Pemerintah soal Kurs Rupiah Tembus Rp15.023 per USD: Tidak Perlu Dikhawatirkan
Deputi I Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian, Iskandar Simorangkir menilai, pelemahan Rupiah ini tak perlu dicemaskan. Namun, harus ada antisipasi jika hal ini terjadi berkepanjangan.
Nilai tukar Rupiah tercatat sempat melemah ke posisi Rp15.023 per USD pada Kamis (22/9) sore. Pemerintah pun diminta mengambil sejumlah langkah untuk menyikapi kondisi ini.
Pelemahan nilai tukar terjadi karena adanya sentimen terhadap kebijakan bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed) yang akan menaikkan suku bunga. Terbaru, Bank Indonesia merespons sentimen ini dengan menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin ke posisi 4,25 persen.
-
Apa yang dimaksud dengan nilai tukar Dolar Singapura dan Rupiah? Nilai tukar antara Dolar Singapura dan Rupiah mencerminkan perbandingan nilai antara mata uang Singapura (SGD) dan mata uang Indonesia (IDR).
-
Kapan Pejuang Rupiah harus bersiap? "Jangan khawatir tentang menjadi sukses tetapi bekerjalah untuk menjadi signifikan dan kesuksesan akan mengikuti secara alami." – Oprah Winfrey
-
Kapan Ayat Seribu Dinar turun? Ayat seribu dinar adalah sebutan untuk dua ayat dalam Surat At Thalaq, yaitu ayat 2 bagian akhir dan ayat 3 seluruhnya.
-
Apa yang membuat Pejuang Rupiah istimewa? "Makin keras kamu bekerja untuk sesuatu, makin besar perasaanmu ketika kamu mencapainya."
-
Apa itu Rupiah Digital? Rupiah Digital merupakan uang Rupiah yang memiliki format digital.
-
Kenapa seni rupa penting? Seni rupa, sebagai salah satu cabang seni yang sangat beragam dan kaya akan ekspresi kreatif, telah memberikan sumbangan berharga dalam menggambarkan kompleksitas dunia visual.
Deputi I Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian, Iskandar Simorangkir menilai, pelemahan Rupiah ini tak perlu dicemaskan. Namun, harus ada antisipasi jika hal ini terjadi berkepanjangan.
Dia menuturkan, puncak tertinggi nilai tukar Rupiah terhadap USD menyentuh level Rp15.106 per USD. Dan level terendah berada di Rp14.972 per USD. Ini disebut sebagai hal yang lumrah dan biasa terjadi.
"Puncak tertinggi ada di level Rp15.106, seiring BI naikkan suku bunga acuan, secara bertahap turun ke level terendah Rp14.972 itu biasa, tidak perlu dikhawatirkan," kata dia dalam Inspirato Sharing Session Liputan6.com, Kamis (22/9).
Menurutnya, saat ini ada sederet ketidakpastian global. Merespons hal itu, maka kerja sama antar pemangku kepentingan di pusat dan daerah perlu diperkuat. Misalnya koordinasi mengenai kebijakan yanh diambil.
"Misalnya harga-harga dengan koordinasi yang baik, setidaknya ada kontribusi teehadpa penurunan dari inflasi yanh terjadi di bulan Aguatus itu tak lepas dari peranan daerah," ujarnya.
Jaga Nilai Tukar
Pada kesempatan yang sama, Akademisi Universitas Indonesia Teguh Dartanto mengatakan pemerintah perlu menjaga nilai tukar dan akibat turunannya. Dengan depresiasi rupiah, dia menaksir akan ada kenaikan harga komoditas di dalam negeri, utamanya yang bergantung pada bahan impor.
"Sehingga saya yakin sih harusnya yang dilakukan pemerimtah adalah menjaga, mengoptimalkan sumber-sumber domestik utamanya bahan pangan," kata dia.
"Inflasi ini barang-barang yang bukan pokok bisa bertahan, artinya masih (terdampak) gak langsung, bagaimanapun adanya depresiasi rupiah ini saya harap besok pagi sudah menguat kembali," tambahnya.
Peran Pemda
Teguh mengatakan BI sudah mengambil langkah mitigasi dengan menaikkan suku bunga. Di sisi lain, pemerintah daerah juga perlu menjaga ketersediaan bahan pokok di lapangan.
Utamanya dari sisi harga yang bisa dijangkau oleh masyarakat. Biasanya, dengan adanya pelemahan Rupiah, akan mengerek harga-harga di pasaran.
"Biasanya harga dolar depresiasi hari ini, besok sudah ada alasan (untuk menaikkan harga). Ini perlu pemerintah juga, bukan intervensi, tapi juga ada hal-hal yang perlu kasih sinyal tegas, pemerintah gak bisa membiarkan," ujarnya.
"Sisi lain perkuat ketahanan pangan domestik sehingga bisa mengurangi dengan substitusi," tambah Teguh.
(mdk/idr)