Pertemuan Meja Bundar Borneo, Arsjad Rasjid Jadikan IKN Nusantara Pusat Ekonomi Hijau di ASEAN
Pada pertemuan kedua ini, perwakilan tiga negara ASEAN di Kalimantan secara resmi mendukung kerja sama.
Calon ibu kota Indonesia masa depan, akan diresmikan pada 17 Agustus 2024, bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Indonesia ke-89.
Pertemuan Meja Bundar Borneo, Arsjad Rasjid Jadikan IKN Nusantara Pusat Ekonomi Hijau di ASEAN
Pertemuan Meja Bundar Borneo, Arsjad Rasjid Jadikan IKN Nusantara Pusat Ekonomi Hijau di ASEAN
ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) Indonesia bersama ASEAN-BAC Brunei Darussalam kembali menyelenggarakan pertemuan Borneo Business Roundtable (BBR) atau Meja Bundar Bisnis Borneo 2023, yang diselenggarakan pada Selasa (5/9), di Hotel Sultan Jakarta.
Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) sekaligus Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), Arsjad Rasjid mengatakan, pertemuan Meja Bundar Bisnis Borneo ini mempertemukan para pemangku kepentingan 3 negara ASEAN yang berada di Borneo atau Pulau Kalimantan, yakni Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam.
- Ikuti Pertemuan Menteri APEC 2023, Mendag Zulhas Serukan Reformasi WTO Hingga Isu Kemanusiaan
- CSIS Ungkap Manfaat untuk Ekonomi Indonesia Jika Bergabung dengan OECD
- Kemendag Luncurkan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif dengan Peru
- Menkop Teten: Kasihan, Masih Banyak UMKM Kita yang Kerja Serba Sendiri
Arsjad menjelaskan, dalam pertemuan ini mendiskusikan langkah-langkah konkret meningkatkan perdagangan intra-Kalimantan, menarik Investasi Asing Langsung atau Foreign Direct Investment (FDI), dan rencana penyelenggaraan Borneo Business Summit di Pontianak, Kalimantan Barat, pada bulan November mendatang.
"Merupakan kehormatan bagi saya untuk berdiri di hadapan Anda hari ini, saat kita berkumpul membahas peluang penting bagi kawasan kita, pertumbuhan lanskap perdagangan Kalimantan, dan penguatan hubungan ekonomi melalui kerja sama," ucap Arsjad.
Arsjad menuturkan bahwa gugus tugas kolaboratif yang terdiri dari perwakilan mitra BEC akan dibentuk untuk meningkatkan kolaborasi dengan tujuan yang koheren dan selaras dalam membentuk pulau yang dinamis, menjadi episentrum Ekonomi Hijau di ASEAN, yang dibangun berdasarkan tujuan pembangunan berkelanjutan bersama untuk kesejahteraan masyarakat dan pelestarian lingkungan hidup."Diskusi hari ini akan membahas topik-topik penting, memberikan wawasan tentang Nusantara, ibu kota baru Indonesia yang visioner, yang akan diresmikan pada tahun 2024, dan membayangkan kemungkinan ibu kota ini bagi negara tetangga dan komunitas bisnis kita," ujar Arsjad.
Arsjad mengatakan, Ibu Kota Nusantara, calon ibu kota Indonesia masa depan, akan diresmikan pada 17 Agustus 2024, bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Indonesia ke-89. Kota baru ini akan dikembangkan sebagai pusat perkotaan yang inklusif, hijau dan berkelanjutan, dengan lebih dari 75 persen wilayah administratifnya tetap hijau.
Menurut Arsjad, Kalimantan adalah pulau terbesar di Asia dan terbesar ke-3 di dunia. Dengan jumlah penduduk sekitar 24 juta jiwa di 3 negara yang mendiami Kalimantan, terdapat potensi yang signifikan untuk meningkatkan perdagangan di Brunei Darussalam, Kalimantan, Labuan, Sabah, dan Sarawak.
Tujuan utama BEC adalah untuk memajukan Sentralitas ASEAN Indonesia dan melanjutkan proyek-proyek prioritas dan warisan ASEAN Indonesia Tahun 2023 di tingkat sub-regional, termasuk Transformasi Digital, Pembangunan Berkelanjutan, dan Fasilitasi Perdagangan dan Investasi, pemanfaatan teknologi digital, dan bidang lainnya.
"Sebagai pemimpin, CEO, dan pemangku kepentingan, kita harus menciptakan lingkungan pertumbuhan inklusif dan kerja sama tanpa batas. Saya menghargai komitmen Anda terhadap BEC dalam pertemuan meja bundar ini. Diskusi hari ini melampaui aspirasi ekonomi. Kalimantan menjadi pusat kehidupan kita dan warisan yang kita lewati aktif," terang Arsjad.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua ASEAN-BAC Brunei Darussalam, Haslina Taib menjelaskan BEC bertujuan untuk berfungsi sebagai asosiasi bisnis yang inklusif dan berbasis keberlanjutan bagi perusahaan-perusahaan di Kalimantan dan para profesional di bidang-bidang yang sedang berkembang, seperti mereka yang terlibat dalam gig economy, pembuatan konten, dan kerja jarak jauh.
Haslina mengatakan, tujuan ini akan diwujudkan melalui berbagai inisiatif, termasuk namun tidak terbatas pada, pasar dan program yang dirancang untuk mengurangi hambatan masuk bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), usaha pedesaan dan sosial, serta digital nomads dan individu terampil.
"Kami tetap berkomitmen untuk mendorong keberlanjutan regional di ASEAN, mengatasi tantangan bisnis di Pulau Kalimantan, dan meningkatkan kolaborasi, baik di dalam maupun di luar Kalimantan," kata Haslina.
Sebagai informasi, ini merupakan pertemuan kedua kalinya, setelah pertemuan pertama yang sukses di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam, pada tanggal 28 April 2023. Pada pertemuan kedua ini, perwakilan tiga negara ASEAN di Kalimantan secara resmi mendukung Kerja Sama.Hal ini bertujuan untuk membentuk Masyarakat Ekonomi Kalimantan (BEC). Inisiatif ini juga dirancang untuk mempromosikan strategi bersama yang akan merangsang pembangunan ekonomi di wilayah Kalimantan dan mendorong hubungan lintas batas.