Pria Ini Sejak Muda Suka Mengkritik Pemerintah, Sampai Dipenjara Hingga Kena Reshuffle Jokowi
Ini kisah perjalanan hidup Rizal Ramli yang menginspirasi.
Ini kisah perjalanan hidup Rizal Ramli yang menginspirasi.
Pria Ini Sejak Muda Suka Mengkritik Pemerintah, Sampai Dipenjara Hingga Kena Reshuffle Jokowi
Masyarakat Indonesia pasti mengenal Rizal Ramli sebagai Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya.
Namun, banyak juga yang mengenal Rizal Ramli sebagai sosok yang kritis terhadap sesuatu yang dianggapnya tidak berpihak pada kepentingan bangsa dan negara, sehingga dia mendapat julukan baru "Rajawali Ngepret".
-
Apa yang membuat kisah Muhammad Rizky Pratama menjadi inspirasi? Doa dari sang Ibu mampu menembus langit. Lantas bagaimana kisah selengkapnya? Melansir dari akun Instagram poldasumaterautara, Minggu (14/7), simak ulasan informasinya berikut ini. Polda Sumatera Utara membagikan kisah inspiratif dari pemuda yang berhasil menjadi polisi.
-
Apa yang membuat kisah ini menjadi inspiratif? Kisah anak sopir berhasil lolos seleksi anggota Polri ini sontak mencuri perhatian publik.
-
Siapa Rizma? Seorang guru SD Negeri 2 Karangmangu, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah bernama Rizma Uldiandari sempat viral pada 2016 lalu.
-
Kapan Ridwan Kamil menyelesaikan kuliahnya? Selanjutnya adalah potret Ridwan Kamil saat menyelesaikan Sarjana S-1 Teknik Arsitektur Institut Teknologi Bandung pada tahun 1995.
-
Kapan Rasulullah berziarah kubur? Rasulullah setiap kali giliran menginap di rumah ‘Aisyah, beliau keluar rumah pada akhir malam menuju ke makam Baqi’ seraya mengucapkan salam: Salam sejahtera atas kalian wahai penghuni kubur dari kalangan kaum mukmin.
-
Siapa yang menginspirasi dengan kisahnya? Perempuan 22 tahun itu baru saja mengikuti program Singapore-Indonesia Youth Leaders Exhange Program (SIYLEP). Dia didapuk menjadi Duta Pemuda Indonesia 2023 dan mewakili Provinsi Banten di Program Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) yang diselenggarakan oleh Kemenpora RI. Kisahnya turut menginspirasi. Banten provinsi wisata dan budaya Disampaikan Sheila, dirinya bersama 34 perwakilan dari berbagai daerah di Indonesia lainnya bertandang ke Singapura selama lima hari.SIEYLAP sendiri mengusung tema pariwisata yang dikenalkan secara maksimal oleh dirinya. "Sekaligus memperkenalkan tentang Banten dan mengenalkan potensi wisata Banten kepada delegasi Singapura.
Meski begitu, kisah hidup pria kelahiran Padang, Sumatera Barat, 10 Desember 1954 ini penuh inspirasi. Perjalanan hidup yang tak mudah pun tidak menyurutkan semangatnya untuk terus maju.
Tak lagi memiliki orang tua, Rizal kemudian tinggal bersama neneknya di Bogor, Jawa Barat. Di sana, dia saudara dan juga sepupunya membantu neneknya untuk beternak ayam, baik itu ayam petelur ataupun ayam broiler dan ayam potong.
Rizal kemudian memulai pendidikannya di SD Hutabarat Bogor kemudian lanjut ke SMP 1 Bogor dan SMA 2 Bogor.
Usai menamatkan pendidikan SMA, Rizal Ramli kemudian ingin melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi. Ia kemudian mendaftar di ITB (Institut Teknologi Bandung) dan kemudian di terima di jurusan Fisika.
Rizal mencari kerja ke Kebayoran agar bisa menabung Dan melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi. Hingga akhirnya, Rizal bekerja di percetakan. Selama bekerja di percetakan, dia wajib mengirit pengeluaran untuk mengumpulkan biaya kuliah.
Ketika uangnya sudah terkumpul, Rizal Ramli kemudian kembali ke Bandung dan kemudian melunasi uang muka dan biaya kuliahnya di ITB, dan sisa tabungannya ia pakai untuk biaya keperluan sehari-harinya.
Enam bulan kemudian, uang simpanannya habis. Rizal kemudian memutar otak untuk mencari biaya untuk makan dan kuliahnya.
Karena pergaulannya yang sangat luas, Rizal Ramli banyak ditolong oleh teman-temannya, namun ia kemudian akhirnya minder jika selalu minta pertolongan.
Selain menjadi penerjemah, Rizal Ramli juga menjadi pengajar untuk anak-anak ekspatriat yang ada di Bandung sehingga uang kuliahnya dapat selalu tercukupi.
Selama kuliah di ITB, Rizal Ramli juga aktif dalam organisasi. Ia terpilih menjadi Presiden SEF ITB, dan juga menjadi Wakil Ketua Dewan Mahasiswa ITB periode 1976-1977.
Memasuki 1978, Rizal sebagai mahasiswa aktif mengkritisi pemerintahan Soeharto. Bersama dengan teman-temannya, ia menjadi tim penulis buku Putih Perjuangan Mahasiswa ITB yang isinya banyak mengkritik kebijakan otoriter pemerintahan Soeharto dan juga Praktik KKN yang terjadi di dalam keluarga Soeharto.
