Rupiah diprediksi masih dihantam tekanan perang mata uang dunia
Posisi dan fondasi Rupiah mudah goyah, labil, dan kurang kuat menahan sentimen negatif.
Nilai tukar Rupiah diperkirakan belum menemukan momentum perbaikan. Pelaku pasar tampak masih pesimis terhadap perbaikan pergerakan Rupiah.
Analis PT NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan, jika ditambah dengan Rupiah yang menjadi korban atas currency war yang terjadi saat ini, kian memperlihatkan posisi dan fondasi Rupiah yang mudah goyah, labil, dan kurang kuat menahan sentimen negatif.
"Laju Rupiah di bawah target support 14.045. Rp 14.125-14.025 (kurs tengah BI)," ujarnya kepada merdeka.com, Jakarta, Rabu (26/8).
Menurutnya, laju Yuan yang melemah terhadap USD turut berimbas negatif pada laju Rupiah. Masih adanya sentimen negatif membuat laju Rupiah masih rentan dengan hantaman pelemahan.
"Waspadai masih adanya potensi pelemahan lanjutan," jelas dia.
Lebih lanjut, Reza mengatakan, belum adanya penyeimbang sentimen negatif dan belum adanya hal-hal yang bersifat makro ekonomi yang menunjukan adanya upaya perbaikan, akan berpotensi menekan laju Rupiah.
Sebelumnya, nilai tukar Rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore (25/8) bergerak menguat sebesar 25 poin menjadi Rp 14.024 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp 14.049 per USD.