Pemerintah Proyeksi di Periode ini Indonesia Bebas Pembangkit Listrik Batubara
Pemerintah terus berupaya mempercepat transisi energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia untuk mencapai target target nol persen emisi atau net zero emission di 2060. Antara lain dengan secara bertahap melakukan pensiun dini (early retirement) terhadap PLTU batubara.
Pemerintah terus berupaya mempercepat transisi energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia untuk mencapai target target nol persen emisi atau net zero emission di 2060. Antara lain dengan secara bertahap melakukan pensiun dini (early retirement) terhadap PLTU batubara.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Febrio Nathan Kacaribu menyatakan, umur operasi PLTU berbasis batubara di Indonesia berakhir pada 2056 mendatang. Hal itu sesuai dengan arah kebijakan pemerintah terkait percepatan transisi EBT domestik.
-
Apa yang sedang dibangun oleh PLN untuk memfasilitasi penggunaan energi terbarukan di Indonesia? PLN sendiri saat ini sedang membangun green enabling supergrid yang dilengkapi dengan smartgrid dan flexible generations. “Karena adanya ketidaksesuaian antara lokasi energi terbarukan yang tersebar di Sumatera dan Kalimantan, serta jauh dari pusat demand yang berada di Jawa, maka kita rancang skenario Green Enabling Supergrid. Sehingga, potensi EBT yang tadinya tidak bisa kita manfaatkan, ke depan menjadi termanfaatkan. Selain itu, tentunya akan mampu membangkitkan kawasan dengan memunculkan episentrum ekonomi baru," jelas Darmawan.
-
Apa yang akan dilakukan PLN di Bursa Karbon Indonesia? Pasalnya, PT PLN (Persero) akan segera melantai ke bursa karbon Indonesia. Dengan potensi yang dimiliki, PLN akan menjadi trader terbesar di bursa karbon Indonesia dengan membuka setara hampir 1 juta ton CO2. Hal ini merupakan bagian langkah PLN mendukung pemerintah dalam penurunan emisi dan mengakselerasi transisi energi.
-
Kapan PLN mulai mendukung ekosistem kendaraan listrik? PT PLN (Persero) berkomitmen untuk terus mendukung ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) yang berkembang pesat di Indonesia.
-
Kenapa PLN menerapkan strategi ARED untuk pengembangan energi baru terbarukan? Oleh karena itu, Darmawan mengatakan, PLN di bawah arahan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah menyiapkan strategi Accelerated Renewable Energy Development (ARED) yang mampu meningkatkan kapasitas pembangkit energi baru terbarukan hingga 75% pada tahun 2040.
-
Di mana PLN akan melakukan perdagangan karbon secara langsung? Tidak hanya terdaftar di bursa, PLN juga melakukan perdagangan karbon secara langsung dengan melingkupi 3 dari 4 aspek perdagangan karbon, yaitu perdagangan emisi secara langsung, offset emisi secara langsung, dan perdagangan offset melalui bursa.
-
Siapa yang memimpin langkah PLN masuk ke bursa karbon? Lebih lanjut Darmawan mengungkapkan, unit pembangkit berbahan bakar gas pertama di Indonesia, pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU) Blok 3 Muara Karang akan memimpin langkah pembangkit PLN masuk ke bursa karbon.
"Jadi, itu adalah skenario di mana kita tidak akan membangun PLTU baru. Menurut umur yang sudah ada di pipe line, 2056 itu tidak ada PLTU batubara," katanya dalam Seminar on Strategic Issue in G20: Exit Strategy and Scarring Effect di Jakarta, Kamis (17/2).
Saat ini, lanjut Febrio, pemerintah terus berupaya melakukan pembangunan infrastruktur pembangkit listrik EBT. Tujuannya, untuk memastikan stok dan permintaan terjaga untuk menekan biaya energi bersih.
"Jangan sampai maksa PLN nya untuk beli listrik pembangkit EBT, tapi ternyata demand terhadap listrik belum naik. Rugi PLN nya. Saya tidak mau," terangnya.
Meski begitu, pihaknya menginginkan proses pensiun dini PLTU batubara dilakukan secara cepat. Dengan begitu, proses transisi energi ramah lingkungan di Indonesia tidak memakan waktu lama.
"Kita ingin itu (pensiun batu bara) lebih cepat jangan sampai menunggu harus 2056," tutupnya.
Pasokan Listrik Batubara Tetap Dominan Hingga 2030
Direktur Energi Primer PT PLN, Hartanto Wibowo memproyeksi, kebutuhan Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam 10 tahun ke depan akan tumbuh secara signifikan. Namun kebutuhan energi primer berbasis barubara masih akan menjadi dominan.
"Jadi bauran energi pada tahun 2025 itu diproyeksikan sekitar 60,9 persen berasal dari batubara dan dari EBT akan mencapai 23 persen, dan itu akan bertambah di tahun 2030 EBT akan meningkat menjadi 24,8 persen dan fossil fuel dari batubara akan turun di bawah 60 persen menjadi 59,4 persen," kata Hartanto dalam Indonesia Energy Outlook 2022, Kamis (17/2).
Tahun ini, kebutuhan batubara antara 115 juta sampai 125 juta Metrik Ton dan akan meningkat secara berkelanjutan dan konsisten mencapai angka 153 juta metrik ton di 2030. "Sekali lagi EBT akan terus berkembang tetapi fossil fuel dalam hal ini batubara akan tetap dominan di dalam fuel matrik energi ketenagalistrikan di Indonesia sampai tahun 2030," ujarnya.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)