Perjalanan Metromini, Diinisiasi Soekarno Tahun 1962 Hingga Hilang Ditelan Zaman
Mentromini sempat mengangkut peserta Pesta Olahraga Negara Negara Berkembang atau Games of the New Emerging Forces (GANEFO).
Metromini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1962 oleh Gubernur Soemarno di Jakarta atas instruksi Presiden Sukarno
Perjalanan Metromini, Diinisiasi Soekarno Tahun 1962 Hingga Hilang Ditelan Zaman
Perjalanan Metromini di Jakarat
Generasi Alpa mungkin tidak banyak tahu tentang bus legendaris berwarna oranye biru, dengan garis tips warna putih. Bus itu adalah Metromini. Bus tersebut merupakan transportasi umum yang diandalkan bagi warga Jakarta di zamannya. Namun, keberadaan Metromini saat ini dapat dikatakan sudah punah seiring perkembangan zaman, sekaligus ulah kontroversi para pengemudi Metromini yang kerap menimbulkan korban jiwa.
- Buat Gempar Dunia, Begini Penampakan Pesta Olahraga Ganefo Buatan Soekarno Penantang Olimpiade Tokyo 1964
- Seorang Ibu Tega Tusuk Anak Sendiri yang Masih Umur 6 Tahun
- Jadi Saksi Kasus Dugaan Pemerasan Pimpinan KPK, Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar ke Jakarta
- Jenderal Polisi Bersama Kombes Terima Kedatangan Kondre, Pria Terkenal Biasa Disapa Komandan
Metromini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1962 oleh Gubernur Soemarno di Jakarta atas instruksi Presiden Sukarno sebagai kendaraan yang mengangkut peserta Pesta Olahraga Negara Negara Berkembang atau Games of the New Emerging Forces (GANEFO).
Usai perhelatan GANEFO, armada bus Metromini yang dahulu berwarna merah itu, tetap beroperasi.
Di tahun 1964, Gubernur Henk Ngantung menitipkan operasional Metromini kepada perusahaan swasta seperti Arion Indonesia Transport. Namun manajemen Metromini di bawah Arion Indonesia Transport tak mampu mengelola dengan baik.
Pada tahun 1976, atas mandat Gubernur Jakarta Ali Sadikin memandatkan operasional Metromini berstatus resmi di bawah sebuah PT yang didirikan bersamaan dengan Koperasi Angkutan Jakarta (Kopaja).
Pada tahun 1980, Metromini dan Kopaja melalukan peremajaan setiap armada. Bus-bus yang tua diganti dengan yang bus baru produksi Toyota dan Mitsubishi.
Tahun 1980 hingga 1990-an menjadi masa kejayaan Metromini. Sebab saat itu Metromini menawarkan tarif murah dan flat untuk sekali jalan. Pada tahun 1982, tarif Metromini untuk penumpang umum sebesar Rp100 per trayek, sementara bagi pelajar dikenakan tarif Rp25.
Pada April 1996, tarif Metromini naik menjadi Rp400 untuk umum, dan untuk pelajar Rp100. Tarif untuk pelajar tetap bertahan sejak tahun 1990.
Memasuki tahun 2014 Metromini kembali melakukan penyesuaian tarif menjadi Rp4.000 untuk umum dan Rp2.000 untuk pelajar. Pada tahun 2016 tarif turun menjadi Rp3.800 hingga Rp3.500.
Nasib Metromini semakin terpojok dengan diterbitkannya Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2014 tentang Transportasi, yang mengamanatkan semua angkutan umum harus diremajakan setelah 10 tahun. Sementara di lapangan, usia bus Metromini rerata diperkirakan lebih dari 10 tahun.
Era Gubernur DKI, Basuki Thahaja Purnama, dia mengimbau pengusaha Metromini bergabung dengan Transjakarta.
"Saya sudah capek ngomongin-ngomongin, dan memang kemarin itu ada permainan secara tanda kutip," kata Basuki di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (5/12).
Basuki menyebut, selama ini ulah pengusaha, sopir dan kernet Metromini selalu membuat dia naik pitam.
Bahkan, ketika diminta untuk bergabung, pengusaha metromini selalu berdalih, padahal 99 persen bus Metromini yang sebenarnya tidak laik jalan.