Realisasi penerimaan perpajakan tembus Rp 653,49 triliun di semester 1-2018
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan, realisasi peneriman berasal dari pajak tersebut telah mencapai 40,84 persen dari target penerimaan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018.
Kementerian Keuangan mencatat realisasi penerimaan perpajakan sampai dengan akhir Juni 2018 sebesar Rp 653,49 triliun. Jumlah tersebut, terdiri dari penerimaan yang berasal dari pajak mencapai Rp 581,54 triliun dan dan penerimaan berasal dari kepabeanan dan cukai sebesar Rp 71,95 triliun.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan, realisasi penerimaan berasal dari pajak tersebut telah mencapai 40,84 persen dari target penerimaan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018.
-
Sri Mulyani bertemu Presiden Jokowi, apa tujuan pertemuannya? Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani diagendakan menemui Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Jumat (2/2) siang. Sri Mulyani akan melaporkan hal-hal terkait anggaran pendapatan belanja negara (APBN) tahun 2024.
-
Di mana Sri Mulyani dilahirkan? Sri Mulyani lahir di Tanjung Karang, Lampung, 26 Agustus 1962.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Apa yang dilakukan Sri Mulyani setelah bertemu dengan Jokowi? Namun, Sri Mulyani enggan bicara banyak setelah rapat bersama Jokowi. Dia menolak memberikan pernyataan dan enggan tanya jawab dengan awak media. Sembari menjawab singkat, ia cuma menunjukkan gestur minta maaf dengan tangannya.
-
Apa yang Sri Mulyani tunjukkan kepada cucunya? Sri Mulyani juga memperlihatkan pekerjaannya kepada cucu yang lebih besar.
-
Apa yang menurut Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly, merupakan kekuatan Indonesia? Keberagaman yang dimiliki Negara Kesatuan Republik Indonesia, dalam segala bentuknya, adalah sebuah kekuatan yang harus dirangkul.
"Hingga akhir Semester I-2018, realisasi penerimaan pajak tumbuh positif sebesar 13,99 persen (yoy), didukung oleh kinerja positif seluruh jenis penerimaan pajak yang terdiri dari PPh non migas, PPh migas dan PPN," ujarnya pada saat Konferensi Pers APBN Kita, di Kantornya, Jakarta, Selasa (17/6).
Sri Mulyani mengatakan, untuk PPh non migas apabila dihitung tanpa tak amnesty, maka tumbuh 19,86 persen. Pajak muncul dari PPh 21 tumbuh 22,26 persen, PPh 22 tumbuh 28 persen, PPh badan tumbuh 23,81 persen.
"Untuk PPh migas hingga akhir Juni 2018 mampu tumbuh positif sebesar 9,13 persen (yoy) atau mencapai 78,84 persen dari target. Pertumbuhan ini ditopang harga komoditas yang mendorong kenaikan harga Crude Oil Price (ICP)," jelasnya.
Untuk penerimaan PPN dan PPnBM hingga akhir Juni 2018 tumbuh mencapai 13,63 persen (yoy) didorong oleh pertumbuhan konsumsi dalam negeri dan kinerja impor. Sementara itu penerimaan PPnBM DN hingga akhir Juni 2018 tumbuh negatif 14,16 persen (yoy), sebagai akibat dari tagihan restitusi yang cukup signifikan.
Sedangkan realisasi penerimaan dari kepabeanan dan cukai, telah mencapai 37,07 persen dari target pada APBN 2018. "Kepabeanan dan cukai juga masih terus tumbuh hingga akhir Juni 2018 mencapai 16,66 persen (yoy), tren pertumbuhan positif kinerja penerimaan kepabeanan dan cukai seperti bea masuk, bea keluar, dan cukai," tandasnya.
Sri Mulyani mengatakan, pertumbuhan positif penerimaan kepabeanan dan cukai hingga akhir semester I 2018 merupakan pertumbuhan yang tertinggi dalam tiga tahun terakhir. Adapun penerimaan bea masuk tumbuh 12,98 persen (yoy) dan bea keluar yang mencapai 93,75 persen (yoy).
(mdk/idr)