Resign dari PNS, Pria Ini Bangun Pabrik Tahu Bulat Beromzet Hingga Rp4 Miliar per Tahun
Banyak orang yang memutuskan resign dari posisinya sebagai PNS dan memilih membuka bisnis.
Banyak orang yang memutuskan resign dari posisinya sebagai PNS dan memilih membuka bisnis.
Resign dari PNS, Pria Ini Bangun Pabrik Tahu Bulat Beromzet Hingga Rp4 Miliar per Tahun
Setelah 9 tahun memutuskan resign dari PNS, Dodi Efendi berhasil mendirikan sebuah bisnis kuliner yang kini mendapatkan omzet miliaran rupiah per tahun.
Dalam sebuah wawancara yang diunggah oleh akun YouTube Naik Kelas, Dodi mengaku dia memang senang mengikuti seminar kewirausahaan ketika tengah menempuh pendidikan di universitas.
Selain itu, Dodi muda juga senang menghadiri pengajian rutin tiap minggunya. Dia pernah mendengar nasihat dari seorang ustad kala itu.
- Jangan Ceroboh Resign dari Kantor untuk Bangun Usaha, Perhatikan Dulu Hal Ini
- Resign dari TNI, Pria ini Jadi Pengusaha Sukses Punya 2 Pabrik & 650 Karyawan
- Manajer Keuangan BUMN Resign Demi Buka Usaha Keripik Kentang, Kini Omzetnya Puluhan Juta
- Resign dari Zona Nyaman di BUMN, Raka Sukses Jadi Pengusaha Keripik Usai Ditentang Orangtua
"Saya pernah mendengar nasihat seorang ustad yang mengingatkan betapa pentingnya mendapatkan penghasilan dari sebuah bisnis, terlepas dari apapun pekerjaan yang kita lakoni," kata Dodi, dikutip Rabu (20/9).
Merdeka.com
Karena itulah, di tahun 2010 ketika masih menjadi seorang ASN, Dodi memberanikan diri untuk mendirikan sebuah bisnis produksi tahu bahan.
Tentunya, dia tak berjalan sendirian. Dodi mengaku mengajak temannya untuk turut mendirikan usaha ini.
Baik bisnis dan pekerjaannya kala itu berjalan dengan sangat lancar hingga empat tahun lamanya. Namun, pada akhirnya Dodi mulai merasa kewalahan untuk membagi waktu antara bisnis dan pekerjaannya.
Melihat peluang bisnis tahu yang kian meningkat, Dodi akhirnya memilih berhenti menjadi ASN demi membangun bisnis tahu miliknya. Keputusan Dodi tentu mendapat pertentangan dari keluarga, khususnya Sang Kakak.
Namun, berhubung ibunya mendukung keputusan yang dia pilih, Dodi akhirnya yakin dengan keputusan yang diambilnya. Dia percaya, ridho Allah tergantung pada ridho orang tua.
"Yang meyakinkan itu dukungan Ibu. Selain itu, saya juga terinspirasi dari buku karangan Robert Kiyosaki. Katanya, kalau ingin bebas finansial, bebas waktu, maka kita harus berwirausaha," tambah Dodi.
Merdeka.com
"Macakal itu berasal dari bahasa sunda, yang artinya mandiri atau berdikari. Mengingat salah satu karakter seorang pengusaha adalah mandiri. Maka ketika dinamakan macakal, itu menjadi harapan bagi kami agar menjadi bisnis yang mandiri dan tidak bergantung pada siapapun," jelas pria yang kini berusia 40 tahun itu.
Dodi bercerita, bisnisnya berkembang dari yang mulanya hanya memproduksi tahu bahan, hingga memproduksi tahu bulat crispy.
"Dulu produksi tahu bahan, kemudian dikembangkan lagi jadi bisnis tahu bulat. Tapi karena tahu bulat asli hanya bisa bertahan 3-4 hari, maka dilakukan inovasi tahu bulat crispy yang usianya bisa mencapai 4-5 bahkan 10 bulan," jelasnya.
Dia juga mengungkapkan, produksi tahu bahannya tetap berjalan. Sehingga, saat ini mereka masih memproduksi tahu bahan.
"Tapi sebagian besarnya, sekitar 75 persen tahu bahan memang akan diproses jadi tahu bulat, tapi tahu bahan tetap ada," kata Dodi.
Saat ini, Dodi mengungkapkan bahwa perusahaan tahu miliknya dapat menghabiskan kacang kedelai sebanyak 2 ton/hari, bahkan mungkin lebih, tergantung dari banyaknya permintaan yang mereka dapatkan.
Dengan bantuan sekitar 170 orang karyawan, dalam seharinya mereka dapat memproduksi sekitar 200.000-250.000 butir tahu bulat. Sebagian besar pasarnya, yakni sekitar 90 persen berada di pulau jawa, kemudian diikuti daerah lainnya seperti lampung, jambi, bengkulu, palembang, padang.
Meski usahanya tampak lancar, bukan berarti Dodi tak pernah mengalami kerugian. Dia mengaku pernah melalui titik terendahnya dalam berbisnis di antara tahun 2014-2016.
Di tahun 2014 kala itu, ketika baru mengembangkan bisnisnya ke agen-agen yang lebih kecil, justru membuat Dodi kehabisan uang cash. Tahu terus didistribusikan, namun tak ada uang yang didapatkan karena tak ada agen yang menyetor uang kepadanya.
Kemudian di antara 2015-2016, Dodi dan tim sempat mengalami kegagalan produksi. Kala itu, permintaan akan tahu bulat crispy sangat besar. Namun, sejujurnya mereka belum siap menerima pesanan itu.
Mengaku tergiur dengan keuntungan yang akan didapatkan, pesanan itu mereka sanggupi namun hasilnya tidak maksimal karena kualitasnya menurun. Alih-alih untung, Dodi justru rugi ratusan juta rupiah.
Belajar dari kesalahan ini, Dodi kemudian mulai membangun strategi. Yang pertama, ia mulai melakukan seleksi terhadap agen yang menjadi mitra distribusi tahu bulat crispy miliknya.
Dodi memutuskan hubungan dengan agen-agen yang tercatat memiliki masalah pembayaran. Sejak saat itu, kondisi keuangannya mulai membaik kembali. Kemudian, dia juga memahami betul pola lonjakan pesanan yang diterimanya kala itu.
Dia menyadari bahwa pesanan sebanyak itu tidak mungkin mampu dikerjakan karyawan secara manual.
Karena hasilnya mungkin memiliki potensi gagal yang sama. Akhirnya, PT Macakal saat ini sudah memiliki mesin pembuat tahu bulat otomatis.
Satu mesin produksi ini bisa dipakai oleh 15-20 karyawan. Hasil yang didapatkan pun lebih baik dan pengawasannya lebih mudah dilakukan.
Setelah melewati jatuh bangun dalam bisnis, Dodi mengaku omset perusahaan stabil di angka Rp4 miliar per tahun. Dia benar-benar tak menyangka akan mendapatkan keuntungan sebesar itu.
Dalam menjalankan bisnisnya, Dodi selalu menyertakan nilai-nilai dakwah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Untuk itu, dia berharap bisnis Macakal dapat terus bermanfaat bagi masyarakat.