Per 21 November, PNM Layani 5,8 Juta Nasabah Perempuan Prasejahtera
PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM telah melayani sebanyak 5.808.081 juta nasabah Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera) per 21 November 2019. Nasabah yang dilayani PNM Mekaar merupakan perempuan pra sejahtera pelaku usaha mikro.
PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM telah melayani sebanyak 5.808.081 juta nasabah Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera) per 21 November 2019. Nasabah yang dilayani PNM Mekaar merupakan perempuan pra sejahtera pelaku usaha mikro.
Direktur utama PNM, Arief Mulyadi menyebutkan pinjaman yang diberikan untuk nasabah Mekaar adalah Rp2 juta hingga Rp5 juta. Sementara itu untuk plafon Rp7-10 juta diberikan untuk nasabah Mekaar Plus yang baru berjalan 3 bulan terakhir ini.
-
Kapan Ibu Utami memulai bisnis anyaman? Ia memulai bisnis anyaman pada Maret 2020 dengan modal Rp200 ribu.
-
Kapan Ibu Rumah Tangga ini memulai usaha kulinernya? Dhita, ibu rumah tangga di Tulungagung, Jawa Timur sempat kebingungan karena usaha toko jilbab yang ia jalankan bersama suami sepi akibat pandemi.
-
Mengapa Ibu Rumah Tangga ini memilih untuk membuka usaha di rumah? Dhita sendiri punya banyak waktu luang di rumah. Saat memikirkan usaha baru demi menyelamatkan nasib karyawan toko jilbabnya, tercetuslah ide berjualan olahan ikan tongkol.
-
Bagaimana PNM mendorong nasabah untuk saling membantu dalam usaha? Kami membangun mereka untuk saling peduli sesama temannya. Kami dorong mereka saling bersinergi dalam berusaha. Kalau ada di antara mereka yang usahanya kurang maju, maka temannya akan bantu. Minimal mereka tidak menanggung kewajiban di antara mereka yang kurang maju tadi
-
Apa yang dilakukan PNM untuk nasabahnya? Kegiatan pemberangkatan Ibadah Umroh ini juga diberikan kepada 233 orang terdiri dari karyawan, nasabah, dan keluarga yang telah memberikan banyak kontribusi kepada perusahaan.
-
Bagaimana PNM membantu Isrofiyah hingga dia bisa kembali menebus rumahnya? "Alhamdulilah, sekarang plafond pinjaman saya sudah di Rp 9.000.000 dan rumah yang kami gadaikan dapat kami kembalikan, semuanya karena pinjaman dari PNM Mekaar," ucap Isrofiyah
"Karena kami punya pertimbangan bahwa para ibu ini punya kemampuan produktif untuk berusaha, cuma mereka sangat sulit mengakses lembaga-lembaga keuangan yang pada akhirnya mereka berhadapan dengan bank ucek-ucek, kan kasian," kata dia dalam sebuah acara diskusi di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (22/11).
Selain itu, usaha para ibu-ibu selalu berorientasi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga. Sebab mereka tidak mempunyai akses untuk bekerja di perusahaan sehingga harus memiliki usaha sendiri meskipun kecil-kecilan.
"Mau kerja tidak punya ijazah, jadi mereka terpaksa berusaha. Usahanya tuh karena terpaksa (demi memenuhi kebutuhan), mereka tidak lahir dan bercita-cita untuk jadi pengusaha," ujarnya.
Untuk memulai usaha, tentu para ibu-ibu ini memerlukan modal. Sementara akses mereka untuk memperoleh pinjaman dari perbankan tidak memenuhi kriteria atau bankable.
"Ke lembaga keuangan kita sama-sama tahu ada persyaratan atau mungkin jaminan yang mereka tidak bisa siapkan," ujarnya.
Dengan adanya program Mekaar ini diharapkan para ibu-ibu pra sejahtera tersebut dapat memulai dan memiliki usaha untuk membantu kelangsungan hidup keluarga dan masa depan pendidikan anak-anak mereka. "Untuk menciptakan generasi yang akan datang bagaimana mereka mendidik dan memfasilitasi putra putrinya untuk mendapatkan pendidikan yang layak," ujarnya.
Pelatihan Bisnis
Selain mendapat pinjaman modal, nasabah Mekaar juga diberikan coaching atau pelatihan bisnis agar usaha yang mereka tekuni berjalan lancar.
Nasabah Mekaar didampingi oleh 30.805 account officer (AO) atau tenaga pendamping lapangan yang tersebar di 2.169 kantor layanan di seluruh Indonesia. PNM telah mencatatkan penyaluran pembiayaan Mekaar sebesar Rp17,5 triliun, dengan total outstanding mencapai Rp10,6 triliun, atau akumulasi Rp30,76 triliun.
Selain itu, dijelaskan juga perkembangan produk ULaMM (Unit Layanan Modal Mikro) sebagai solusi pengembangan usaha bagi pelaku UMKM di tanah air.
Sedangkan untuk ULaMM, PNM mencatatkan akumulasi penyaluran sebesar 25,5 triliun, dengan nilai outstanding 6,7 triliun. PNM memiliki 73.172 nasabah aktif ULaMM yang dilayani di 690 kantor layanan. Hingga saat ini PNM memiliki total asset Rp24,8 triliun, dengan total liabilitas sebesar Rp21,1 triliun, total ekuitas sebesar Rp2,8 triliun.
Dapat Dana Segar Rp1,35 Triliun
PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM mendapat utang sebesar Rp1,35 triliun, melalui penerbitan obligasi berkelanjutan III tahap II tahun 2019.
Direktur Utama PNM Arief Mulyadi mengatakan, penerbitan obligasi tahap II 2019 dilakukan dalam dua seri, yaitu seri A, dengan obligasi yang ditawarkan adalah sebesar Rp586,5 juta dengan tingkat bunga tetap sebesar 8,40 persen. Jangka waktu obligasi Seri A adalah 3 tahun terhitung sejak tanggal emisi.
Seri B, Jumlah obligasi yang ditawarkan adalah sebesar Rp763,5 juta dengan tingkat bunga tetap sebesar 8,75 persen. Jangka waktu obligasi seri B adalah 5 tahun terhitung sejak tanggal emisi.
Realisasinya 2 minggu lalu baru terbitkan obligasi tidak besar Rp1 triliun, karena peminatnya banyak kita tambah Rp1,35 triliun," kata Arief, di Kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta, Jumat (22/11).
Menurutnya, dana yang didapat dari obligasi akan disalurkan untuk pembiayaan usaha masyarakat melalui program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) dan Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM) pada tahun depan.
"Obligasi untuk modal pembiayaan baik Mekaar dan ULaMM. Untuk obligasi yang sudah jatuh tempo sudah kita bayar di awal," tuturnya.
(mdk/azz)