Rendahnya penyerapan pemerintah bikin peredaran uang melambat
"Perlambatan M2 terutama dipengaruhi oleh melambatnya pertumbuhan Aktiva Luar Negeri Bersih," kata Tirta.
Bank Indonesia (BI) menyatakan, peredaran uang M2 pada Oktober 2015 meningkat 10,4 persen dari periode yang sama tahun lalu. Angka ini lebih rendah dibandingkan September 2015 yang tumbuh sebesar 12,7 persen year on year (yoy).
Berdasarkan komponennya, perlambatan M2 bersumber dari pertumbuhan M1 (uang kartal dan simpanan giro rupiah) dan uang kuasi (simpanan berjangka dan tabungan, baik dalam rupiah maupun valas, serta simpanan giro valas).
-
Kapan Pejuang Rupiah harus bersiap? "Jangan khawatir tentang menjadi sukses tetapi bekerjalah untuk menjadi signifikan dan kesuksesan akan mengikuti secara alami." – Oprah Winfrey
-
Apa yang dimaksud dengan nilai tukar Dolar Singapura dan Rupiah? Nilai tukar antara Dolar Singapura dan Rupiah mencerminkan perbandingan nilai antara mata uang Singapura (SGD) dan mata uang Indonesia (IDR).
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Apa yang membuat Pejuang Rupiah istimewa? "Makin keras kamu bekerja untuk sesuatu, makin besar perasaanmu ketika kamu mencapainya."
-
Siapa yang menolak menerima uang suap ratusan juta rupiah? Jujurnya Jenderal TNI Tolak Uang Suap Ratusan Juta Banyak pejabat tersandung kasus korupsi, tapi Mayjen Eddie M Nalapraya justru tak tergiur uang suap.
-
Kenapa seni rupa penting? Seni rupa, sebagai salah satu cabang seni yang sangat beragam dan kaya akan ekspresi kreatif, telah memberikan sumbangan berharga dalam menggambarkan kompleksitas dunia visual.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Sagara mengatakan pertumbuhan M1 turun dari 12 persen pada bulan September menjadi 10,2 persen pada bulan Oktober. Sedangkan, pertumbuhan uang kuasi turun dari 12,5 persen pada bulan pada September menjadi 10,6 persen pada Oktober 2015.
"Perlambatan M2 terutama dipengaruhi oleh melambatnya pertumbuhan Aktiva Luar Negeri Bersih," kata Tirta seperti dikutip dari situs resmi Bank Indonesia, Sabtu (5/12).
Sejalan dengan upaya stabilisasi nilai tukar Rupiah oleh Bank Indonesia dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, pertumbuhan Aktiva Luar Negeri Bersih melambat dari 11 persen pada September 2015 menjadi 2,6 persen pada Oktober 2015. Selain itu, perlambatan M2 juga dipengaruhi oleh melambatnya ekspansi operasi keuangan Pemerintah dan melambatnya pertumbuhan kredit.
Lebih lanjut, Tirta memaparkan, suku bunga kredit kembali turun, sementara pergerakan suku bunga deposito masih beragam. Pada Oktober 2015, suku bunga kredit tercatat sebesar 12,9 persen, sedikit menurun dibandingkan dengan September 2015 sebesar 12,91 persen. Suku bunga simpanan berjangka 1 dan 6 bulan masing-masing tercatat sebesar 7,48 persen dan 8,51 persen pada Oktober 2015, turun dibandingkan dengan September 2015 sebesar 7,61 persen dan 8,56 persen.
"Suku bunga simpanan berjangka 3 dan 12 bulan mengalami kenaikan masing-masing dari 7,94 persen dan 8,50 persen pada September 2015 menjadi 7,99 persen dan 8,51 persen pada Oktober 2015," pungkas dia.
Baca juga:
Rendahnya penyerapan pemerintah bikin peredaran uang melambat
Rupiah berhasil ditutup menguat 11 poin di level Rp 13.834/USD
Jelang pengumuman paket kebijakan jilid VII, Rupiah menguat 3 poin
Melemah 29,8 poin, perdagangan rupiah dibuka Rp 13.810 per USD
Rupiah kembali melemah dan lewati level Rp 13.800 per USD