Pemerintah Shanghai Siapkan Anggaran Rp1 Triliun untuk Voucher Diskon Makan
Langkah ini sebagai upaya China untuk mendongkrak perekonomian mereka yang tengah lesu.
Pemerintah China dipastikan bakal habis-habisan menggelontorkan sejumlah bantuan tunai bagi rakyatnya demi mendongkrak perekonomian mereka. Setelah mengumumkan akan mendistribusikan bantuan langsung tunai (BLT) kepada warga miskin ekstrem, pemerintah kota-kota penyangga ekonomi China seperti Shanghai juga melakukan hal demikian.
Dilansir dari Bloomberg, pemerintah Shanghai bakal mengalokasikan 500 juta yuan atau setara Rp1 triliun untuk bantuan berupa voucher makan. Ini merupakan tanda inisiatif terbesar kota tersebut. Pengumuman ini disampaikan hanya sehari setelah pemerintah pusat meluncurkan paket stimulus ekonomi substansial yang bertujuan untuk mengembalikan lagi pertumbuhan ekonomi China yang sedang terpuruk.
Inisiatif bantuan ini, dirancang untuk merangsang pengeluaran di berbagai sektor, khususnya di industri katering dan perhotelan. Distribusi voucher yang strategis ini sejalan dengan upaya untuk menyegarkan ekonomi lokal dan mendukung bisnis yang telah mengalami penurunan tajam dalam pengeluaran konsumen dalam beberapa bulan terakhir.
Tindakan pemerintah daerah ini mengikuti langkah pemerintah pusat dalam mengungkap upaya stimulus paling signifikan sejak dimulainya pandemi. Langkah-langkah terkoordinasi ini menggarisbawahi dorongan kuat untuk mengarahkan ekonomi terbesar kedua di dunia itu menuju pencapaian target pertumbuhan tahunan Beijing sebesar sekitar 5 persen.
Fu Weigang, presiden eksekutif lembaga pemikir Shanghai Institute of Finance and Law, menyoroti waktu dan besaran voucher yang strategis. "Waktu dan besaran voucher konsumsi terbaru ini penting," katanya, seraya menunjukkan fokus ganda pada dukungan ekonomi langsung dan tujuan pertumbuhan jangka panjang.
BLT bagi rakyat miskin ekstrem
Diketahui sebelumnya, pemerintah China bakal memberikan BLT, kepada masyarakatnya yang berada di garis kemiskinan ekstrem. Bantuan ini merupakan bantuan yang sangat jarang dilakukan pemerintah.
Berdasarkan penjelasan dari Kementerian Urusan Sipil China, bantuan tunai akan didistribusikan kepada kelompok yang kurang beruntung, termasuk anak yatim dan orang miskin.
"Pemerintah daerah harus memastikan bahwa dana tersebut sampai kepada mereka yang membutuhkan sebelum tanggal 1 Oktober untuk menunjukkan rasa cinta dan kepedulian partai dan pemerintah terhadap masyarakat yang membutuhkan," demikian pernyataan kementerian.
Pernyataan itu tidak menyebutkan berapa banyak yang akan diterima setiap orang atau berapa biaya yang harus dikeluarkan pemerintah China untuk langkah tersebut.
Minggu ini, China meluncurkan paket stimulus besar-besaran yang akan menyuntikkan sekitar 1 triliun yuan atau setara Rp2.148 triliun sebagai likuiditas jangka panjang ke pasar keuangan negara yang sedang kesulitan.
Pada hari Selasa, kepala bank sentral China Pan Gongsheng menguraikan rencana untuk lebih mendukung pasar properti, termasuk pemotongan suku bunga hipotek.
Pengumuman ini juga muncul menjelang Hari Nasional China, yang diperingati setiap tanggal 1 Oktober.