Profil Lengkap Wamenhub Suntana, Dari Dunia Intelijen Kini Urusi Sektor Transportasi
Dia adalah purnawirawan perwira tinggi Polri yang saat ini menjabat sebagai Wakil Menteri Perhubungan.
Presiden Prabowo Subianto telah melantik Purnawirawan Polri, Suntana menjadi nama baru yang muncul di jajaran wakil menteri Kabinet Merah Putih periode 2024-2029.
Suntana dilantik sebagai Wakil Menteri Perhubungan mendampingi Dudy Purwagandhi yang dipilih sebagai Menteri Perhubungan di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dalam Kabinet Merah Putih.
- Ini Pekerjaan Rumah Harus Diselesaikan Prabowo-Gibran soal Logistik Indonesia
- Irjen Pol Dedi Prasetyo Apresiasi Jasa dan Pengabdian 385 Purnawirawan Polri dan PNPP
- Berawal dari Usaha Angkutan Barang, Intip Sejarah PO Bus Siliwangi Antar Nusa dari Bengkulu
- Menhub Mau Pamer Transportasi Cerdas IKN ke Pejabat Negara Asia Pasifik Pekan Depan
Suntana dilantik menjadi Wamenhub untuk membantu Menhub Dudy Purwagandhi dalam mewujudkan pembangunan transportasi yang menjangkau ke berbagai penjuru Indonesia. Dia dilantik menjabat Wamenhub bersama 54 wakil menteri lainnya di Istana Merdeka, Senin.
Komjen. Pol. (Purn) Suntana lahir pada 2 Juni 1966. Dia adalah purnawirawan perwira tinggi Polri yang saat ini menjabat sebagai Wakil Menteri Perhubungan untuk membangun sektor transportasi bersama Menhub Dudy Purwagandhi.
Suntana, lulusan Akpol 1989 ini berpengalaman dalam bidang Intel. Jabatan terakhir jenderal bintang tiga ini adalah Kepala Badan Intelijen dan Keamanan Polri.
Putra daerah Jawa Barat yang berasal dari Garut ini memulai karir menjadi Pamapta I Polres Manokwari (1990), lalu Kapolsek Kota Manokwari (1991), Kasat Intel Polres Manokwari (1992), Kapolsek Oksibil Polres Jayawijaya (1993).
Kemudian Kapolsek Wamena Polres Jayawijaya (1994), Kasat Lantas Polres Jayawijaya (1994), Pama PTIK (1995), Paur Subbag Ren Dit IPP Polda Jateng (1997), Kasubbag Ren Dit IPP Polda Jateng (1998), Kasubbag Alins Bag Minjarlat Opsjarkat PTIK (1999), serta Kapolsek Metro Cilandak (2001).
Dia kemudian menjadi Kasat Intel Polres Metro Jakbar (2002), Kabag Ops Polres Metro Bekasi (2003), Wakapolres Metro Bekasi (2003), Kabid Propam Polda Banten (2004), Kasubbag Bangspes Iptek Bag Lekdik Rodalpers Desumdaman Polri (2005), dan Kapolresta Tasikmalaya (2007), Kapolres Bogor (2008).
Karier Suntana kemudian naik menjadi Wadirintelkam Polda Metro Jaya (2009), Dirpamobvit Polda Metro Jaya (2010), Kapolres Metro Jakarta Barat (2012), Anjak Madya Bidang Ekonomi Baintelkam Polri (2013), kemudian menjadi Kabagbinfung Rorenmin Baintelkam Polri (2014).
Lalu, pada tahun 2015, ia menjadi Dirintelkam Polda Metro Jaya, kemudian Kabidyanmas Baintelkam Polri (2016), Dirkamneg Baintelkam Polri (2016), Wakapolda Metro Jaya (2016), serta Deputi VI Bidang Intelijen Siber BIN (2017).
Suntana kemudian menjadi Kapolda Lampung pada tahun 2018, lalu menjabat Wakabaintelkam Polri (2018), Kapolda Jawa Barat (2021), Wakil Kepala BSSN (2023), hingga menjadi Kabaintelkam Polri pada tahun 2023.
Tantangan ke depan
Suntana, mantan perwira tinggi Polri, kini memasuki dunia baru dalam bidang transportasi setelah resmi dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto sebagai Wakil Menteri Perhubungan.
Kariernya yang panjang di dunia intelijen, terutama saat menjabat di Baintelkam Polri, telah membekalinya dengan pengalaman yang luas dalam mengelola informasi strategis dan keamanan.
Pelantikan Suntana sebagai Wakil Menteri Perhubungan mendampingi Dudy Purwagandhi, Menteri Perhubungan yang baru, menandai langkah besar dalam perjalanan kariernya.
Sebelumnya, dia lebih dikenal di kalangan penegak hukum dan intelijen, tetapi kini ia siap menghadapi tantangan baru dalam sektor transportasi yang sangat krusial bagi perkembangan negara.
Sebagai mantan intelijen, Suntana diharapkan dapat membawa perspektif strategis dalam mengelola sektor transportasi, terutama dalam meningkatkan keamanan dan efisiensi di berbagai moda transportasi nasional.
Kebijakan dalam menangani sektor transportasi darat, laut, dan udara, serta mengatasi masalah yang sering terjadi di wilayah 3TP (tertinggal, terdepan, terluar, dan perbatasan).
Dengan transisi karier yang dramatis dari intelijen ke dunia transportasi, Suntana menghadapi tantangan besar, terutama dalam hal modernisasi infrastruktur transportasi yang harus mendukung pertumbuhan ekonomi dan mobilitas masyarakat.
Penunjukannya sebagai wakil menteri menunjukkan kepercayaan pemerintah bahwa ia mampu membawa perubahan yang signifikan di sektor tersebut.
Pelantikan itu juga menandakan bahwa pemerintahan Prabowo Subianto menaruh perhatian besar pada sektor transportasi, sebagai salah satu kunci penting dalam membangun konektivitas nasional.
Kombinasi pengalaman Dudy dan Suntana diharapkan bisa memberikan sinergi yang kuat untuk mengatasi berbagai persoalan transportasi yang selama ini menjadi sorotan publik.