Perjalanan Hidup Orang Terkaya ke-25 di Dunia, Dulu Sopir Angkot Kini Tajir Melintir Hartanya Rp1.133 Triliun
Melansir laman Forbes, pria ini menempati peringkat ke-25 orang terkaya di dunia dengan total kekayaan USD 71 billion.
Pengusaha asal Indonesia ini berhasil masuk ke dalam daftar 25 orang terkaya di dunia.
- Daftar Terbaru Orang Terkaya Indonesia di 2024, Peringkat Satu Hartanya Berlimpah Capai USD 43,4 miliar
- Jadi Orang Terkaya di Indonesia, Ini Sederet Sumber Kekayaan Miliarder Prajogo Pangestu
- Ini Orang Paling Kaya di Dunia yang Pernah Ada, Jumlah Harta Sampai Tak Bisa Dihitung
- Orang Kaya Dunia Ini Buktikan Uang Tak Bisa Beli Kebahagiaan
Perjalanan Hidup Orang Terkaya ke-25 di Dunia, Dulu Sopir Angkot Kini Tajir Melintir Hartanya Rp1.133 Triliun
Pengusaha asal Indonesia bernama Prajogo Pangestu berhasil masuk ke dalam daftar 25 orang terkaya di dunia.
Melansir laman Forbes, Prajogo menempati peringkat ke-25 orang terkaya di dunia dengan total kekayaan USD 71 billion.
Artinya, mantan sopir angkot ini memiliki total kekayaan senilai Rp1.133 triliun. Nilai kekayaan Prajogo Pangestu tersebut dihitung dengan asumsi kurs Rp15.964 per dolar AS.
Berikut perjalanan bisnis Prajogo Pangestu:
Dirangkum dari berbagai sumber, Prajogo Pangestu atau dikenal dengan Phang Djoen Phen, lahir di Bengkayang, Kalimantan Barat, pada tanggal 13 Mei 1944.
Dia lahir dari keluarga sederhana lantaran profesi orang tuanya yang hanya merupakan pedagang karet.
Bahkan, Prajogo Pangestu hanya bisa mengenyam pendidikan pada tingkat menengah pertama karena keterbatasan ekonomi.
Dia pun harus rela menjalani sejumlah profesi untuk menyambung hidup, termasuk menjadi sopir angkot.
Prajogo bertemu dengan pengusaha kayu dari Malaysia bernama Bong Sun On atau Burhan Uray pada tahun 1960 untuk bekerja di perusahaan miliknya.
Dari situlah, Prajogo bekerja di PT Djajanti Group pada tahun 1969 dan dipercaya untuk mengurus dan mengelola Hak Pengusaha Hutan (HPH) di Kalimantan Tengah.
Perusahaan ini terus bertahan hingga usianya ke-13 tahun. Prajogo pun mengubah nama perusahaannya menjadi Barito Pacific Timber.
Pengalamannya dan pengetahuannya soal kayu, membuat perusahaan ini terus berkembang.
Pencapaian terbesar Prajogo tepat sebelum krisis ekonomi tahun 1997, perusahaannya sangat berkembang pesat dan menjadi salah satu pengusaha kayu terbesar di Indonesia.
Pada tahun 2007, Barito Pacific mengakuisisi 70 persen perusahaan petrokimia Chandra Asri, yang juga berdagang di Bursa Efek Indonesia.
Pada tahun 2011 Chandra Asri bergabung dengan Tri Polyta Indonesia dan menjadi produsen petrokimia terintegrasi terbesar di Indonesia.
Selain itu, Prajogo Pangestu juga memiliki usaha pertambangan batu bara melalui Petrindo Jaya Kreasi.
Perusahaan ini telah melantai di bursa saham atau go public pada Maret 2023.
"Pangestu mencatatkan saham perusahaan energi terbarukan, Barito Renewables Energy, enam bulan kemudian pada Oktober 2023," tulis Forbes.