Rupiah dibuka melemah di level Rp 14.401 per USD
Rupiah dibuka di Rp 14.401 per USD atau sedikit melemah dibanding penutupan perdagangan kemarin di Rp 14.378 per USD. Rupiah sempat menguat tipis usai pembukaan di level Rp 14.398 per USD. Namun Rupiah justru kembali melemah, dan saat ini berada di level Rp 14.410 per USD.
Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) bergerak melemah hari ini, Rabu (18/7). Pagi tadi, Rupiah dibuka di Rp 14.401 per USD atau sedikit melemah dibanding penutupan perdagangan kemarin di Rp 14.378 per USD.
Mengutip data Bloomberg, Rupiah sempat menguat tipis usai pembukaan di level Rp 14.398 per USD. Namun Rupiah justru kembali melemah, dan saat ini berada di level Rp 14.410 per USD.
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Mengapa Redenominasi Rupiah sangat penting untuk Indonesia? Rupiah (IDR) termasuk dalam golongan mata uang dengan daya beli terendah. Hal ini semakin menunjukan urgensi pelaksanaan redenominasi rupiah di Indonesia.
-
Apa manfaat utama dari Redenominasi Rupiah untuk mata uang Indonesia? Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, menyatakan manfaat utama dari redenominasi rupiah adalah untuk mempertahankan harkat dan martabat rupiah di antara mata uang negara lain.
-
Apa yang membuat Pejuang Rupiah istimewa? "Makin keras kamu bekerja untuk sesuatu, makin besar perasaanmu ketika kamu mencapainya."
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
Bank Indonesia (Bi) menyatakan Rupiah masih memiliki peluang untuk menguat hingga akhir tahun ini. Hal tersebut akan didorong oleh keyakinan investor terhadap kestabilan nilai tukar.
Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan ketika terjadi ketidakstabilan nilai tukar Rupiah pada periode April-Juni, investor menahan investasinya. Namun saat ini, investor kembali menanamkan modalnya yang menandakan kepercayaan terhadap Rupiah yang mulai stabil.
"Kan sudah kelihatan karena pada waktu periode goyang, investor berusaha menghindari untuk investasi. Kalau kita lihat sekarang sudah mulai inflows, berarti dia comfortable dengan yield surat utangnya, dengan melihat nilai Rupiahnya, dan dia lihat kalau dia masuk di level sekarang berarti dia ada ekspektasi ke depan Rupiah akan stabil atau bisa lebih kuat," ujar dia di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (17/7).
Meski Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan nilai tukar berada di kisaran Rp 14.200 hingga akhir tahun, namun menurut Mirza yang terpenting adalah kestabilan Rupiah bisa terus terjaga. Hal ini yang sebenarnya dibutuhkan oleh para pelaku usaha sebagai penggerak roda ekonomi di dalam negeri.
"Yang pentingkan kurs stabil, kalau stabil sektor riil bisa membuat budget, membuat anggaran. Karena ini periode-periode sektor dunia usaha mulai bikin budget untuk 2019, sama dengan pemerintah. Kalau kurs stabil orang bisa bikin budget, meneruskan ekspansi," kata dia.
Baca juga:
BI: Rupiah berpotensi menguat hingga akhir tahun
BI: Nilai tukar Rupiah sudah temukan titik keseimbangan
Sri Mulyani beberkan kondisi ekonomi makro, termasuk Rupiah tembus Rp 14.200 per USD
Waspadai dampak lemahnya nilai tukar Rupiah terhadap komponen pembangkit listrik
BI yakin nilai tukar Rupiah masih terkendali
Menteri Enggar soal harga telur ayam naik: Akibat pelemahan Rupiah