Pemerintah Target Defisit APBN 2020 Sebesar 1,75 Persen
Suahasil menjelaskan, target defisit tersebut tercatat lebih rendah dari defisit anggaran yang ditetapkan pada APBN 2019 sebesar 1,84 persen.
Pemerintah Jokowi-JK mengusulkan defisit anggaran dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 sebesar 1,52 - 1,75 persen dari PDB (Produk Domestik Bruto).
"Antara utang dan non utang, kita melihat karena 1,52-1,75 persen dari PDB, berarti pemerintah akan tetap menutup melalui pembiayaan utang. Kalau kita melihat pembiayaan utang kita itu terus menurun tambahannya dari 2017 ke 2018 ke 2019 dan kita harapkan 2020 dia terus menurun," ucap Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Suahasil Nazara di DPR, Jakarta, Selasa (25/6).
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Bagaimana cara Partai Nasional Indonesia (PNI) menjalankan politik ekonominya? PNI adalah partai yang fokus di dalam pemerintahan dengan menjunjung tinggi nasionalisme dan politik ekonomi bersifat nasionalis.
-
Apa yang menjadi tujuan utama dari penerapan APBN? Sebagai salah satu unsur penting dalam perekonomian negara, tentu APBN diadakan dengan fungsi dan tujuan yang jelas.
-
Apa itu ANBK? ANBK adalah Asesmen Nasional Berbasis Komputer, program yang dirancang untuk menilai mutu tiap satuan pendidikan seperti Sekolah, Madrasah atau kesetaraan pada jenjang dasar dan menengah.
-
Kenapa ANBK dilakukan? Pemerintah Indonesia melakukan perbaikan dan evaluasi pendidikan dengan cara pemetaan mutu melalui program asesmen nasional (AN).
-
Bagaimana ANBK dilakukan? Pelaksanaan AN menggunakan sistem berbasis komputer, sehingga disingkat dengan ANBK yang menggunakan moda tes dengan pilihan moda daring (online) ataupun semi daring (semi online) sesuai dengan ketersediaan sarana dan prasarana di sekolah atau daerah masing-masing.
Suahasil menjelaskan, target defisit tersebut, tercatat lebih rendah dari defisit anggaran yang ditetapkan pada APBN 2019 sebesar 1,84 persen.
"Kami ingin sampaikan APBN tahun depan tetap sifatnya ekspansif dan terukur. Karena itu, kita melakukan anggaran defisit," terang dia.
Menurut Suahasil, pembiayaan utang meningkat karena pembiayaan investasi belum signifikan untuk akselerasi pembangunan, peningkatan pembiayaan MBR dan untuk penguatan LPDP sebagai sovereign world fund.
"Jadi kebijakan ini artinya kita akan membelanjakan pengeluaran negara dan kita harapkan itu mendorong pembangunan termasuk rasio elektrifikasi, perlindungan sosial, dan belanja-belanja lainnya yang nanti akan secara lebih detail diurai dalam belanja negara," tambah dia.
Reporter: Bawono Yadika
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Badan Anggaran DPR Setuju Anggaran 4 Menko Sebesar Rp1,262 Triliun
Menko Darmin Usul Anggaran Rp409,35 Miliar di 2020
Fasilitasi Kenaikan Gaji PNS, Menko Puan Ajukan Anggaran 2020 Rp226 Miliar
Sri Mulyani: Kas Negara Tidak Habis, Sekarang Masih Ada Rp100 Triliun
Biaya Perjalanan Dinas Pemerintah Bengkak Rp15,1 Triliun di Mei 2019
Sri Mulyani: Penerimaan Perpajakan Baru 31 Persen Hingga Mei 2019