Pesawat CN235-220 Berbahan Bakar Campuran Sawit Uji Terbang, Ini Hasilnya
Manager Proyek, Eko Budi Santoso mengatakan, uji terbang dilakukan pada ketinggian 10.000 kaki dengan lama terbang 1 jam 20 menit sesuai tes squence di sekitar Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat.
Uji terbang pesawat perdana CN235-220 yang memakai bahan bakar campuran minyak inti sawit 2,4 persen dengan nama produk Bioavtur J2.4 sukses dilakukan oleh tim penguji pesawat dari PT Dirgantara Indonesia (Persero).
Manager Proyek, Eko Budi Santoso mengatakan, uji terbang dilakukan pada ketinggian 10.000 kaki dengan lama terbang 1 jam 20 menit sesuai tes squence di sekitar Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat.
-
Kapan perusahaan kelapa sawit PT Salim Ivomas Pratama Tbk didirikan? Perusahaan ini didirikan tahun 1992, dan saat ini memiliki luas lahan kelola sawit seluas 253.061 hektare.
-
Apa yang menjadi salah satu solusi untuk kemacetan di Jakarta? Wacana Pembagian Jam Kerja Salah satu ide yang diusulkan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono adalah pembagian jam masuk kerja para pekerja di Jakarta. Menurutnya, cara itu bisa mengurangi kemacetan hingga 30 persen.
-
Di mana Widodo merintis usaha kerajinan limbah kayu jati? Setelah pensiun tahun 1994, ia pindah ke Desa Tempurejo, Kabupaten Boyolali. Saat pensiun itulah Widodo merintis usaha kerajinan yang diolah dari limbah kayu jati.
-
Kapan Kota Tua Jakarta didirikan? Sejarah Kota Tua Jakarta berawal pada 1526, ketika Fatahillah, seorang komandan dari Kesultanan Demak, menyerang Pelabuhan Sunda Kelapa yang merupakan milik dari Kerajaan Pajajaran.
-
Kenapa PT Sasa Inti didirikan? Kehadiran PT Sasa Inti sendiri sebagai respons atas meningkatnya permintaan makanan yang mudah dibuat dan lezat.
-
Kapan PT Sasa Inti didirikan? PT Sasa Inti kemudian resmi didirikan di tahun 1972 dan setahun setelahnya, mereka mendirikan pabrik kedua di Gending.
"Hari ini telah dilaksanakan uji terbang pertama pesawat CN 235-220 FTB yang menggunakan bahan bakar bioavtur di engine kanan," ujarnya dikutip dari Antara, Kamis (9/9).
Eko mengungkapkan, uji terbang berjalan sangat baik tanpa ada gangguan mesin. Saat ini, kondisi mesin masih bisa beroperasi secara normal. Setelah pengujian hari ini, Jum'at besok, tim akan melakukan uji terbang pada ketinggian 16.000 kaki.
"Alhamdulillah test flight perdana lancar dan sukses. Kami belum menganalisa efisiensi bioavtur, umumnya kalau pakai Avtur Jet A-1 per jam sekitar 225-250 liter," ungkap Eko.
Sementara itu Pilot Tim Penguji Kapten Adi Budi Atmoko mengatakan bahwa uji terbang telah terlaksana 100 persen dengan hasil seluruhnya dalam keadaan normal dan masuk ke dalam limitasi tidak ada engine surge atau flameout.
Dia menjelaskan pengujian diawali start engine kiri dan kanan semua parameter mesin normal, kemudian dilanjutkan taxi dan take-off menuju area uji Sukabumi dengan ketinggian 10.000 kaki.
Engine Parameter
Tes dilanjutkan dengan melakukan engine parameter test dari flight idle sampai maximum cruise power, semua dalam keadaan normal tidak ada ubnormality.
Kemudian tim juga melakukan pengujian akselerasi dan decelerasi power dengan hasil semua engine data antara kiri dan kanan menunjukkan relatif sama. Artinya, tidak ada perbedaan antara engine kiri yang tangkinya diisi bahan bakar Jet A1 dan kanan yang diisi dengan bioavtur.
"Setelah rangkaian tes dilakukan, engine dimatikan dan setelah diketahui engine dalam keadaan normal, dilaksanakan start engine kembali yang hasilnya bagus sampai engine stabilize lagi," ujar Adi.
(mdk/idr)