Pilih beli atau sewa rumah, ini untung ruginya untuk generasi milenial
Country General Manager Rumah123.com, Ignatius Untung, mengungkapkan saat ini sesungguhnya biaya yang dikeluarkan untuk menyewa rumah tidak terlalu berbeda jauh dengan biaya untuk menyicil rumah. Hal ini kerap tidak disadari para milenial.
Country General Manager Rumah123.com, Ignatius Untung, mengungkapkan saat ini sesungguhnya biaya yang dikeluarkan untuk menyewa rumah tidak terlalu berbeda jauh dengan biaya untuk menyicil rumah. Hal ini kerap tidak disadari para milenial.
"Biaya sewa di daerah Jabodetabek itu berkisar dari 36 persen hingga 56 persen dari besaran cicilan," ungkapnya di Kantor Rumah123.com, Jakarta Selatan, kemarin.
-
Kenapa harga tanah dan rumah di Indonesia semakin mahal? Jumlah penduduk di Indonesia terus meningkat, khususnya di kota-kota besar, mengakibatkan ketersediaan lahan atau tanah semakin terbatas. Dampaknya, harga rumah dan tanah yang naik setiap tahunnya.
-
Kapan Pemilu Proporsional Tertutup diterapkan di Indonesia? Sistem pemilu proporsional tertutup adalah sistem pemilihan yang memungkinkan rakyat untuk memilih partai, namun tak bisa memilih wakil rakyat secara personal. Sistem ini sempat dianut oleh Indonesia antara tahun 1955 hingga Pemilu 1999.
-
Mengapa Hartono bersaudara melebarkan bisnis ke sektor properti? Belum puas bisnis tersebut, kakak beradik ini melebarkan sayap lagi ke bisnis properti.
-
Kenapa Indonesia rentan terhadap gempa bumi? Indonesia berada dalam batas 3 lempeng tektonik besar, yaitu: lempeng India-Australia, Eurasia, dan Pasifik.
-
Mengapa investasi properti di Lampung menjadi pilihan yang menjanjikan? Meskipun mengalami kenaikan, harga rumah di Bandar Lampung masih tergolong terjangkau dibandingkan dengan beberapa kota besar di Indonesia. Hal tersebut memberikan kesempatan bagi investor dan calon pembeli rumah untuk mendapatkan properti dengan harga yang kompetitif dan potensi untuk mendapatkan imbal hasil yang menguntungkan di masa depan.
-
Kenapa rumah ini dijual? Abdi menyebut jika alasan keluarganya menjual rumah tersebut karena terlalu besar dan kurang maksimal dalam pengelolaannya.
Hal ini, menurut dia, harus dipahami oleh masyarakat terutama generasi milenial. Sebenarnya hanya dengan mengeluarkan tambahan uang sedikit lagi, mereka sudah bisa memiliki rumah sendiri alias tidak perlu sewa.
"Ini memang perlu edukasi untuk generasi milenial kita. Sebenarnya untuk barang yang disewa, kalau dua kali saja sudah bisa punya ngapain sewa. Tidak ada yang edukasi mereka. Kamu tambahin sedikit lagi, sudah bisa jadi punya kamu," kata dia.
Dia pun mengatakan kepada generasi milenial yang sudah punya kemampuan menyicil rumah, untuk tidak menunda-nunda keinginannya memiliki rumah sendiri. Sebab, setiap tahun terjadi pengurangan ukuran rumah sebanyak 4 persen sampai 8 persen.
"Menunda membeli properti, siap-siap kehilangan 4 persen sampai 8 persen ukuran properti yang bisa dibeli setiap tahun. Karena semakin di tunda semakin mengecil," jelas dia.
"Satu tahun kita menunda membeli rumah yang ukuran 100 meter beli tahun depan dia beli dengan ukuran 92 sampai 96 meter. Tahun berikutnya turun lagi. Berikutnya turun lagi," sambungnya.
Oleh karena itu, menurutnya, semakin keinginan membeli rumah ditunda, malah semakin sulit bagi generasi milenial untuk memiliki rumah sendiri. "Semakin ditunda semakin tidak bisa. Terus ada yang bilang 'kakak saya bisa'. Bisa memang tapi ukurannya lebih kecil," tandasnya.
Baca juga:
Survei: Kebijakan pemerintah buat masyarakat optimis beli rumah
TOD Adhi Karya tawarkan hunian kurangi penggunaan kendaraan pribadi
Pasar properti Tanah Air diprediksi masih positif di 2018
Sampai awal Desember, program satu juta rumah Jokowi baru tercapai 765.120 unit
Ini jawaban pengembang mengapa tidak ada rumah murah di tengah kota
Di Festival Properti, Bank Mandiri tawarkan KPR bunga 5,9 persen
Menteri Basuki sebut perumahan kumuh banyak tersedia di perkotaan