terjadi karena perbandingan basis yang rendah (low base effect) dari tahun lalu.
"Pertumbuhan ekonomi terjadi karena low base effect atau basis yang rendah," kata Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira kepada merdeka.com, Jakarta, Senin (7/11).
-
Apa yang Airlangga Hartarto katakan tentang target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045," kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
-
Bagaimana Menko Airlangga Hartarto berencana memperkuat kerja sama ekonomi di KTT G20? “Di KTT India nanti Indonesia akan terus berupaya menjalin kerja sama dengan negara-negara lainnya dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang ekonomi. Sehingga nantinya pembangunan akan terus terjadi dan masyarakat akan sejahtera," tutur Ketua Umum DPP Partai Golkar ini.
-
Apa yang menurut Menko Airlangga Hartarto menjadi tantangan utama dalam pengembangan ekonomi platform di wilayah pedesaan? "Dalam menyambut besarnya kesempatan tersebut, kita juga harus menyadari bahwa terdapat juga tantangan-tantangan dalam pengembangan ekonomi platform, terutama di wilayah pedesaan dan daerah 3T. Tantangan tersebut diantaranya adalah akses terhadap teknologi dan koneksi internet yang terbatas, serta kurangnya pemahaman tentang penggunaan platform-platform ini," ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto yang hadir secara virtual dalam acara Peluncuran Hasil Studi Penggunaan Platform Digital di Pedesaan Indonesia oleh DFS Lab, Selasa (25/7).
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Apa yang dibahas dalam pertemuan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dengan Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Gam Ki Yong? Pertemuan keduanya terkait implementasi Program Tech:X, peningkatan kemudahan mobilitas bagi investor dari Singapura, pengembangan Pelabuhan Kendal, penguatan konektivitas udara, kerja sama agribisnis, dan kerja sama pariwisata.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya? Jika dibandingkan dengan kuartal II-2022, ekonomi RI mengalami perlambatan. Sebab tahun lalu di periode yang sama, ekonomi mampu tumbuh 5,46 persen (yoy).
Meski begitu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, capaian tersebut dinilai masih baik. Jika dibandingkan antar kuartal, pada kuartal ketiga ini terjadi pertumbuhan 1,81 persen (qtq).
"Dibandingkan secara QtQ tetap tumbuh 1,8 persen, artinya ini hal yang baik," kata Airlangga dalam konferensi pers virtual, Senin (7/11).
Namun berdasarkan data, pertumbuhannya di kuartal III lebih rendah dari kuartal II yang yang tumbuh 3,72 persen (qtq). Walau demikian, Airlangga mengatakan pertumbuhan di kuartal III ini akan menjadi bekal yang cukup baik untuk menghadapi tahun 2023.
Hanya saja memang, pemerintah perlu melihat perkembangan setiap sektor dengan detail. Untuk itu, beberapa kebijakan yang dibuat dalam rangka penahan ekonomi akibat pandemi akan dikaji ulang dan diberhentikan.
Seperti kebijakan diskon PPnBM dan diskon pajak untuk pembelian properti. Dua kebijakan ini akan dihapus ketika memasuki tahun 2023. "PPnBM tidak dilanjutkan tahun depan, properti juga. Kalau situasi sudah pulih kita hentikan program tersebut dan alihkan ke sektor lain," kata dia.
Sehingga, dia berharap pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terus melaju hingga tahun depan. Pemerintah juga tengah mempersiapkan berbagai instrumen kebijakan agar ekonomi nasional tetap cerah meskipun ada tantangan resesi global.
Mulai dari pelonggaran mobilitas masyarakat yang sejalan dengan pengendalian Covid-19. Dalam hal fiskal, shock absorber melalui program PEN, stabilitas harga pangan dengan keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan komunikasi efektif.
Selain itu ada juga peningkatan kualitas SDM dengan program Kartu Prakerja untuk meningkatkan keahlian atau mendapatkan keahlian baru. Kemudian pengembangan program UMKM dengan digitalisasi UMKM.
Program tersebut juga disokong dengan pembiayaan UMKM lewat KUR. Melanjutkan program restrukturisasi kredit atau reform struktural sebagai implementasi UU Cipta Kerja. Ada juga hilirisasi industri sepanjang suplai chain dan penurunan emisi karbon, ekonomi hijau dan pembangunan infrastruktur.
Baca juga:
Harga Kelapa Sawit Anjlok, Pertumbuhan Ekonomi di Sumatera Turun
Ekonomi RI Positif, Airlangga Pastikan UMP Bakal Naik
Airlangga Yakin Ekonomi RI Jauh dari Resesi
Layanan Keuangan Digital Dipercaya Mampu Mendorong Pemulihan Ekonomi RI
Hadapi Resesi, Pemerintah Diminta Tambah Anggaran Bansos Hingga Turunkan Tarif PPN
Pembangunan Infrastruktur Diharapkan Dorong Ekonomi Batam Capai 6 Persen di 2022