Resmikan Politeknik Statistik STIS, bos BPS cerita soal kebutuhan tenaga kerja
Pembentukan lembaga pendidikan yang dulu bernama Akademi Ilmu Statistik (AIS) berawal dari kebutuhan tenaga statistik yang siap pakai di dalam negeri. Kemudian, pada 1958 pemerintah mengeluarkan Surat Keputusan (SK) Perdana Menteri Nomor 37/PM/1958 terkait pembentukan AIS.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto hari ini, Rabu (28/3) meresmikan Politeknik Statistik STIS. Sebelumnya, lembaga pendidikan tinggi tersebut bernama Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS).
Kecuk sapaan akrab Suhariyanto mengatakan, pembentukan lembaga pendidikan yang dulu bernama Akademi Ilmu Statistik (AIS) berawal dari kebutuhan tenaga statistik yang siap pakai di dalam negeri. Kemudian, pada 1958 pemerintah mengeluarkan Surat Keputusan (SK) Perdana Menteri Nomor 37/PM/1958 terkait pembentukan AIS.
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Apa yang dihapus dari BPJS? Kepala Humas BPJS Kesehatan Rizzky Anugerah menjawab pertanyaan publik terkait naiknya iuran ketika Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) berlaku.
-
Apa tugas utama dari BPS? Tugas BPS adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang statistik sesuai peraturan perundang-undangan.
-
Kapan kelas BPJS dihapus? Sehingga, Rizzky memastikan besaran iuran sekarang masih tetap sama dengan apa yang sudah berlaku selama ini."Untuk iuran masih tetap, karena tidak ada penghapusan kelas otomatis untuk iuran, ini masih mengacu kepada Perpres yang masih berlaku yaitu Perpres 64 tahun 2020 jadi masih ada kelas dan iuran masih sama," kata Irsan di kantor Kemenkes, Jakarta, Rabu (15/5).
-
Kenapa kelas BPJS dihapus? Irsan mengatakan, untuk penyesuaian iuran ini masih perlu diskusi lebih lanjut.
"Pada masa itu, AIS menjadi satu-satunya lembaga pendidikan tinggi yang menghasilkan tenaga andal di bidang statistik. Lulusan AIS langsung diangkat menjadi PNS di BPS seluruh Indonesia," ujar dia di Politeknik Statistika STIS, Jakarta, Rabu (28/3).
Seiring dengan perkembangan organisasi BPS hingga ke level kabupaten dan kota, kebutuhan tenaga statistik semakin meningkat hingga ke level yang paling tinggi. "Sehingga pada 1997 melalui SK Presiden Nomor 163, STIS resmi berdiri," lanjut dia.
Saat ini ,pihaknya menyadari BPS menghadapi tantangan dalam memenuhi kebutuhan data yang berkualitas. BPS tidak hanya dituntut untuk menyediakan data statistik dasar tetapi juga harus mampu memberikan expertise-nya dalam penyediaan data statistik sektoral berkualitas yang diselenggarakan oleh kementerian/lembaga dan pemerintah daerah.
"Karenanya dibutuhkan SDM yang mampu menjawab tantangan tersebut. SDM yang mampu mengembangkan metodologi, baik dalam tahapan pengumpulan data, pengolahan, serta pembentukan indikator-indikator statistik serta metode analisis. Oleh sebab itu, sesuai dengan amanat UU Nomor 12 Tahun 2012 tentang pendidikan tinggi, yang harus dapat bersaing dalma menghadapi globalisasi di segala bidang, maka pada 2018 ini Politeknik Statistika STIS resmi di-launcing," jelas dia.
Suhariyanto menjelaskan, kurikulum yang diterapkan di politeknik ini berbeda dengan program studi sejenis di perguruan tinggi lain. Porsi mata kuliah yang berkaitan dengan metode survei atau sampling serta official statistics lebih besar. Ha ini selaras dengan tugas dan fungsi BPS yaitu mengumpulkan data dan memproduksi indikator statistik bagi perencanaan kebijakan maupun evaluasi program-program pemerintah.
"Melalui Politeknik Statistik STIS ini diharapkan dapat menelurkan ahli-ahli statistik yang dapat berperan aktif dalam meningkatkan perstatistikan nasional," tandas dia.
Reporter: Septian Deny
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
BPS manfaatkan teknologi terbaru BPPT tingkatkan akurasi data produksi beras
Bulog gandeng BPS perkuat data pangan
Menteri Jonan minta BPS perbaiki data rasio elektrifikasi
Bos BPS sentil Menteri Jonan sektor migas buat neraca perdagangan defisit 3 bulan
Kisah perjuangan cinta Menteri Jonan hingga mimpinya menjadi pegawai BPS