Per Januari 2018, 17.096 MW dari proyek 35.000 MW pembangkit tengah dibangun
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, hingga 15 Januari 2018, program 35.000 megawatt (MW) yang telah beroperasi sebesar 1.358 MW. Di mana 466 MW dibangun oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan sisanya, sebesar 892 MW dari Independent Power Producer (IPP).
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, hingga 15 Januari 2018, program 35.000 megawatt (MW) yang telah beroperasi sebesar 1.358 MW. Di mana 466 MW dibangun oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan sisanya, sebesar 892 MW dari Independent Power Producer (IPP).
"Pembangkit 35.000 MW yang telah beroperasi tersebar di wilayah Sulawesi dengan total 538 MW, disusul Sumatera 455 MW, Maluku dan Papua 135 MW, Kalimantan 126 MW, sedangkan sisanya tersebar di wilayah Jawa, Bali dan Nusa Tenggara sebesar 104 MW," ungkap Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Agung Pribadi, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (29/1).
-
Mengapa Indonesia memprioritaskan pengembangan ekosistem Kendaraan Listrik (EV)? Pemerintah telah memprioritaskan pengembangan ekosistem Kendaraan Listrik (EV) dengan target 13 juta sepeda motor listrik dan 2 juta mobil listrik pada 2030.
-
Bagaimana PLN dan ACWA Power akan membangun proyek ini? Kesepakatan ketiga perusahaan ini akan berlangsung pada business matching di flagship event KTT ASEAN ke-43 yaitu ASEAN Indo Pacific Forum (AIPF) yang berlangsung pada 5 - 6 September 2023. Kerja sama ini juga menjadi bukti hubungan bilateral yang kuat antara Indonesia dan Arab Saudi.
-
Mengapa PLN, ACWA Power, dan Pupuk Indonesia berkolaborasi membangun proyek ini? Kerja sama ini juga menjadi bukti hubungan bilateral yang kuat antara Indonesia dan Arab Saudi.
-
Bagaimana Pertamina membangun infrastruktur hijau? Langkah konkrit perseroan dalam pengembangan infrastruktur hijau, lanjut Fadjar tidak hanya dilakukan dalam Pertamina Group, tetapi juga bersama BUMN yang tergabung dalam Indonesia Battery Corporation (IBC) dalam pengembangan pabrik baterai kendaraan listrik (EV).
-
Apa yang sedang dibangun oleh PLN untuk memfasilitasi penggunaan energi terbarukan di Indonesia? PLN sendiri saat ini sedang membangun green enabling supergrid yang dilengkapi dengan smartgrid dan flexible generations. “Karena adanya ketidaksesuaian antara lokasi energi terbarukan yang tersebar di Sumatera dan Kalimantan, serta jauh dari pusat demand yang berada di Jawa, maka kita rancang skenario Green Enabling Supergrid. Sehingga, potensi EBT yang tadinya tidak bisa kita manfaatkan, ke depan menjadi termanfaatkan. Selain itu, tentunya akan mampu membangkitkan kawasan dengan memunculkan episentrum ekonomi baru," jelas Darmawan.
-
Bagaimana Pertamina ingin membangun energi berkelanjutan? Dalam mewujudkan NZE 2060, imbuh Nicke, strategi Pertamina yang paling utama adalah bagaimana kita membangun atau memiliki sustainable energy. Sustainable artinya adalah semua material dan bahan bakunya dimiliki Indonesia, suplainya harus ada dan kemudian kita memiliki kemampuan untuk mengolahnya menjadi energi yang lebih baik.
Agung juga menyampaikan bahwa saat ini sebanyak 17.096 MW sudah memasuki tahap konstruksi. Sebesar 5.657 MW oleh PLN dan 11.439 yang berasal dari pengembang swasta.
"Dari Proyek 35.000 MW, 17.096 MW atau sekitar 48 persen sudah masuk tahap konstruksi. Sementara 12.724 MW lainnya sudah kontrak namun belum kontruksi. Jadi yang belum melakukan kontrak atau Power Purchase Agreement hanya 4.682 MW. Ini trennya jelas, positif. Sekitar 20.000 MW diantaranya ditargetkan beroperasi pada 2019," terang Agung.
Di samping Proyek 35.000 MW terdapat juga pembangunan pembangkit yang berasal dari Fast Track Program (FTP) tahap 1 dan 2 serta Program Reguler yang berjumlah sekitar 7.800 MW. Agung menjelaskan, ketiga program tersebut, sebesar 6.395 MW di antaranya telah beroperasi.
Sebagaimana diketahui, program 35.000 MW sangat berkontribusi terhadap rasio elektrifikasi. Hingga akhir 2017, raihan rasio elektrifikasi Nasional mencapai 95,35 persen. Angka ini lebih tinggi dari target yang ditetapkan, yaitu 92,75 persen.
Seperti diketahui, ketersediaan listrik yang memadai, merata dan harga yang terjangkau akan meningkatkan pertumbuhan investasi dan ekonomi masyarakat. Untuk itu, salah satu program prioritas pemerintah di bidang ketenagalistrikan adalah program pembangunan pembangkit listrik 35.000 MW.
Baca juga:
ESDM: Proyek pembangkit 35.000 MW baru beroperasi 3 persen
Mulai hari ini, listrik di Pulau Selat Nasik Belitung nyala 24 jam
Jepang tawarkan teknologi pengolah batu bara kualitas rendah untuk proyek 35.000 MW
PLN ungkap alasan melempemnya proyek 35.000 MW
Schneider Electric donasikan panel tegangan menengah untuk 30 perguruan tinggi
Temui Jokowi, bos PLN lapor 4.000 lebih desa telah dialiri listrik
Pengusaha minta pemerintah konsisten terapkan kebijakan di proyek 35.000 MW