Pengusaha: Defisit 2,5 Persen Sulit Tercapai Jika Pemerintah Tak Naikkan Harga BBM
Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta Widjaja Kamdani mengatakan, tugas pemerintah cukup berat untuk mencapai posisi CAD di kisaran 2,5 persen pada tahun depan. Sebab, selama impor masih lebih tinggi dari ekspor, angka tersebut sulit dicapai.
Bank Indonesia memprediksi defisit transaksi berjalan atau Current Account Deficit (CAD) 2019 sebesar 2,5 persen. Angka prediksi ini muncul berdasarkan serangkaian kebijakan yang sudah digulirkan bank sentral bersama dengan pemerintah.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta Widjaja Kamdani mengatakan, tugas pemerintah cukup berat untuk mencapai posisi CAD di kisaran 2,5 persen pada tahun depan. Sebab, selama impor masih lebih tinggi dari ekspor, angka tersebut sulit dicapai.
-
Kapan Pertamina menyesuaikan harga BBM? PT Pertamina (Persero) kembali menyesuaikan harga BBM nonsubsidi per 1 November 2023.
-
Mengapa Pertamina menyesuaikan harga BBM? Pertamina menyesuaikan harga BBM untuk mengimplementasikan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022 sebagai perubahan atas Kepmen No. 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum.
-
Kenapa harga BBM di Singapura tinggi? Penerapan tarif pajak yang lebih tinggi telah menaikkan harga minyak di negara kecil tersebut.
-
Bagaimana Pertamina menentukan harga jual BBM non subsidi? Adapun harga BBM non subsidi bersifat fluktuatif, sehingga Pertamina melakukan evaluasi secara berkala mengikuti tren dan mekanisme pasar.
-
Apa saja jenis BBM yang mengalami penurunan harga? Harga BBM jenis Pertamax, Pertamax Green 95, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex turun sedangkan untuk Pertalite atau BBM subsidi tidak mengalami perubahan.
-
Kenapa harga BBM naik drastis di tahun 1965? Dalam buku autobiografinya, Ibnu Sutowo yang saat itu menjabat sebagai Direktur Utama PT Pertamina (persero) mengaku mendapatkan instruksi dari Wakil Perdana Menteri III yang merangkap Menko Kompartemen Pembangunan, Chaerul Saleh, untuk menandatangani sebuah perintah menaikkan harga bensin dari Rp4 menjadi Rp250 per liter. Dengan demikian, kenaikan harga bensin itu lebih dari 60 kali lipat atau mencapai 6.250 persen.
"Saya rasa akan berat ya. Selama kita tidak mau menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) akan sulit sekali untuk kita mencapai itu. Saya rasa bagus ya pemerintah optimis tapi saya rasa akan berat. Kenapa karena kita masih bergantung pada impor sangat besar. Sehingga kita mau genjot ekspor seperti apapun akan sulit," katanya saat ditemui di Kantornya, Jakarta, Rabu (5/12).
Shinta mengatakan, sebagai pelaku usaha pihaknya terus mendukung peningkatan ekspor. "Tapi kita dari dunia usaha kan terus mendukung ya kan. Ini kan percuma kita komplain saja tanpa ada solusi mau apa. Jadi kita berjalan makanya gimana sih caranya menaikkan, kita menggenjot pangsa ekspor kita lebih banyak," imbuhnya.
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan tren penurunan defisit current account akan terus berlanjut di tahun 2019. Pihaknya memprediksi defisit current account pada 2019 akan berada di bawah 2,5 persen.
"Tahun ke depan bagaimana? Langkah yang tadi dilakukan dan juga langkah-langkah stabilisasi moneter dan juga fiskal itu akan membawa CAD di tahun 2019 lebih turun lagi, yang kami perkirakan 2,5 persen dari PDB," tandasnya.
Baca juga:
Kemenkeu Optimistis Defisit APBN 2018 di Bawah 2 Persen
Oktober 2018, Defisit APBN Capai Rp 237 Triliun
Penjelasan Menko Darmin Soal Pelebaran Defisit Transaksi Berjalan Capai USD 8,8 M
Defisit Transaksi Berjalan Melebar 3,37 Persen, Ini Kata Sri Mulyani
Sri Mulyani: Defisit transaksi berjalan bukan sebuah dosa
Jokowi buka pameran dagang: Kita punya masalah bertahun-tahun tidak bisa diselesaikan