PT Golden Energi Target Penjualan dan Produksi Batubara Naik 30 Persen di 2019
Sekedar informasi di tahun 2018, Perseroan berhasil membukukan angka penjualan sebesar Rp 190 miliar, meningkat 230 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp 57 miliar.
PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT) menargetkan penjualan dan produksi batubara perusahaan naik 30 persen di 2019.
Direktur Utama SMMT, Roza Permana Putra mengatakan, untuk mengejar target tersebut, perusahaan akan menggenjot tambang di Sumatera Selatan.
-
Apa yang ditemukan di Kawasan Industri Batang? Pada tahun 2019, seorang arkeolog asal Prancis bernama Veronique de Groot menemukan sebuah situs diduga candi di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang di Desa Sawangan, Kecamatan Gringsing, Batang.
-
Kapan produksi tambang batu bara di Sawahlunto meningkat? Pada tahun 1892, produksi tambang batu bara Sawahlunto meningkat hingga mencapai 48.000 ton.
-
Bagaimana PT Adaro Indonesia memulai usahanya di bidang pertambangan batubara? Dengan meningkatnya fokus pada batubara, pada tahun 1976 Departemen Pertambangan membagi Kalimantan Timur dan Selatan menjadi 8 blok batubara dan mengundang tender untuk blok-blok tersebut. Perusahaan Pemerintah Spanyol Enadimsa menawar Blok 8 di Kabupaten Tanjung Kalimantan Selatan, karena batu bara diketahui ada di kabupaten tersebut dari singkapan yang dipetakan oleh ahli geologi Belanda pada tahun 1930-an dan dari persimpangan di kedalaman sumur minyak yang dibor oleh Pertamina pada tahun 1960-an.
-
Apa yang diproduksi oleh perusahaan kayu jati milik Belanda di Semarang itu? Perusahaan yang dulunya memproduksi kayu gelondongan itu kemudian mengubah hasil produksinya menjadi kayu yang siap olah.
-
Bagaimana proses pembuatan garam batu? Garam batu terbentuk setelah penguapan air garam, terutama di danau. Akibatnya, garam mengkristal dalam berbagai bentuk.
-
Bagaimana proses terbentuknya Kabupaten Batu Bara? Setelah adanya pendekatan persuasif terhadap pemerintah Provinsi Sumatra Utara dan pemerintah pusat, dengan prinsip 'Surut Berpantang Batu Bara Harus Menjadi Kabupaten' akhirnya wacana tersebut bisa terwujud.
"Selama periode Januari-Maret 2019 saja, produksi batubara SMMT sudah mencapai 446 ribu ton, naik 45 persen dari kuartal pertama tahun lalu. Diharapkan peningkatan produksi terus berlanjut," kata Roza di Jakarta, Kamis (23/5).
Sekedar informasi di tahun 2018, Perseroan berhasil membukukan angka penjualan sebesar Rp190 miliar, meningkat 230 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp57 miliar.
Pencapaian tersebut juga mengerek laba bersih Perseroan naik ke Rp85 miliar, lebih dari dua kali lipat tahun sebelumnya sebesar Rp40 milyar. Sementara EBITDA Perseroan meningkat sebesar 108 persen dari tahun 2017 menjadi Rp145 miliar.
Naiknya penjualan tersebut lanjut Roza terutama berasal dari peningkatan volume produksi tambang di Sumatera Selatan sebesar 234 persen, sejalan dengan peningkatan kualitas jalan angkut serta armada angkut.
Di sisi lain untuk pertama kalinya juga, di tahun 2018 ini PT Triaryani melakukan penjualan ekspor ke negara tujuan Thailand dan Kamboja. SMMT juga melakukan pengeboran tambahan di area konsesi Triaryani sehingga besaran cadangan di konsesi Triaryani menjadi sebesar 316 juta ton, naik 59 juta dari sebelumnya 257 juta ton. Cadangan tersebut telah dihitung sesuai dengan standar JORC.
Baca juga:
Industri Semen Harap Mendapat Alokasi Batubara DMO
Asosiasi Batubara Minta Penggunaan Kapal Bendera RI Dikaji Lebih Matang
Pengusaha Batubara RI Jalin Kerjasama Antisipasi Kebijakan China
Adaro Prediksi Harga Batubara Segera Stabil di USD 80 per Ton
Walhi Beberkan Dampak Buruk PLTU Batu Bara Terhadap Lingkungan