Beredar Dokumen Setneg Jokowi Reshuffle Mahfud MD, BG dan Semua Menteri PDIP
Beredar salinan surat berisi daftar reshuffle ke-7 Kabinet Indonesia Maju.
Surat tersebut bertanda tangan Mensesneg Pratikno.
Beredar Dokumen Setneg Jokowi Reshuffle Mahfud MD, BG dan Semua Menteri PDIP
Kabar reshuffle kabinet muncul dalam sepekan terakhir. Terbaru, beredar salinan surat berisi daftar reshuffle ke-7 Kabinet Indonesia Maju.
Dalam salinan surat itu, terdapat 13 menteri Kabinet Jokowi yang bakal berganti. Surat tersebut bertanda tangan Mensesneg Pratikno.
Dari 13 menteri yang direshuffle, 4 menteri dari PDIP dicopot oleh Presiden Jokowi dan satu lagi Kepala BIN Budi Gunawan yang dianggap dekat dengan PDIP.
Daftar Menteri yang Direshuffle
Menteri-menteri yang direshuffle dalam surat tersebut di antaranya Menteri ATR/BPN Hadi Tjahjanto digantikan Indrajaya Murod, Menteri ESDM Arifin Tasrif, Menseskab Pramono Anung digantikan Yandri Susanto.
Selanjutnya, Menkumham Yasonna Laoly juga direshuffle digantikan Yusril Ihza Mahendra, Menteri Sosial Tri Rismaharini digantikan Agus Harimurti Yudhoyono.
Menpan RB Abdullah Azwar Anas dari PDIP ikut kena reshuffle. Anas digantikan Ibnu Susilo. Menpora Dito Ariotedjo digantikan Ilham Permana.
Mendikbudristek Nadiem Makarim adalah nama berikutnya yang direshuffle Jokowi. Posisi Nadiem diisi Kadarsah Suryadi.
Kemudian, Jenderal Agus Subiyanto baru dilantik sebagai Panglima TNI menggantikan Laksamana Yudo Margono yang memasuki masa pensiun. Nama terakhir adalah Kepala BIN Budi Gunawan digantikan Jenderal (Purn) Dudung Abdurachman.
Pratikno memastikan salinan surat berisi daftar menteri yang direshuffle itu hoaks. Praktikno menegaskan, belum ada rencana reshuffle dalam waktu dekat. Kabar tersebut menjadi bukti hoaks perlu diwaspadai.
"Ini hoax. Ini menunjukkan banyaknya hoax yang harus diwaspadai,"
kata Pratikno saat dikonfirmasi, Rabu (22/11).
Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana mengingatkan masyarakat harus teliti dan menyaring semua informasi agar tidak mudah termakan kabar bohong.
"Mengingat banyaknya hoax dan kabar bohong yang beredar belakangan ini, kami menghimbau agar publik melakukan check and recheck dan tidak mudah percaya pada informasi dan berita-berita yang tidak berasal dari sumber yang resmi dan kredibel," tegas Ari.