Rupiah Diprediksi Melemah Dipicu Kenaikan Imbal Hasil Surat Utang AS
Rupiah dibuka di Rp14.210 per USD atau menguat tipis dibanding penutupan di perdagangan sebelumnya di Rp14.216 per USD. Rupiah masih menguat ke Rp14.205, namun kemudian melemah ke Rp14.214 per USD. Sempat stagnan, Rupiah kembali melemah dan saat ini berada di Rp14.228 per USD.
Nilai tukar (kurs) Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah di perdagangan hari ini, Jumat (8/10). Rupiah dibuka di Rp14.210 per USD atau menguat tipis dibanding penutupan di perdagangan sebelumnya di Rp14.216 per USD.
Mengutip data Bloomberg, Rupiah masih menguat ke Rp14.205, namun kemudian melemah ke Rp14.214 per USD. Sempat stagnan, Rupiah kembali melemah dan saat ini berada di Rp14.228 per USD.
-
Apa yang dimaksud dengan nilai tukar Dolar Singapura dan Rupiah? Nilai tukar antara Dolar Singapura dan Rupiah mencerminkan perbandingan nilai antara mata uang Singapura (SGD) dan mata uang Indonesia (IDR).
-
Kapan Pejuang Rupiah harus bersiap? "Jangan khawatir tentang menjadi sukses tetapi bekerjalah untuk menjadi signifikan dan kesuksesan akan mengikuti secara alami." – Oprah Winfrey
-
Kapan Ayat Seribu Dinar turun? Ayat seribu dinar adalah sebutan untuk dua ayat dalam Surat At Thalaq, yaitu ayat 2 bagian akhir dan ayat 3 seluruhnya.
-
Apa yang membuat Pejuang Rupiah istimewa? "Makin keras kamu bekerja untuk sesuatu, makin besar perasaanmu ketika kamu mencapainya."
-
Apa itu Rupiah Digital? Rupiah Digital merupakan uang Rupiah yang memiliki format digital.
-
Kenapa seni rupa penting? Seni rupa, sebagai salah satu cabang seni yang sangat beragam dan kaya akan ekspresi kreatif, telah memberikan sumbangan berharga dalam menggambarkan kompleksitas dunia visual.
Pengamat Pasar Uang Ariston Tjandra mengatakan, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta diprediksi melemah, dipicu kenaikan imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah Amerika Serikat (AS).
"Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kemungkinan akan tertahan hari ini, dengan kenaikan tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS mengantisipasi tapering," kata Ariston di Jakarta, dikutip Antara, Jumat (8/10).
Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun sudah naik ke kisaran 1,59 persen, level tertinggi sejak 17 Juni 2021. Kenaikan yield itu bisa mendorong penguatan dolar AS. Pelaku pasar juga menantikan data tenaga kerja AS versi pemerintah, yang akan dirilis malam ini, yang diprediksi lebih bagus dari ekspektasi.
Menurut Ariston, data tenaga kerja menjadi pertimbangan utama bank sentral AS, Federal Reserve (Fed), di samping tingkat inflasi, untuk mengubah arah kebijakan moneternya.
"Namun di sisi lain, membaiknya pemulihan ekonomi Indonesia yang didukung cadangan devisa yang besar dan harga komoditas yang tinggi, bisa membantu menahan pelemahan nilai tukar rupiah," ujar Ariston.
Dari dalam negeri, jumlah kasus harian COVID-19 pada Kamis (7/10) kemarin mencapai 1.393 kasus sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 4,22 juta kasus. Sedangkan jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-19 mencapai 81 kasus sehingga totalnya mencapai 142.494 kasus.
Sementara itu jumlah kasus sembuh bertambah sebanyak 1.946 kasus sehingga total pasien sembuh mencapai 4,05 juta kasus. Dengan demikian, total kasus aktif COVID-19 mencapai 27.747 kasus.
Untuk vaksinasi jumlah masyarakat yang sudah disuntik vaksin dosis pertama mencapai 96,49 juta orang dan vaksin dosis kedua 54,96 juta orang dari target 208 juta orang yang divaksin. Ariston mengatakan rupiah hari ini berpotensi bergerak melemah ke kisaran Rp14.230 per USD dengan potensi penguatan di kisaran Rp14.200 per USD.
Baca juga:
Rupiah Ditutup Menguat Jelang Rilis Laporan Tenaga Kerja AS
BI Kembali Buka Layanan Uang Rupiah Mulai 8 Oktober 2021
Rupiah Ditutup Menguat Didukung Sentimen Tax Amnesty Jilid II
Kurs Rupiah Ditutup Menguat ke Rp14.267/USD Seiring Turunnya Imbal Hasil Obligasi AS
Rupiah Ditutup Menguat Seiring Optimisme Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III
Kurs Rupiah Menguat ke Rp14.307 per USD Didorong Rencana Tax Amnesty Jilid II di 2022