Adanya buku tersebut, membuat Soeharto ketika itu sangat marah. Meskipun buku tersebut dilarang beredar, namun ternyata Buku Putih Perjuangan Mahasiswa ITB yang disusun oleh Rizal Ramli dan kawan-kawannya bahkan telah beredar di kampus-kampus lain bahkan sempat dimuat di koran dan majalah yang pada akhirnya koran dan majalah tersebut diberedel oleh pemerintahan Soeharto.
Buku tersebut juga diterjemahkan ke dalam delapan bahasa asing oleh Prof. Ben Anderson dari Amerika Serikat. Hal ini membuat Rizal ditangkap dan kemudian dimasukkan di penjara Sukamiskin, tempat Soekarno dulu ditahan. Rizal ditangkap bersama dengan teman-teman mahasiswa lain.
- Beredar Dokumen Setneg Semua Menteri PDIP Dicopot, Ini Kata Istana soal Peluang Reshuffle
- Mentan Syahrul Yasin Limpo Mengundurkan Diri, Mensesneg Pratikno: Konsekuensinya Reshuffle
- Jokowi Bertemu Surya Paloh di Istana Lebih dari Satu Jam, NasDem: Tak Bahas Reshuffle
- Daftar Kekayaan Menteri dan Wakil Menteri yang Baru Dilantik Hari Ini, Siapa Paling Tajir?
Keluar dari penjara, Rizal tidak menyelesaikan kuliahnya di ITB. Ia kemudian mencoba mencari beasiswa untuk kuliah di luar negeri. Dengan berbekal rekomendasi dari Rektor ITB dan juga dari Adnan Buyung Nasution ketika itu, dia kemudian mencoba mendaftar beasiswa di Ford Foundation.
Setelah mendapatkan beasiswa, Rizal mencoba mendaftar di Boston University dan diterima di jurusan Ekonomi namun menjadi mahasiswa percobaan selama enam bulan di sana di tahun 1980.
Tanpa mengikuti organisasi, ia mencoba fokus di kuliah. Nilai-nilai kuliahnya sangat bagus mengalahkan teman-teman kampusnya yang lain sehingga dia kemudian di terima secara penuh sebagai mahasiswa di Boston University.Rizal Ramli menyelesaikan kuliahnya selama satu setengah tahun saja dari yang biasanya yakni dua tahun.
Setelah menyelesaikan kuliah di jurusan Ekonomi di Boston Univesity, Amerika Serikat, dia kembali ke Indonesia dan bekerja sebagai seorang redaktur di Prima.
Rizal Ramli kemudian menyelesaikan kuliahnya di Amerika hingga memperoleh gelar Doktor atau P.hD dari Boston University di tahun 1990.
Ia kemudian kembali ke Indonesia dan mendirikan sebuah organisasi Ekonom bernama ECONIT Advisory Group bersama dengan Laksamana Sukardi, Arif Arryman, dan M.S. Zulkarnaen. Organisasi ini aktif mengkritisi kebijakan pemerintahan orde baru ketika. Dia juga mendirikan Komite Bangkit Indonesia (KBI) dna menjabat sebagai ketuanya.
Pada tahun 2000, ketika memasuki era reformasi, Presiden Abdurrahman Wahid menunjuk Rizal sebagai Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog).Selama kepemimpinannya di Bulog, ia berhasil membawa perubahan dan keuntungan perekonomian bagi Bulog hanya dalam tempo enam bulan saja.
Prestasinya yang bagus di Bulog, membuat presiden Gusdur ketika itu mengangkatnya sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian pada bulan Agustus 2000 dan segera mencanangkan kebijakan 10 Program Percepatan Pemulihan Ekonomi.
Terobosan lainnya ketika ia menjadi menteri, ia berhasil menyelamatkan Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang ketika itu di ambang kebangkrutan dengan berhasil melalukan revaluasi aset tanpa menyuntikkan modal sehingga modal PLN menjadi surplus Rp119,4 triliun dari yang tadinya minus Rp9 triliun.
Prestasinya membuat Presiden Gusdur mempercayainya sebagai Menteri Keuangan di bulan Juni 2001 hingga agustus 2001.
Pada tahun 2011, Rizal Ramli menikah lagi dengan wanita bernama Marijani yang merupakan keturunan Tionghoa tahun 2008 namun istri keduanya meninggal dunia pada tahun 2011. Istri pertamanya Herawati Moelyono meninggal dunia pada tahun 2006.
Ketika tidak lagi menjadi menteri, Rizal kemudian ditunjuk menjadi komisaris utama di beberapa perusahaan-perusahaan BUMN seperti di PT Semen Gresik.
Selama menjadi komasaris utama di PT. Semen Gresik, ia berhasil mengangkat perusahaan pelat merah tersebut menjadi salah satu perusahaan dari delapan perusahaan milik negara yang paling menguntungkan di mana laba bersih yang diterima PT. Semen Gresik meningkat hingga Rp1,8 triliun dari Rp1,3 triliun.
Selain itu ia juga banyak mengkritisi kebijakan pemerintah di era presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga Presiden Joko Widodo.
Ia juga pernah ditunjuk menjadi komisaris utama di BNI. Baru enam bulan menjabat, Presiden Joko Widodo menunjuknya sebagai Menko Kemaritiman pada bulan Agustus 2015.
Selama menjabat sebagai Menko Kemaritiman, kekritisan Rizal Ramli tak berkurang. Termasuk ketika mengkritisi kebijakan-kebijakan yang merugikan Indonesia. Contohnya pembelian pesawat long-haul yang merugikan Garuda dan listrik 35 MW yang dinilai justru merugikan PLN. Akibatnya, dia terkena reshuffle pada Juli 2016.
Rizal Ramli juga tercatat sebagai satu-satunya ahli ekonomi dari Indonesia yang dipercaya menjadi penasehat ekonomi PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa).