PTPN IV PalmCo Target 2,1 Juta Bibit Unggul Kelapa Sawit Bakal Diserap Petani
Sejak pertama diluncurkan hingga akhir triwulan III-2024, ada 1,6 juta bibit sawit telah diserap para petani di dua provinsi yakni Jambi dan Riau.
Holding Perkebunan Nusantara III (Persero) melalui Sub Holding PTPN IV PalmCo menargetkan sebanyak 2,1 juta bibit sawit unggul bersertifikat diserap petani hingga akhir 2024.
Direktur Utama PTPN IV PalmCo, Jatmiko Santosa mengatakan, saat ini perusahaan milik negara yang mengelola perkebunan sawit terluas di dunia itu sudah menyiapkan lima sentra pembibitan sawit unggul siap tanam guna mewujudkan hal tersebut.
- Pangkas Penggunaan Energi Fosil, PTPN IV PalmCo Siapkan Strategi Dukung Program B35
- PalmCo Target Bisa Kurangi 40 Persen Emisi Karbon di 2030, Begini Strategi Dijalankan Perusahaan
- PTPN IV Regional I Klaim Lampaui Target Peremajaan Sawit Rakyat di Juli 2024, Ini Datanya
- PTPN IV PalmCo Target Peremajaan Kelapa Sawit 60.000 Hektare Hingga 2026
"Sejak digulirkan pertama kali pada 2021 lalu, kami mempelajari bahwa permintaan petani akan keberadaan bibit sawit unggul bersertifikat terus meningkat.," kata dia seperti ditulis Antara.
Menurutnya, sejak pertama diluncurkan hingga akhir triwulan III-2024, ada 1,6 juta bibit sawit telah diserap para petani di dua provinsi yakni Jambi dan Riau.
Pihaknya merencanakan sampai dengan Desember mendatang, diperkirakan sebanyak 2,1 juta bibit akan habis diboyong petani yang tengah menyiapkan areal untuk kebutuhan peremajaan sawit.
Disampaikannya program penyediaan bibit sawit unggul akan diperluas di berbagai provinsi di Indonesia, mulai dari Sumatera hingga Kalimantan.
"Niat dan mimpi kami hanya satu, bagaimana petani mendapatkan hasil produksi sawit mereka secara maksimal sehingga disparitas antara petani dan korporasi yang cukup tinggi saat ini bisa dipangkas, dan langkah pertama yang harus dibenahi ada pada penyediaan bibit unggul" ujarnya.
Petani Sawit Kerap Terjebak Keberadaan Bibit
Data survei Pusat Penelitian Kelapa Sawit menunjukkan, para petani sawit di Indonesia kerap terjebak dengan keberadaan bibit sawit palsu. Ada sejumlah alasan yang membuat mereka terjebak, dengan rincian 37 persen menjadi korban penipuan, 14 persen tergiur harga murah, 20 persen tidak mengetahui cara membeli benih yang legal.
Di samping itu, ada 12 persen di antara petani terjebak penggunaan bibit palsu karena rumitnya persyaratan yang harus dipenuhi, 10 persen tidak mengetahui lokasi pembelian benih legal, serta 4 persen petani menyatakan akibat jarak tempuh dari lahan sawit ke produsen benih legal yang cukup jauh.
Lebih lanjut, Direktur Hubungan Kelembagaan PTPN IV Irwan Perangin-Angin menyampaikan, guna membantu petani mendapatkan informasi terkini terkait bibit sawit, pihaknya telah mengembangkan aplikasi Sawit Rakyat Online (SRO).
Aplikasi yang telah diunduh lebih dari 10.000 kali itu dirancang sesederhana mungkin sehingga para petani terbantu untuk memperoleh informasi teranyar terkait ketersediaan bibit di masing-masing sentra.