Rapuhnya Singapura, Negara Maju yang Impor Air Minum untuk Warganya
Negara Bagian Johor dan Dewan Kota Singapura menandatangani dua perjanjian air (water agreement) jangka panjang. Perjanjian Air pertama kali ditandatangani pada tahun 1961 dan berakhir pada Agustus 2011.
Singapura kerap menjadi destinasi wisata masyarakat Indonesia ketika ingin berlibur ke luar negeri. Pelayanan publik yang memadai, membuat negara ini sangat ramah terhadap turis asing.
Namun, di balik keunggulan Singapura, negara ini sejatinya rapuh. Tanpa adanya perjanjian dengan Malaysia melalui Water Agreement, masyarakat di Singapura sulit mendapatkan air siap pakai.
-
Kenapa Hari Air Sedunia penting? Peringatan ini menyoroti tantangan-tantangan besar yang dihadapi dunia dalam hal krisis air, termasuk polusi air, perubahan iklim, dan ketidaksetaraan akses terhadap air bersih.
-
Kapan Flu Singapura paling menular? Virus ini sangat menular, terutama pada tujuh hari pertama setelah gejala muncul, dan bisa tetap berada dalam tubuh pengidap selama beberapa hari atau minggu setelah gejala mereda.
-
Apa yang diekspor ke Singapura? Sebanyak 557.280 butir telur ayam konsumsi diekspor ke Singapura dengan nilai SGD 101.730 atau setara Rp 1,15 M.
-
Kapan Hari Air Sedunia diperingati? Hari Air Sedunia adalah peringatan global yang diadakan setiap tahun pada tanggal 22 Maret untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya air bersih dan keberlanjutannya.
-
Mengapa Kota Singa terendam di bawah air? Pemerintah memutuskan untuk membanjiri kota tersebut untuk membangunnya.
-
Kapan gaji di Singapura cenderung meningkat? Gaji di Singapura pun cenderung akan mengalami kenaikan sekitar 9 persen setiap 15 bulan.
Diketahui, negara Bagian Johor dan Dewan Kota Singapura menandatangani dua perjanjian air (water agreement) jangka panjang. Perjanjian Air pertama kali ditandatangani pada tahun 1961 dan berakhir pada Agustus 2011.
Berdasarkan perjanjian ini, Singapura berhak mengambil air baku dalam jumlah tak terbatas dari Sungai Tebrau dan Scudai. Sebagai imbalannya, perjanjian tersebut menetapkan bahwa Singapura akan menyediakan air olahan Johor sebesar 12 persen dari air yang diimpor Singapura.
Perjanjian Lainnya
Perjanjian air kedua ditandatangani pada tahun 1962 dan akan berakhir pada tahun 2061. Perjanjian tersebut memberikan hak kepada Singapura untuk mengambil dan menggunakan 250 juta galon air baku per hari dari Sungai Johor. Sebagai imbalannya, Singapura wajib menyediakan air olahan Johor hingga 2 persen dari air yang diimpor.
Public Utilities Board (PUB) mengambil air dari Sungai Johor dan mengolah air di Pengairan Sungai Johor yang terletak di dekat Kota Tinggi di Johor. Air yang diimpor dari Johor adalah salah satu dari ‘Empat Keran Nasional’ Singapura.
Nani, seorang tenaga kerja perempuan (TKW) asal Magelang, Jawa Tengah, mengatakan tuan rumah tempat Nani bekerja, harus membayar mahal untuk tagihan air. Meski tidak mengetahui secara pasti, berapa tagihan bulanan yang dibayar, tuan rumah acap kali mengeluh.
"Singapura memang maju tapi juga tertekan dengan air, meski pendapatan di sini tinggi, beban pengeluarannya sepertinya sama dengan pengeluaran di warga kota di Indonesia," kata Nani kepada merdeka.com, Jumat (2/6).
Kelola Limbah Jadi Air Siap Pakai
Memang, Singapura telah berinovasi mengelola limbah air agar siap pakai. Namun jumlah kebutuhan dengan hasil air olahan, belum mencukupi kebutuhan masyarakat.
Hingga di periode 2019-an, permintaan air di Singapura sekitar 430 juta galon per hari. Jumlah ini cukup untuk mengisi 782 kolam renang berukuran Olimpiade, dengan konsumsi rumah tangga 45 persen dan sisanya sektor non-domestik.
Pada tahun 2065, total permintaan air Singapura diprediksi naik hampir dua kali lipat, dengan sektor non-domestik menyumbang sekitar 60 persen. Pemerintah Singapura pun komitmen menyediakan kebutuhan air melalui NEWater dan desalinasi.
Tercatat, konsumsi air rumah tangga per kapita Singapura berkurang dari 165 liter per orang per hari pada tahun 2000 menjadi 141 liter per orang per hari pada tahun 2018. Targetnya adalah menurunkannya menjadi 130 liter pada tahun 2030.
(mdk/idr)