Permintaan Makanan dan Minuman Diprediksi Naik 30 Persen di Momen Ramadan dan Lebaran 2024
Untuk tahun 2024 ini, kenaikan permintaan berbagai komoditas terbilang wajar karena sudah terdeteksi satu bulan sebelum Ramadan.
Di tahun 2023, ada banyak perusahaan yang mengungkapkan lonjakan order di minggu kedua bulan puasa.
Permintaan Makanan dan Minuman Diprediksi Naik 30 Persen di Momen Ramadan dan Lebaran 2024
Permintaan Makanan dan Minuman Diprediksi Naik 30 Persen di Momen Ramadan dan Lebaran 2024
- Riset: Konsumsi Masyarakat Tetap Stabil di Lebaran 2024 Meski Alami Tekanan Inflasi dan Kenaikan Harga
- Masyarakat Banyak Belanja saat Ramadan dan Lebaran, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II-2024 Bakal Meroket
- Penjelasan Lengkap BPS soal Inflasi Tinggi pada Ramadan Tahun Ini
- Inflasi Maret 2024 Meroket Dipicu Mahalnya Harga Makanan
Perusahaan software enterprise resource planning (ERP) asli Indonesia, Ukirama mencatat adanya kenaikan permintaan atau demand yang signifikan dari konsumen berbagai komoditas selama Ramadan 2024 ini, dibandingkan beberapa tahun ke belakang.
Ini selaras dengan data Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) yang mengungkapkan kenaikan permintaan di antara peritel sebanyak 30 persen.
"Customer kami, terutama di bidang makanan dan minuman, mengantisipasi lonjakan permintaan sekitar 30 persen. Di momen Ramadan dan Lebaran ini, sistem atau software bisnis seperti ERP jadi sangat penting,” kata Direktur Ukirama, Kevin Eka Putra di Jakarta.
Ukirama juga mengungkap bahwa di tahun 2023, ada banyak perusahaan yang mengungkapkan lonjakan order di minggu kedua bulan puasa.
Kenaikan permintaan yang datang 'terlambat' ini bisa diatasi dengan adanya sistem ERP yang mampu memonitor penjualan secara real time di setiap cabang.
Untuk tahun 2024 ini, kenaikan permintaan berbagai komoditas terbilang wajar karena sudah terdeteksi satu bulan sebelum Ramadan.
Kenaikan harga dan permintaan di bulan puasa ini juga tercermin dari harga bahan pokok seperti beras.
Terlebih lagi, di tahun 2024 ini kenaikan permintaan diperkirakan lebih tinggi dibanding tahun 2023 maupun 2022, karena daya beli masyarakat yang membaik sejak pulih dari dampak pandemi.
Berbagai pengusaha ritel pun melihat potensi meraih keuntungan, salah satuya dengan pengelolaan stok yang baik. Para pengusaha ini melakukan melakukan trend forecast (prakiraan tren) atas permintaan konsumen berdasarkan data dari tahun-tahun sebelumnya, sehingga stok dan cash flow bisa dipersiapkan.
Salah satu cara yang digunakan berbegai perusahaan, adalah dengan memakai aplikasi ERP. Software bisnis ERP memudahkan perusahaan untuk mengatasi pergerakan stok bahan baku dan barang yang bertambah cepat, menggunakan fitur manajemen gudang (supply chain).
Sejak 2016, Ukirama terus membuat inovasi dengan menghadirkan software ERP yang canggih, mudah digunakan, serta didukung tim support yang andal.
Dengan modul-modul seperti dashboard business intelligence, inventory management, manufacturing, hingga payroll, Ukirama ERP saat ini sudah digunakan oleh ratusan perusahaan dan ribuan user di Indonesia dari berbagai industri seperti retail, jaringan restoran dan kafe, manufaktur, retail, kontraktor, hingga distributor.