Reksa Dana, Pilihan Pasti untuk si Pemula Investasi
Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin turut mengimbau, seluruh anak muda Indonesia, untuk mulai berinvestasi sejak dini dalam bentuk dan jumlah sekecil apa pun.
Dewi tengah berbahagia. Dirinya baru saja dilamar sang kekasih. Saat ini segala persiapan mulai dilakukan. Rencana jangka pendek dan panjang tengah disusun. Mulai dari pernikahan di tahun depan hingga rencana keuangan rumah tangga.
"Bahagia dan gelisah di saat bersamaan," ujarnya saat berbincang dengan merdeka.com tentang perasaannya saat ini.
-
Bagaimana cara membagi anggaran untuk investasi? Martua menyarankan adanya pembagian porsi alokasi anggaran untuk berinvestasi.“Untuk pemula, secara umum bisa dialokasikan dengan pembagian 40% - 30% - 20% dan 10%," rinci Martua.
-
Bagaimana cara meminimalisir risiko investasi saham? Risiko selalu ada, tapi investor pemula bisa meminimalisir risikonya dengan melakukan riset terlebih dulu.
-
Bagaimana cara memulai investasi bagi pemula? Untuk itu, kegiatan investasi harus dilakukan dengan dana khusus. Terlebih lagi bagi para pemula yang masih belum memahami cara kerja investasi.
-
Kapan tips ini dibagikan? Ingin tahu caranya? Simak penjelasan lengkapnya yang disajikan pada Jumat (7/6/2024) berikut ini.
-
Apa yang perlu dipahami oleh investor pemula sebelum memulai investasi? Bagi para investor pemula sebaiknya tidak langsung membeli produk investasi tanpa mengetahui profil risiko.
-
Apa yang perlu dilakukan untuk menghindari jebakan investasi? Tak banyak yang tahu, jika investasi memang termasuk salah satu cara menjadi miliarder tanpa modal besar paling efektif. Akan tetapi, Anda perlu berhati-hati memilih instrumen investasi. Jangan mudah terjebak investasi spekulatif, yaitu jenis investasi dengan tawaran keuntungan terlalu besar dan cenderung tidak normal. Alih-alih untung, Anda justru berisiko terkena penipuan saat memilih instrumen investasi semacam ini.
Dia menyadari membangun rumah tangga butuh banyak biaya. Dana darurat, biaya melahirkan, pendidikan anak sampai dana pensiun. Dia tahu menabung saja tidak akan cukup. Tabungannya akan tergerus oleh inflasi. Maka dari itu, investasi menjadi pilihan pasti.
Permasalahannya, Dewi memiliki keterbatasan. Waktu Dewi banyak dihabiskan untuk bekerja dan kegiatan sosial. Selain waktu, Dewi juga memiliki keterbatasan informasi hingga pengetahuan seputar dunia investasi.
"Meski awam, saya sadar investasi wajib dilakukan. Maka dari itu, saya pilih investasi di reksa dana. Sebab, dana kita akan dibantu kelola oleh yang ahli," jelasnya.
Investasi di reksa dana sudah dilakukan Dewi saat dirinya mendapatkan gaji pertama, 4 tahun lalu. Tujuan investasi ditetapkannya saat itu untuk dana hari tua. Manajer investasi yang dipilihnya menyarankan mengambil reksa dana pendapatan tetap.
Dia menjelaskan, selain pendapatan tetap, jenis reksa dana lain ialah pasar uang, saham dan campuran.
"Karena tujuan investasinya jangka panjang, saya disarankan mengambil itu (reksa dana pendapatan tetap). Sebab, dana akan ditempatkan di surat utang pemerintah atau swasta," imbuhnya.
Saat ini, dia berencana menambah portofolio reksa dananya. Ada calon suami kali ini ikut berkontribusi. Tujuannya untuk biaya pendidikan anak dan beragam tujuan lainnya.
Sebagai anak muda, dia menyarankan generasinya untuk juga mulai berinvestasi. "Mumpung kita ada di usia produktif. Apalagi sekarang sudah semakin mudah membeli reksa dana. Cukup lewat ponsel saja."
Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin turut mengimbau, seluruh anak muda Indonesia, untuk mulai berinvestasi sejak dini dalam bentuk dan jumlah sekecil apa pun. Wapres mengemukakan bahwa teknologi digital yang makin berkembang pesat juga memberikan kemudahan bagi generasi muda untuk berinvestasi.
Menurutnya, dengan berinvestasi, dapat meningkatkan literasi kepada masyarakat. "Ini menjadi tanggung jawab kita bersama dalam memberikan pemahaman terhadap investasi keuangan," katanya dalam acara webinar 'Investasi Pasar Modal dalam Perspektif Islam'.
Senada, PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) juga mengajak masyarakat untuk gemar berinvestasi. Salah satu instrumen investasi yang baik untuk anak muda ialah reksa dana.
"Reksa dana ini sangat baik dan cocok untuk milenial," ujar Presiden Direktur MAMI, Afifa, saat acara '25 Tahun Kiprah MAMI di Industri RD Indonesia' di Jakarta.
Dia mengungkapkan, potensi pertumbuhan reksa dana masih sangat besar di Indonesia. Sebab, penetrasi reksa dana Indonesia menjadi salah satu yang terendah di Asia Tenggara. Maka dari itu, pihaknya terus berupaya mengedukasi masyarakat mengenai manfaat reksa dana.
Sebagai informasi, reksa dana mulai dikenal di Indonesia sejak 1995 dan berkembang pesat mulai 1996 sebagai sarana investasi. "Edukasi adalah kunci untuk meningkatkan literasi dan pemahaman masyarakat tentang reksa dana," tuturnya.
Lebih lanjut, Afifa mengatakan bahwa edukasi finansial dan kemudahan akses bagi masyarakat investor ke produk reksa dana merupakan dua hal utama untuk memajukan industri reksa dana. Oleh karena itu, di tahun 2013, MAMI meluncurkan modul edukasi 3i (insyaf, irit, invest) yang berisi tiga langkah dasar untuk bisa memulai investasi.
Selain itu, pada April 2016, MAMI menjadi pelopor dalam penerapan pembukaan rekening dan transaksi reksa dana secara fully online yang pertama di Indonesia melalui peluncuran klikMAMI.com.
Dengan hadirnya inovasi ini, pembukaan rekening dan transaksi investasi reksa dana dapat dilakukan dari mana saja dan kapan saja tanpa perlu mengunjungi kantor manajer investasi ataupun APERD untuk penandatanganan formulir.
"Di tahun 2019, MAMI memelopori penerapan multi share class pada produk reksa dana di Indonesia," ujar Afifa.
Afifa menambahkan, hingga saat ini, MAMI telah bekerja sama dengan 32 mitra distribusi yang terdiri dari 20 bank dan 12 non-bank. MAMI juga melakukan kegiatan pemasaran melalui jalur digital, direct retail, dan tim Institutional Sales.
Pandemi Covid-19, lanjutnya, tidak menghentikan MAMI untuk terus memberikan literasi keuangan. MAMI mengadakan live webinar, mengedarkan berbagai artikel ke media dengan topik literasi keuangan, acara live talk show di TV dan media sosial, serta podcast.
"Kami berupaya menjadi MI terpercaya. Kami akan melakukan inovasi baik produk maupun layanan."
Tips Berinvestasi di Reksa Dana
Perencana keuangan Finansialku, Rizqi Syam, CFP mengingatkan investasi menjadi kendaraan efektif dalam membantu masyarakat mencapai tujuan keuangan lebih cepat. Maka dari itu, anak muda didorong bisa berinvestasi sedari dini.
"Jika kita mulai sejak dini, milenials akan merasakan efek compound interest yang sangat besar dan maksimal di kemudian hari, terutama jika sudah memulai investasi untuk hari tua," ujarnya pada merdeka.com.
Salah satu portofolio yang disarankan untuk anak muda yang baru memulai investasi ialah reksa dana. Alasannya, dengan reksa dana, sudah ada manager investasi yang melakukan riset dan membuat investor lebih mudah untuk berinvestasi.
