Rupiah Anjlok ke Rp16.000 Pemerintah Khawatirkan Beri Dampak Begini
Pemerintah harap konflik Timur Tengah tidak berkepanjangan.
Pemerintah harap konflik Timur Tengah tidak berkepanjangan.
- Kurs Rupiah Anjlok, Jokowi Panggil Sri Mulyani hingga Gubernur BI ke Istana
- Ternyata, Ini Buat Kurs Rupiah Anjlok Hingga Sentuh Level Rp16.420 per USD
- Kurs Rupiah Anjlok 2,02 Persen, Gubernur BI: Lebih Baik Dibanding Ringgit Malaysia
- Pemerintah Obral Insentif Pajak di IKN Nusantara, Penerimaan Negara Bakal Anjlok?
Rupiah Anjlok ke Rp16.000 Pemerintah Khawatirkan Beri Dampak Begini
Anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, menjadi perhatian serius bagi pemerintah.
Melansir data Bloomberg, nilai tukar rupiah melemah 0,26 persen menjadi Rp16.177,50 per USD pada Rabu (17/4).
Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara mengatakan, Kemenkeu terus mewaspadai tren pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat akibat memanasnya konflik di Timur Tengah.
"konflik antara negara-negara di Timur Tengah, konflik Israel dan Iran kita perhatikan dengan sangat serius,"
kata Suahasil dalam acara Rapat Koordinasi Pembangunan Pusat 2024 di Jakarta, Kamis (18/4).
Suahasil mengakui bahwa dampak konflik Iran dan Israel mulai dirasakan perekonomian dunia maupun Indonesia.
Misalnya, kenaikan harga minyak mentah mentah dunia hingga pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika.
"Sudah mulai terlihat peningkatan-peningkatan harga komoditas di tingkat dunia, kita juga memperhatikan dampaknya kepada kurs rupiah utamanya terhadap US Dolar," kata Suahasil.
Untuk itu, Kementerian Keuangan bersama Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hingga Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) terus memperkuat kolaborasi untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS. Antara lain memperhatikan variabel-variabel yang berpotensi membuat pelemahan nilai tukar mata uang Garuda lebih dalam.
"Kami di Kementerian Keuangan bekerja sama dengan Bank Indonesia, OJK, dan juga LPS dalam konteks kognitif stabilitas sistem keuangan untuk menjaga stabilitas variabel-variabel yang mempengaruhi kondisi ekonomi kita,"
kata Suahasil.
Suahasil berharap ketegangan antara Iran dan Israel dapat segera mereda.
Menurutnya, jika terjadi eskalasi konflik kan mengganggu perdagangan dunia hingga sektor keuangan dunia, termasuk Indonesia.
"Kita harapkan tidak terjadi eskalasi yang berlebihan," tegas Suahasil.