PLN targetkan PLTU Pangkalan Susu beroperasi Oktober
PLTU ini disebut sebagai solusi permasalahan pemadaman listrik yang sering terjadi pada warga Medan.
PT PLN (Persero) menargetkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Pangkalan Susu dengan kapasitas 2x200 Mega Watt (MW) dapat beroperasi pada bulan Oktober tahun ini. Saat ini, pembangkit tersebut sedang menjalani masa pengujian setelah selesai dibangun.
"Pengujian memerlukan waktu enam bulan. Kalau lulus mata ujiannya, baru bisa dioperasikan," ujar Direktur Utama PLN Nur Pamudji di Gedung Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Selasa (8/4).
Nur mengatakan PLTU Pangkalan Susu nantinya akan menyediakan listrik untuk menerangi kawasan Sumatera bagian utara. Tetapi, hal itu harus didukung dengan pembangunan infrastruktur lain salah satunya pembangunan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (Sutet).
Terkait dengan hal ini, kata Nur, Menteri BUMN Dahlan Iskan telah mengumpulkan gubernur dan sejumlah kepala daerah di kawasan Sumatera Utara bersama sejumlah BUMN karya. Pertemuan ini membahas rencana pembangunan Sutet kapasitas 500 Kilo Volt (KV) yang akan mengalirkan listrik dari Muara Enim menuju Medan.
"Gubernur dan bupati mendukung dan siap mempermudah proses perizinan, juga pembebasan tanah karena persoalan yang sulit adalah dua ini," kata Nur.
Selanjutnya, Nur mengatakan, proyek Sutet ini dibangun pada tahun ini dan diperkirakan selesai pada bulan Oktober 2017. Menurut dia, survei rute akan dilaksanakan terlebih dulu pada bulan Mei tahun ini. "Survei butuh waktu 3 bulan. 3 bulan berikutnya kita bangun," ungkap Nur.
Selanjutnya, terang Nur, pembangunan Sutet ini akan dikerjakan oleh BUMN karya. Terkait kepemilikan, Nur mengaku PLN tidak memiliki saham dalam proyek tersebut.
"PLN tidak punya saham. Nanti dimiliki oleh BUMN karya dan perusahaan lain. PLN nanti sewa," ungkap dia.
Lebih lanjut, Nur menambahkan, proyek ini akan menelan biaya mencapai Rp 10 triliun. "Pendanaan akan diusahakan oleh BUMN karya dan bank," pungkas dia.
Baca juga:
Dahlan: Survei jalur tol listrik Sumatera rampung 3 bulan
Gali penerimaan, Ditjen Pajak gandeng BUMN dan BPJS tenaga kerja
Genjot elektrifikasi, Kemenkeu kaji pemecahan PLN
Kejar target, SBY minta krisis listrik di Sumut diselesaikan
Krisis listrik landa Sumut, Presiden SBY panggil gubernur
-
Bagaimana PLN mendukung transisi ke kendaraan listrik? PLN siap mendukung upaya pemerintah dalam mendorong ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Pengguna EV tidak perlu risau, sebab infrastruktur telah dibangun lebih merata. Apalagi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU), dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) telah siap, mudah dan nyaman digunakan.
-
Kapan PLN mulai mendukung ekosistem kendaraan listrik? PT PLN (Persero) berkomitmen untuk terus mendukung ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) yang berkembang pesat di Indonesia.
-
Apa strategi PLN dalam mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Indonesia? Dalam kesempatan tersebut, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo memaparkan strategi perseroan dalam mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA/ Hydropower) di tanah air."Sebagai negara kepulauan, Indonesia menyimpan beragam sumber energi baru terbarukan. Khusus energi air, sebagai salah satu sumber energi terbesar, Air memiliki potensi yang dapat dimanfaatkan hingga mencapai 95 GW, namun baru dimanfaatkan hanya sebesar 5,8 GW," papar Darmawan.
-
Bagaimana cara PLTA Ketenger menghasilkan listrik? Air yang sudah tertampung di kolam selanjutnya dialirkan untuk menggerakkan turbin yang kemudian menghasilkan listrik.
-
Apa yang menjadi pemicu semangat Jakarta Electric PLN untuk bangkit? Ketertinggalan menjadi sesuatu yang memacu semangat. Hal inilah yang berhasil dibuktikan oleh Jakarta Electric PLN yang berhasil comeback atas Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia.
-
Bagaimana PLN mendukung transisi energi di Indonesia? Dalam 2 tahun terakhir, PLN telah menjalankan berbagai upaya transisi energi. Di antaranya adalah membatalkan rencana pembangunan 13,3 Gigawatt (GW) pembangkit batubara, mengganti 1,1 GW pembangkit batubara dengan EBT, serta menetapkan 51,6% penambahan pembangkit berbasis EBT.