Kisah Via, Raup Pendapatan Rp100 Juta dari Jualan Hijab
TikTok menjadi salah satu cara bagi pedagang untuk memasarkan produk dagangannya.
TikTok menjadi salah satu cara bagi pedagang untuk memasarkan produk dagangannya.
Kisah Via, Raup Pendapatan Rp100 Juta dari Jualan Hijab
Fokus terhadap tujuan, membawa Via Alfasah menjadi pengusaha muda hingga memiliki pendapatan Rp100 juta di usianya baru 20 tahun. Uang tersebut dia dapatkan dari berjualan kerudung.
-
Bagaimana Via memulai bisnis hijab? Dengan modal Rp3 juta dari hasil arisan, Via membeli kain kiloan untuk hijab.
-
Kenapa Via fokus berjualan hijab? Pada tahun 2020, Via kembali ke kampung halaman dan memutuskan fokus berjualan hijab.
-
Apa yang Via jual sebelum berjualan hijab? Via mulai mencoba berjualan sebagai reseller, dia mengambil produk dari toko-toko online lalu dijual kembali di platform seperti, BBM dan Facebook.
-
Kenapa Hasan memulai bisnis hijab? Mencari hijab untuk baby pada tahun 2018 itu lumayan susah. Jadi, saat itu kami membeli suatu produk dan ada ketertarikan untuk memulai usaha ini,' kata Hasan dikutip pada Senin (23/9).
-
Kenapa Pia memulai usaha hijab? 'Ini bermula setelah lulus SMA di tahun 2020 yang berniatkan untuk tes SNMPTN atau UTBK. Namun di sana ada kegagalan yang tidak bisa saya lakukan,' kata Pia.
-
Kenapa usaha Fitri sukses? Keberhasilan pertamanya datang ketika banyak teman dan tetangga mulai menitipkan belut untuk dijual kembali. Fitri yang awalnya hanya menjadi pengepul, akhirnya melihat peluang untuk mengolah peyek tersebut menjadi produk camilan peyek belut.
Dalam akun YouTube Naik Kelas, Via menceritakan pengalaman hidupnya hingga menjadi pengusaha hijab diawali dari hobi. Sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), Via sudah gemar berjualan.
Via menawarkan berbagai produk melalui Blackberry Messenger (BBM), dan Facebook. Saat itu, dia masih menjadi reseller sebuah dari berbagai produk.
Aktivitas berdagang Via masih berlanjut hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Dia berjualan jilbab hingga masker.
Masa gamang Via dimulai ketika dia lulus dari SMA. Keluarganya tidak memiliki biaya untuk Via melanjutkan pendidikan hingga ke perguruan tinggi. Di satu sisi, Via merasa gugup dengan kehidupan sosial di kampung halamannya, Ciamis.
"Bingung mau jadi apa, apa jalan keluarnya nikah apa gimana," kata Via.
Meskipun dia menempuh kuliah hingga selesai, beban moral di lingkungan tempat dia tinggal juga tak membuat Via bebas. Jika tidak menjadi "orang" pendidikan Via akan dianggap tidak memiliki nilai.
Via pun diminta keluarganya ke Bandung untuk mencari pekerjaan. Namun, nasib belum membawanya mendapatkan pekerjaan. Sambil menunggu pekerjaan, Via menjadi "baby sitter" dengan upah Rp20.000 per hari. Kondisi tersebut membuat perasaan Via sedih. Namun dia bergeming karena tidak ada pilihan lain untuk mendapatkan uang.
"Mau coba-coba kerja, enggak dapat, frustasi mau gimana," ucapnya.
Hingga satu waktu, dia mendapat arisan senilai Rp3 juta. Uang itu dia manfaatkan membeli kain kiloan. Dia bertekad untuk berjualan hijab. Sayangnya, usaha tersebut belum menuai untung. Sebaliknya, Via terus menuai kerugian.
"Memang rugi, tapi dilanjut sajalah yang penting keluar dulu tapi karena boncos terus aku ambil saja dari reseller. Setelah sudah ramai ada modal beli kain roll terus pakai uang sendiri," jelasnya.
Dari momen tersebut, bisnis Via terus bangkit. Hingga dia mampu membeli sepeda motor secara tunai.
Penjualan secara online semakin membludak. Hal ini juga berdampak dengan transaksi Via melalui Berhijab.co, merek usaha hijab yang dirintis Via. Tanpa disadari, transaksi hijabnya tembus Rp100 juta. Uang itu dimanfaatkan membeli mobil sebagai kendaraan operasional.
"Waktu ada TikTok lagi ramai, tiba-tiba eh udah sampai juga kurang dari 1 tahun sampai 100 juta pertama di usia 20 tahun alhamdulillah," ucap dia.
Merdeka.com