"Kalau kita melakukan diversifikasi sendiri akan memakan waktu dan belum tentu benar. Manager investasi sudah memiliki rekam jejak di pasar modal dan profesional dalam mengelola dan memilih produk investasi," jelasnya.
Dia menyarankan masyarakat untuk menyisihkan sekitar 10 persen alokasi keuangan bulanan untuk investasi. Memperbesar porsi investasi maka akan semakin cepat tujuan keuangan dicapai.
"Jika bisa dimaksimalkan akan mempercepat individu tersebut untuk merasakan independen secara keuangan," imbuh Rizqi.
Laiknya setiap investasi, reksa dana juga menyimpan risiko. Namun, risiko ini bisa dikelola selama masyarakat memahaminya. Beberapa risiko investasi reksa dana, menurut Rizqi ialah pertama, penurunan nilai aktiva bersih.
"Penyebabnya bisa karena kinerja emiten atau perusahaan yang dipilih oleh manager investasi, kondisi ekonomi global dan sentimen nasional seperti suku bunga, tingkat inflasi, dan defisit neraca berjalan."
Kedua, ialah risiko likuiditas. Dia mengingatkan setiap produk investasi reksa dana membutuhkan waktu minimal 1 hari kerja dalam jam bursa. "Maka dari itu, kita harus bersabar dan menimang-nimang waktu untuk melakukan pencairan reksa dana."
Ketiga, wanprestasi atau cidera janji. Rizqi menilai ada kemungkinan uang investor bisa hilang jika penyelenggara atau manager investasi tidak memenuhi kewajibannya. "Makanya perlu mengenali perusahaan reksa dana yang kita pilih serta cari tahu profil manager investasinya," Rizqi menekankan.
©2021 Merdeka.com
Dia pun memberikan 4 tips bagi investor, khususnya pemula, dalam memilih manajer investasi.
1. Perhatikan histori kinerja produk yang dikeluarkan. Unduh fund fact sheet produk reksa dana untuk melihat kinerja sejak awal peluncuran produk.
2. Cari tahu latar belakang manajer investasinya. Apakah terdaftar di OJK atau tidak.
3. Lihat dana kelolaan (AUM). Ini bertujuan untuk memperlihatkan berapa banyak orang yang percaya pada manajer investasi tersebut.
4. Melihat siapa tim yang mengelola investasinya. Perusahaan manajer investasi yang bagus pasti ada informasi ini di bagian profil dalam website perusahaan.
Rizqi sependapat jika kemudahan akses kepada produk reksa dana di era digitalisasi berbanding lurus dengan peningkatan investor saat ini. Berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), investor reksa dana per Juli 2021 mencapai 5,16 juta orang. Investor reksa dana mengalami tren peningkatan di tengah pandemi.
Investor reksa dana sudah tumbuh 62,68 persen dari posisi 29 Desember 2020 yang berada di kisaran 3,1 juta. Investor reksa dana sudah naik 5,1 kali lipat dibanding di 2018 yang sebesar 995.510 orang.
"Kemudahan yang ditawarkan media digital berperan penting dalam mendorong penetrasi investasi reksa dana," tutupnya.
Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Dimas Ardhinugraha menyarankan, melihat potensi pemulihan ekonomi Indonesia, saat ini adalah momentum yang menarik untuk masuk di reksa dana saham bagi investor yang memiliki tujuan jangka panjang.
Sebagai gambaran, reksa dana Manulife Saham Andalan (MSA) dan Manulife Greater Indonesia Fund (MGIF), memiliki imbal hasil yang melampaui tolok ukur masing-masing. MSA membukukan imbal hasil sebesar 27,43 persen YTD Juli 2021 dan MGIF memberikan imbal hasil 24,22 persen YTD Juli 2021.
"Tentu perlu diingat bahwa reksa dana saham memiliki tingkat risiko dan volatilitas yang cukup tinggi, sehingga akan lebih sesuai untuk tujuan investasi jangka panjang," sarannya.
(mdk/bim)