Pemerintah Ungkap Alasan Indonesia Butuh Segera Punya Sistem Informasi Pertanahan
Sekretaris Jenderal Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, Himawan Arief Sugoto, menyebutkan data properti dan pertanahan di Indonesia sudah semakin banyak. Oleh karena itu perlu segera ada sistem informasi yang terbaru dan memadai untuk itu.
Sekretaris Jenderal Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, Himawan Arief Sugoto, menyebutkan data properti dan pertanahan di Indonesia sudah semakin banyak. Oleh karena itu perlu segera ada sistem informasi yang terbaru dan memadai untuk itu.
Oleh karena itu, pemerintah akan menggandeng swasta untuk menggarap proyek Sistem Informasi Pertanahan (SIP) modern dengan Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK) yaitu Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN).
-
Mengapa Kementan mendorong penggunaan teknologi di sektor pertanian? Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa penggunaan teknologi perlu dilakukan untuk mendukung pertanian tangguh dan berkelanjutan, terutama pada pengembangan demonstrasi dan diseminasi.
-
Kenapa Kementan giat dalam mengekspor produk pertanian? Kita melakukan ekspor untuk yang kesekian kalinya. Dan menurut pak menteri ekspor ini bisa mencapai 900 triliun. Artinya kita tidak hanya negara pengimpor tetapi juga pengekspor. Ini adalah usaha keras kita dan apa yang kita ekspor juga bukan hanya mentah tapi hilirisasi. Kita memang ingin produk hilirisasi ini terus berkembang. Ini akan membantu mengembangkan usaha masyarakat, terutama UMKM," katanya.
-
Apa tujuan utama Kementerian Pertanian dalam perayaan HUT ke-78 RI? Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong HUT ke 78 RI menjadi semangat dalam membangun pertanian yang berdaulat pangan.
-
Apa saja fungsi Kementerian Pertahanan RI? Kemenhan RI memiliki beberapa fungsi, yaitu perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang pertahanan. Kemudian, fungsi pengelolaan barang milik atau kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kemenhan.
-
Apa yang dilakukan oleh Kementerian ATR/BPN dalam rangka menindaklanjuti penerbitan sertifikat tanah elektronik oleh Presiden Jokowi? Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) pun telah menerbitkan sejumlah sertipikat tanah elektronik bagi tanah aset pemerintah juga aset milik masyarakat. Dalam rangka menindaklanjuti hal tersebut, Kantor Pertanahan (Kantah) Kabupaten Badung memulai implementasi penerbitan sertipikat tanah elektronik untuk masyarakat Badung.
-
Apa saja teknologi pertanian modern yang ingin diaplikasikan dalam kerja sama dengan CNRRI? Kerjasama yang diinisiasi oleh Indonesia ini disambut baik oleh CNRRI dan difokuskan pada beberapa area penting, yakni Peningkatan Kualitas Benih dengan mengembangkan benih yang lebih adaptif terhadap kondisi kekeringan. Selanjutnya adalah Teknologi Pertanian Modern dengan mengaplikasikan teknologi digital (AI) dan alat mesin pertanian modern seperti mesin pembibitan otomatis, transplanter, drone, combine harvester, dan RMU.
"Ini big data, bicara dengan semua data properti yang begitu banyak, ini sangat harus serius digarap, kalau tidak nanti semakin lama semakin sulit, jadi harus lebih cepat," kata dia saat ditemui di Kantor BKPM, Jakarta, Selasa (17/12).
Proyek ini ditawarkan kepada swasta melalui skema KPBU (Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha). Di mana, swasta akan ikut dilibatkan tidak hanya dalam pendanaan saja melainkan pada proses studi. "Kita coba sounding market dengan ditawarkan konsep KPBU," ujarnya.
Dia mengungkapkan untuk KPBU ini Kementerian PPN/Bappenas sudah menunjuk dua konsultan yaitu Outline Business Case (OBC) dan FDC. "Nah ini kita harapkan awal tahun depan sehingga nanti ketemu bisnis model yang kita temukan dan ini sounding ke para mitra atau para pelaku usaha," ujarnya.
Butuh Investasi Rp7,3 Triliun
Berdasarkan dokumen OBC yang telah disusun, total investasi yang dibutuhkan untuk pengembangan proyek ini mencapai sekitar Rp7,3 triliun dengan estimasi IRR sebesar 14 persen dan jangka waktu kerjasama selama 15 tahun.
Namun angka tersebut menurutnya bisa berubah sewaktu-waktu. Sebab proyek ini menyangkut teknologi yang biasanya akan selalu berubah mengikuti kemajuan jaman.
"Kalau kita melihat bahwa teknologi dalam waktu yang cukup panjang dia masih akan reinvest lagi, tergantung proposal yang dilihat," ujarnya.
Adapun cakupan proyek yang dikerjasamakan dengan pihak swasta meliputi pengembangan aplikasi eksisting sistem informasi pertanahan modern, pemeliharaan sistem informasi pertanahan modern, pengembangan modul tambahan sistem informasi pertanahan modern, digitalisasi dan validasi data textual serta adjustment data spasial, pengadaan perangkat keras (hardware), aktivitas pendukung, serta menyediakan sumber daya untuk aktivitas operasional.
"Kita senang kalau lebih cepat (terealisasi). Tapi kan tidak hanya masalah teknologi, mengubah sistem regulasi, mengubah stakeholder juga. Kan ini tidak hanya internal BPN saja, tetapi masyarakat juga perbankan, juga supporting dari stakeholder," tutupnya.
(mdk/bim)