Presiden Jokowi Sebut Inflasi Akhir 2018 Capai 3,2 Persen
Presiden Joko Widodo memprediksi inflasi hingga akhir tahun mencapai 3,2 persen. Angka ini masih dalam range target tahunan pemerintah dalam Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) 2018 sebesar 3,5 plus minus 1 persen. Selain inflasi, pertumbuhan ekonomi dan defisit APBN juga akan terjaga.
Presiden Joko Widodo memprediksi inflasi hingga akhir tahun mencapai 3,2 persen. Angka ini masih dalam range target tahunan pemerintah dalam Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) 2018 sebesar 3,5 plus minus 1 persen.
"Inflasi kita akhir tahun ini perkiraan kita 3,2 persen," ujar Presiden Jokowi di Ritz Carlton, Jakarta, Senin (3/12).
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Kapan inflasi terjadi? Inflasi terjadi ketika harga barang dan jasa secara umum mengalami kenaikan yang terus-menerus dalam suatu periode waktu tertentu hingga mengurangi daya beli uang.
-
Kenapa peredaran mata uang Jepang di Sumatra menyebabkan inflasi? Di Provinsi Sumatra banyak beredar mata uang Jepang yang sudah menjadi alat tukar sehari-hari masyarakat. Akan tetapi, peredaran mata uang ini justru mengakibatkan inflasi, sehingga nilainya terus merosot dan harga-harga barang terus melambung.
-
Apa itu inflasi? Sekadar informasi, inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa, yang berdampak pada biaya hidup.
-
Bagaimana inflasi mempengaruhi nilai investasi? “Inflasi juga dapat memengaruhi nilai tukar. Negara-negara dengan tingkat inflasi rendah biasanya mengalami apresiasi nilai mata uang dibandingkan negara-negara dengan inflasi yang lebih tinggi,” ujar Kar Yong Ang.
-
Apa yang terjadi pada nilai tukar rupiah ketika Indonesia mengalami hiperinflasi di tahun 1963-1965? Di tahun 1963 hingga Soekarno lengser sebagai Presiden tahun 1965, Indonesia mengalami hiperinflasi sebesar 635 persen dengan nilai tukar rupiah saat itu berkisar Rp11 per USD1.
Presiden Jokowi mengatakan, selain inflasi, pertumbuhan ekonomi dan defisit APBN juga akan terjaga. Pertumbuhan ekonomi hingga akhir 2018 diprediksi akan berada di atas 5 persen dan defisit APBN sebesar 1,8 persen.
"Kondisi ini semakin baik defisit APBN kita tahun ini berapa bu menteri 1,8 persen, turun lagi karena pengelolaan fiskal kita yang sangat prudent yang sangat hati-hati," jelasnya.
Presiden Jokowi menambahkan, keterjagaan komponen ekonomi seperti inflasi ini juga untuk mendongkrak kepercayaan internasional terhadap Indonesia. Sehingga, ke depan dampaknya berpengaruh terhadap penguatan Rupiah.
Baca juga:
Inflasi November 0,27 Persen, Ini Kata Sri Mulyani
Tarif Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan Sumbang Inflasi Terbesar di November
BPS: Inflasi November 2018 sebesar 0,27 persen
Menko Darmin Prediksi Inflasi November di Bawah 3 Persen
Bos BI Prediksi Inflasi Capai 3,2 Persen di 2018
INDEF Sebut Inflasi Rendah Bukan Buah Kerja Pemerintah
Pemerintah Dituntut Beri Solusi Atasi Lonjakan Inflasi Akhir Tahun