Ramai Diperbincangkan, Ini Perbedaan Laptop Merah Putih dan Pelajar
Proyek Laptop Merah Putih konsorsium pemerintah bersama empat Perguruan Tinggi mendapat banyak perhatian dari masyarakat. Salah satunya terkait harga yang disebut-sebut bisa mencapai Rp10 juta.
Proyek Laptop Merah Putih konsorsium pemerintah bersama empat Perguruan Tinggi mendapat banyak perhatian dari masyarakat. Salah satunya terkait harga yang disebut-sebut bisa mencapai Rp10 juta.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) pun akhirnya angkat suara menjelaskan polemik tersebut. Adapun harga Rp10 juta bukan untuk proyek Laptop Merah Putih tetapi pengadaan Laptop Pelajar di daerah-daerah.
-
Apa yang dijual warga Baduy saat jalan kaki ke Jakarta? Warga adat Baduy di wilayah Kanekes, Kabupaten Lebak, Banten, memiliki tradisi menjual madu hutan ke luar daerah dengan berjalan kaki.
-
Apa yang dijual di Depok? Sebelumnya, polisi membongkar sindikat jual beli bayi melalui media sosial Facebook yang terjadi di wilayah Depok, Jawa Barat. Dalam kasus ini, polisi total menangkap delapan pelaku.
-
Apa yang dijual oleh Rohman di Bandung? Sejak tahun 1972, Rohman, pendiri Es Cendol Elizabeth sudah berjualan es cendol keliling menggunakan gerobak.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Siapa saja yang diarak di Jakarta? Pawai Emas Timnas Indonesia Diarak Keliling Jakarta Lautan suporter mulai dari Kemenpora hingga Bundaran Hotel Indonesia. Mereka antusias mengikuti arak-arakan pemain Timnas
-
Siapa yang membuat video Jakarta di masa depan? Seorang content creator TikTok bernama @fahmizan membuat gambaran kota Jakarta di masa depan.
Kepala Biro Perencanaan Kemendikbudristek, M. Samsuri menerangkan, proyek Laptop Merah Putih dan pengadaan Laptop Pelajar berbeda. Laptop Merah Putih adalah proyek garapan membuat barang jadi dengan spesifikasi dan desain sendiri.
"Jadi berbeda Laptop Merah Putih merupakan pengembangan. Sedangkan Laptop pelajar adalah program pengadaan laptop di daerah-daerah seluruh Indonesia," ujar Samsuri kepada merdeka.com, di Jakarta, Kamis (5/8).
Laptop Pelajar
Pengadaan Laptop Pelajar merupakan upaya pemerintah dalam mendorong belanja produk dalam negeri (PDN) utamanya di sektor pendidikan untuk produk Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Hal ini juga sejalan dengan semangat Merdeka Belajar sehingga diharapkan belanja produk TIK akan mendorong digitalisasi sekolah sebagai upaya mewujudkan infrastruktur kelas dan sekolah masa depan.
“Pengadaan barang TIK untuk digitalisasi pendidikan ini mendukung produk dalam negeri (PDN) sehingga sejalan dengan program pemerintah agar kita menjadi penggerak kemajuan negeri kita sendiri,” jelasnya.
Setiap pihak yang ingin berpartisipasi dalam kegiatan pengadaan barang/jasa ini wajib mengikuti proses lelang untuk kemudian bisa terdaftar dan menyediakan produk dalam e-katalog sesuai standae Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).
"Selain itu pihak industri TIK dalam negeri yang akan berpartisipasi untuk menyediakan produk TIK juga harus berkoordinasi dengan Kementerian Perindustrian sehingga produknya memenuhi ketentuan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN)," katanya.
Lebih lanjut Samsuri menjelaskan, dana program belanja produk TIK untuk 2021 berjumlah Rp3,7 triliun yang terdiri dari dua alokasi. Pertama dari anggaran Kemendikbudristek (APBN Pusat) senilai Rp1,3 triliun, dan kedua senilai Rp2,4 triliun dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik tahun 2021.
Pembelanjaan TIK melalui APBN 2021 senilai Rp1,3 triliun digunakan untuk memenuhi kebutuhan 12.674 sekolah mulai dari jenjang SD, SMP, SMA, dan SLB, yaitu untuk pembelian 189.840 laptop, 12.674 access point, 12.674 konektor, 12.674 proyektor, dan 45 speaker.
Pemilihan produk dan merek dari masing-masing kebutuhan merujuk pada pilihan yang ada pada e-katalog LKPP. Sementara pembelanjaan TIK melalui DAK Fisik (merupakan anggaran dari pemerintah pusat yang ditransfer ke pemerintah daerah) senilai Rp2,4 triliun 2021 telah diatur melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 5 tahun 2021.
Alokasi ini mengatur rencana pembiayaan bagi 16.713 sekolah berupa 284.147 laptop produksi dalam negeri dengan sertifikat TKDN dan juga peralatan pendukungnya seperti 17.510 wireless router, 10.799 proyektor dan layarnya, 10.799 konektor, 8.205 printer, dan 6.527 scanner.
“Pengadaan DAK Fisik dilakukan oleh pemerintah daerah dengan merujuk pada spesifikasi dan daftar barang yang dicantumkan sebagai lampiran dari Permendikbud. Pengadaan peralatan TIK untuk sektor pendidikan ini juga harus memenuhi standar dari LKPP dengan prinsip transparan dan akuntabel," jelas Samsuri.
Laptop Merah Putih
Selain mendorong adanya Laptop Pelajar bagi seluruh pelajar Indonesia, Kemendikbudristek juga mendorong produksi laptop Merah Putih melalui monsorsium perguruan tinggi yaitu UI, ITB, ITS, dan UGM.
Konsorsium tersebut telah menyiapkan peta jalan, desain produk, dan akan terlibat penuh dalam produksi laptop bersama dengan industri mulai tahun 2022. Selain itu pelajar SMK dan mahasiswa perguruan tinggi vokasi akan dilibatkan pada kegiatan perakitan hingga pascapenjualan.
Sekretaris Direktur Jenderal Dikti, Paristiyanti Nurwardani mengatakan, produksi Laptop Merah Putih memakan anggaran sekitar Rp50 miliar. Adapun laptop yang akan dihasilkan nantinya adalah sebanyak 10.000 unit.
"Tahun 2021 ini Diktiristek menyiapkan anggaran bagi 4 konsorsium PTNBH ITB, UGM, UI, ITS untuk 10.000 model Laptop Merah Putih sebesar Rp50 miliar. Rp50 miliar dibagi 10.000 adalah Rp5 juta per model unit Laptop Merah Putih," paparnya.
Paristiyanti melanjutkan, Laptop Merah Putih merupakan proyek lanjutan dari proyek Tablet Diktiedu yang sudah dihasilkan tahun lalu. Di mana, tahun ini tablet Diktiedu sudah didistribusikan kepada pelajar di wilayah 3 T (Terdepan, Terpencil, Tertinggal).
"Konsorsium dibentuk setelah ITB sukses membuat Tablet Diktiedu yang berisi 300 e-Modul untuk 5 prodi di Daerah 3T. Di mana mahasiswa tidak terjangkau internet, blank spot dan kurang mampu," tandasnya.
(mdk/azz)