Resmi Terbitkan SBR013, Kementerian Keuangan Target Himpun Dana Rp15 Triliun
Menurut Kemenkeu, menyimpan dana di SBN ritel ini bisa terhindar dari sejumlah risiko investasi, utamanya risiko gagal bayar.
SBR013 ditawarkan dalam dua jangka waktu, yakni SBR013 tenor 2 tahun (SBR013T2) dan SBR013 tenor 4 tahun (SBR013T4).
Resmi Terbitkan SBR013, Kementerian Keuangan Target Himpun Dana Rp15 Triliun
Resmi Terbitkan SBR013, Kementerian Keuangan Target Himpun Dana Rp15 Triliun
- Sengketa Pilpres Usai, Prabowo-Gibran Klaim Bisa Kejar Target Investasi Rp1.650 Triliun di 2024
- Salurkan Pembiayaan Rp5,8 Trliun, WOM Finance Raup Untung Rp236 Miliar Sepanjang 2023
- Kelola Dana THR Bisa Diinvestasikan ke Sukuk Ritel SR020, Dapat Imbal Hasil 6,4 Persen per Tahun
- Menteri Bahlil Semringah, Realisasi Investasi 2023 Tembus Rp1.418 Triliun
Kementerian Keuangan resmi meluncurkan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel jenis Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR013, Senin, 10 Juni 2024. Kupon atau imbal hasil SBR013 ditetapkan sebesar 6,45 persen hingga 6,60 persen, dengan masa penawaran dari 10 Juni hingga 4 Juli 2024.
SBR013 ditawarkan dalam dua jangka waktu, yakni SBR013 tenor 2 tahun (SBR013T2) dan SBR013 tenor 4 tahun (SBR013T4).
Direktur Surat Utang Negara Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Deni Ridwan mengutarakan, pihaknya target menghimpun dana Rp15 triliun hingga Rp20 triliun lewat penerbitan SBR013 ini.
"Kita untuk target SBR013 ini, kita memiliki target awal sekitar Rp15 triliun. Nanti kita perhatikan juga minat masyarakat. Kalau memang tinggi, kita bisa upsize sampai Rp20 triliun," terangnya dalam sesi konferensi pers di Hotel Sultan, Jakarta, Senin (10/6/).
Dengan kupon floating with floor 6,45-6,60 persen per tahun, Deni meyakini SBR023 bisa menarik bagi investor yang ingin melakukan hedging fluktuasi suku bunga di pasar.
merdeka.com
"Karena biasanya, ketika BI meningkatkan tingkat suku bunga acuan, biasanya instrumen seperti saham, obligasi, reksa dana itu terkoreksi ke bawah. Ini kita bisa kompensasi dengan berinvestasi di SBR yang dia justru akan meningkat tingkat imbal hasil," imbuhnya.
Menurut dia, menyimpan dana di SBN ritel ini bisa terhindar dari sejumlah risiko investasi, utamanya risiko gagal bayar.
"Ini karena instrumen yang diterbitkan pemerintah, dan pembayaran kupon dan juga pokoknya dijamin UU, maka bisa dibilang risiko gagal bayar adalah nol," tegasnya.
Kemudian, SBR juga relatif bisa menata pergerakan suku bunga acuan yang fluktuatif. Namun, SBR013 punya catatan soal masalah risiko likuiditas lantaran tidak bisa diperjualbelikan di pasar sekunder.
"Tetapi ada fitur early redemption, atau penebusan lebih awal. Misal T2 bisa diambil maksimal 50 persen setelah melebihi tahun pertama. Sementara unyuk T4 bisa diambil maksinal setelah melewati tahun kedua," jelas Deni.
Adapun SBR013T2 dan SBR013T4 bisa didapat dengan minimal investasi Rp1 juta dan kelipatan Rp1 juta. Sementara batas maksimal investasi untuk T2 senilai Rp5 miliar, dan T4 Rp10 miliar.
"Kenapa dikasih batasan, ini sebetulnya kalau investor bisa beli di atas Rp5 miliar-Rp10 miliar kita harapkan masuk ke SBN non ritel. Yang membedakan atara SBN ritel dan instrumen lain, dengan beli SBN ritel kita bisa turut berkontribusi dalam pembiayaan pembangunan nasional," tuturnya.