Gagal Kuliah, Gadis di Ciamis Ini Justru Sukses Jual Hijab dan Buka Lapangan Pekerjaan
Gagal ke perguruan tinggi tidak membuat semangatnya surut. Kini usaha hijabnya sukses.
Gagal ke perguruan tinggi tidak membuat semangatnya surut. Kini usaha hijabnya sukses.
Gagal Kuliah, Gadis di Ciamis Ini Justru Sukses Jual Hijab dan Buka Lapangan Pekerjaan
Gagal masuk perguruan tinggi impian tak menyurutkan semangat Pia Arianti.
Walau sempat sedih, gadis asal Kabupaten Ciamis, Jawa Barat ini justru sukses berjualan hijab hingga mampu membuka lapangan pekerjaan.
Omzet yang lumayan mampu ia kantongi usai produknya diburu para pelanggan. Pia jadi salah satu contoh sosok yang berhasil bangkit dari kegagalan.
-
Apa usaha yang sukses dijalankan Fitri? Fitri dan suami memulai usaha peyek belut pada tahun 2005.
-
Apa yang dialami Idia setelah putus sekolah? Pekerjaan ini rutin Idia lakukan setiap hari, setelah dirinya tidak bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA. Sebelumnya Idia duduk di bangku SMP di kawasan Kampung Turus, Desa Sukadaya, Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak.
-
Kenapa Hasan memulai bisnis hijab? Mencari hijab untuk baby pada tahun 2018 itu lumayan susah. Jadi, saat itu kami membeli suatu produk dan ada ketertarikan untuk memulai usaha ini,' kata Hasan dikutip pada Senin (23/9).
-
Bagaimana Delia Septianti bisa tetap berkarir dengan hijab? Tapi di saat aku pengin nyerah kayak gitu, Allah tuh ternyata ngasih jalan yang lain, kayak nyanyi masih bisa, acara-acara fashion show kayak gini masih bisa aku jalanin.
-
Kenapa usaha Fitri sukses? Keberhasilan pertamanya datang ketika banyak teman dan tetangga mulai menitipkan belut untuk dijual kembali. Fitri yang awalnya hanya menjadi pengepul, akhirnya melihat peluang untuk mengolah peyek tersebut menjadi produk camilan peyek belut.
-
Siapa yang berhasil kuliah? Joko pun mengaku bahwa dirinya dan keluarga sangat mementingkan pendidikan anak, meskipun ia berada dalam kondisi keterbatasan yang menyulitkan. 'Ya suatu kebanggan bagi saya, memang dari dulu sebelum menikah, bahkan saya itu punya cita-cita nanti kalau sudah berkeluarga dan punya anak, yang saya utamakan memang segi pendidikan, walaupun bapaknya kondisinya kayak begini, yang penting anaknya bisa sekolah,' jelas Joko.
Bangkit dari kegagalan
Mengutip kanal YouTube Liputan6, awal semangatnya terpacu setelah dirinya berjuang untuk mengikuti pendaftaran SNMPTN di Bandung, Jawa Barat.
Namun di sana Pia menemukan kendala sehingga impiannya gagal untuk melanjutkan pendidikan di bangku kuliah.
“Ini bermula setelah lulus SMA di tahun 2020 yang berniatkan untuk tes SNMPTN atau UTBK. Namun di sana ada kegagalan yang tidak bisa saya lakukan,” kata Pia.
Bermula dari coba-coba
Pia mengaku usaha hijabnya ini bermula dari coba-coba karena tidak memiliki pengalaman termasuk dari pihak keluarga.
Bermodalkan keinginan yang kuat, dengan usaha maksimal yang ia jalankan akhirnya pelan-pelan bisnis hijab yang ia jalankan bisa laku di pasaran.
(Foto: YouTube Liputan6)
“Untuk kesulitannya sendiri mungkin saya tidak ada privilege dari keluarga, jadi saya melakukannya sendiri secara otodidak,”
kata dia
merdeka.com
Memulai dari dropship
Setelah terbukanya peluang untuk berjualan, Pia memutuskan untuk memulai usaha dengan menjadi reseller lalu ke dropshipping atau menjual produk langsung dari produsen ke pembeli.
Tak disangka, permintaannya terus bertambah hingga akhirnya memiliki store dengan brand Berhijab.co seperti sekarang.
“Awalnya jadi reseller dulu, lalu ke dropshipping sampai beberapa waktu, lalu saya membeli bahan per roll, dan setelahnya spontan membuka store,” terangnya.
Berjualan berbagai warna hijab
Di tokonya ini, Pia mulai menambah stok barang dan memperbanyak jenis warna dari hijab yang dijual.
Beberapa di antaranya warna yang jarang dijumpai seperti frappuchino, walnut, khaki, olive, milo, choco, black, navy sampai maroon.
(Foto: Instagram Berhijab.co)
“Jadi semuanya ini membeli bahan sampai mempunyai peminat atau pembeli yang lumayan banyak,”
ucap Pia.
merdeka.com
Buka lapangan pekerjaan
Setelah merintis dan bertambah maju, Pia lantas mulai memberanikan diri untuk membuka lapangan pekerjaan.
Dia membantu penjahit di luar yang biasa dipesannya secara borongan untuk merakit produk hijabnya.
“Saat ini saya memiliki tim cutting atau yang jahit, tapi di luar lewat sistem borongan. Terkecuali untuk di sini, itu ada satu khusus yang stay di sini,” katanya.
Harganya terjangkau
Untuk produk hijabnya sendiri, Pia menjual dengan harga yang terjangkau di bawah Rp100 ribu. Harga ini tergantung model dan karakteristik bahan.
Untuk keuntungannya, Pia bisa memproduksi sebanyak 500 sampai 1.000 pcs kerudung dan di hari besar seperti Lebaran bisa dua kalilipat.
“Untuk omzetnya naik turun mengikuti momen, kalau pas hari besar seperti lebaran bisa dua kali lipat,” katanya.