Penjualan turun, laba Indocement anjlok 17,7 persen di 2015
Laba bersih Indocement tercatat Rp 4,35 triliun dibanding tahun sebelumnya Rp 5,29 triliun.
PT Indocement Tunggal Prakarsa mencatat volume penjualan domestik sebesar 17,1 juta ton pada 2015 di mana 7,7 persen lebih rendah dari penjualan tahun lalu. Sementara itu, permintaan semen domestik nasional naik sekitar 1,8 persen, sehingga pangsa pasar perusahaan menurun dari 30,4 persen di 2014 menjadi 27,5 persen di 2015.
Direktur Utama Indocement Christian Kartawijaya mengatakan penurunan volume penjualan ini juga menyeret laba periode berjalan sepanjang 2015 sebesar 17,7 persen menjadi Rp 4,35 triliun dibanding tahun sebelumnya Rp 5,29 triliun.
-
Apa yang menunjukkan pertumbuhan industri manufaktur Indonesia? Geliat pertumbuhan ini dapat terlihat dari peningkatan permintaan baru yang menunjukkan aktivitas produksi yang semakin terpacu.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya? Jika dibandingkan dengan kuartal II-2022, ekonomi RI mengalami perlambatan. Sebab tahun lalu di periode yang sama, ekonomi mampu tumbuh 5,46 persen (yoy).
-
Mengapa pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 meningkat dibandingkan dengan kuartal I-2023? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,” terang Edy.
-
Bagaimana pertumbuhan industri di Sidoarjo berkontribusi terhadap perekonomian daerah? Pertumbuhan industri di Sidoarjo telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian daerah dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat setempat.
-
Apa yang mendorong pertumbuhan pesat industri game di Indonesia? Dengan semakin berkembangnya digitalisasi dan jumlah pemain game yang bertambah, serta dukungan dari ekosistem yang kuat, kedua industri ini diprediksi akan terus tumbuh dengan pesat.
-
Mengapa industri tembakau dianggap vital bagi perekonomian Indonesia? Setidaknya dalam beberapa tahun terakhir, industri tembakau telah berkontribusi kepada penerimaan negara sebesar ratusan triliun rupiah setiap tahunnya.
"Hasil usaha perusahaan dalam melakukan efisiensi biaya, khususnya dalam pengurangan biaya-biaya tetap yang cukup signifikan, mengoperasikan klin yang paling efisien, dan mengutamakan pasokan ke pasar. Namun dampak lemahnya permintaan semen turut mempengaruhi juga nilai nominal," ujar dia di Jakarta, Jumat (18/3).
Pada saat konsumsi domestik melambat, volume penjualan semen dan klinker ekspor lebih tinggi sebesar 36,9 persen dari 156.000 ton pada 2014 menjadi 213.000 ton pada 2015. Total volume penjualan perusahaan pada 2015 turun 7,3 persen menjadi 17,3 juta ton dibanding tahun 2014 sebesar 18,7 juta ton.
Pendapatan bersih juga turun 11 persen menjadi Rp 17,7 triliun dibanding 2014 sebesar Rp 19,9 triliun. Hal ini diakibatkan rendahnya volume penjualan domestik sebsar 7,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya dengan penurunan harga rata-rata pada tahun ini sebesar 4,4 persen.
(mdk/sau)