Pemerintah Selalu Bentuk Satgas Setiap Ada Masalah, Mayoritas Netizen Jadi Tidak Percaya Kinerja Satgas Impor
Penelitian ini dilakukan dalam periode 13 hari terakhir dengan melibatkan 2.300 perbincangan yang terlepas dari pengaruh buzzer.
Institute for Development of Economics and Finance (Indef) baru-baru ini merilis hasil penelitian yang menunjukkan bahwa 64 persen netizen di media sosial X (sebelumnya Twitter) tidak percaya terhadap kinerja Satuan Tugas (Satgas) Impor dalam menangani barang impor ilegal yang masuk ke Indonesia.
Penelitian ini dilakukan dalam periode 13 hari terakhir dengan melibatkan 2.300 perbincangan yang terlepas dari pengaruh buzzer.
- Pemerintah Bidik Pemanfaatan Gas Bumi di Kawasan Industri, Segini Potensi Jumlahnya
- Pemerintah Kantongi Data Barang Impor Ilegal, Siap-Siap Kena Sidak Satgas
- Satgas Urai Kemacetan Polri Disebar di Setiap Polda Mulai Banten hingga Jatim Sesuai Jam Rawan Macet
- Pertamina Eksplorasi Sumber Minyak Baru di Bekasi, Ini Harapan Warga Sekitar
Perlu diketahui, Kementerian Perdagangan (Kemendag) bersama Satgas Impor berhasil mengamankan barang impor ilegal yang nilainya ditaksir hingga Rp46 triliun dengan potensi kerugian negara mencapai Rp18 miliar.
Meskipun ada upaya signifikan untuk mengatasi permasalahan ini, hasil penelitian Indef menunjukkan bahwa masyarakat masih meragukan efektivitas satgas.
Direktur Pengembangan Big Data Indef, Eko Listiyanto menjelaskan, ketidakpercayaan ini disebabkan oleh banyaknya pembentukan satgas yang dinilai tidak efektif.
"Pembentukan satgas-satgas sebelumnya ya, terlalu banyak satgas kayaknya di kita itu ya, ada mungkin lebih dari 10 kali ya. Ada masalah, ada satgas, ada masalah, ada sadgas. Nah sepertinya satgas-satgas sebelumnya itu nggak cukup efektif, sehingga kemudian netizen menilai, ah jangan-jangan sama nih," kata Eko dalam acara Diskusi Indef Industri Tekstil Menjerit, PHK melejit, Kamis (8/8).
Eko menyebut, masyarakat merasa Satgas Impor Ilegal lebih fokus pada pengawasan di hilir daripada mengatasi masalah di hulu.
Langkah Pencegahan di Hulu
Banyak netizen berpendapat untuk menutup pintu masuk barang ilegal secara efektif, Satgas seharusnya mengedepankan langkah-langkah pencegahan di hulu, bukan hanya menangani barang yang sudah masuk ke pasar.
"Mereka mempertanyakan, Satgas ini harusnya kerjanya di hulu jangan cuma incer pasar doang gitu ya, harus ke hulunya, artinya menutup pintu di katakanlah supaya tidak masuk ke Indonesia itu mungkin lebih bagus gitu ya, dibandingkan dari pada mengejar-ngejar apa yang sudah masuk ke dalam, karena itu mungkin juga dinilai tingkat katakanlah ya efektivitasnya tadi masih dirasa rendah begitu," papar dia.
Sementara itu, 99 persen netizen sepakat barang impor ilegal harus dihapuskan karena berdampak negatif pada produk lokal.
Hal lain yang menarik adalah kesadaran akan perlunya kualitas produk dalam negeri ditingkatkan. Karena jika tidak, konsumen akan tetap susah melirik produk dalam negeri.
"Jadi, di satu sisi mereka sepakat bahwa impor ilegal harus dibasmi, di sisi lain produk dalam negeri juga harus dijaga kualitasnya supaya konsumen ini tetap meminati produk-produk dalam negeri kita," jelas dia.
Sebagian netizen juga mengomentari kebijakan anti dumping yang meskipun kelihatan bagus, karena produk impor makin mahal tapi juga secara tidak langsung bisa menaikan harga produk lokal juga.