Resmi Merger, Erick Thohir Sulap Pengelola Bandara AP I dan AP II Jadi PT Angkasa Pura Indonesia
Setelah merger PT Angkasa Pura Indonesia resmi menjadi operator bandar udara terbesar nomor lima dunia.
PT Angkasa Pura I (AP I) dan PT Angkasa Pura ( AP II) resmi merger menjadi PT Angkasa Pura Indonesia (Injourney Airports). Penggabungan usaha ini disaksikan langsung oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.
Direktur Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney, Dony Oskaria mengatakan setelah merger PT Angkasa Pura Indonesia resmi menjadi operator bandar udara terbesar nomor lima dunia.
- Bagaimana Nasib Spektrum XL Axiata dan Smartfren Pasca Merger?
- Angkasa Pura I dan II Merger, Menhub Budi: Bakal Dilirik Banyak Investor
- BTN Syariah & Bank Muamalat Bakal Merger, Erick Thohir: Kalau Lancar Maret 2024 Bisa Final
- Erick Thohir: Merger Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II Selesai Februari 2024
"Pasca merger, tepat di hari ini kita menjadi operator airport nomor 5 terbesar di dunia," kata Dony dalam acara Konferensi Pers di Kantor Pusat Injourney Sarinah, Jakarta, Senin (9/9).
Dony menyebut, proses untuk menyatukan PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura tidak mudah karena banyak terdapat perbedaan bisnis di antara keduanya. Misalnya perbedaan kebijakan operasional bisnis bandara hingga sistem rekrutmen pegawai.
Proses Merger Butuh Waktu 9 Bulan
Kesulitan lainnya, pelaksanan proses merger ini juga diharuskan untuk tidak mengganggu operasional kedua bandar udara demi kenyamanan penumpang. Dengan ini, diperlukan waktu hingga 9 bulan untuk menyelesaikan proses penggabungan usaha sejak Desember 2023 lalu.
"Dan Alhamdulillah proses merger ini sudah selesai, termasuk di dalamnya kami menyelesaikan 69 aturan yang untuk supaya sesuai dengan aturan yang berlaku," beber dia.
Ke depan, PT Angkasa Pura Indonesia difokuskan untuk meningkatkan pendapatan di luar sektor non-aeronautika (non-aero). Salah satu strategi untuk memacu bisnis non aero adalah memanfaatkan lahan-lahan yang menganggur di seputar kawasan bandara agar menjadi optimal.
"Kita menyadari pendapatan kita masih didominasi oleh aero. Tapi, tahun ini kita berhasil memberikan kontribusi yang cukup signifikan, kita growth sebesar 49 persen ini satu pencapaian yang cukup baik, tentu saja dan harapan kita di depan bawah pengelolaan bandara kita lebih baik," tandas dia.