Rupiah ditutup melemah ke level Rp 13.644 per USD
Rupiah melemah 80 poin atau sekitar 0,59 persen.
Laju nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika (USD) ditutup melemah ke level Rp 13.644 per USD. Angka ini merosot 80 poin atau sekitar 0,59 persen dibanding penutupan perdagangan kemarin di Rp 13.564 per USD.
Meski ditutup melemah, pergerakan Rupiah di perdagangan hari ini cenderung menguat. Rupiah dibuka di level Rp 13.712 dan terus menguat ke Rp 13.600-an per USD.
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Mengapa Redenominasi Rupiah sangat penting untuk Indonesia? Rupiah (IDR) termasuk dalam golongan mata uang dengan daya beli terendah. Hal ini semakin menunjukan urgensi pelaksanaan redenominasi rupiah di Indonesia.
-
Apa manfaat utama dari Redenominasi Rupiah untuk mata uang Indonesia? Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, menyatakan manfaat utama dari redenominasi rupiah adalah untuk mempertahankan harkat dan martabat rupiah di antara mata uang negara lain.
-
Apa yang membuat Pejuang Rupiah istimewa? "Makin keras kamu bekerja untuk sesuatu, makin besar perasaanmu ketika kamu mencapainya."
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
Meski demikian, Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan paket-paket kebijakan yang dikeluarkan pemerintah sudah mulai berimbas positif terhadap kondisi perekonomian Indonesia. Penguatan Rupiah menurut Menko Darmin bisa menjadi indikatornya.
"Sampai paket kedua, Rupiah yang terbawah bersama Malaysia di ASEAN, plus India. Tapi setelah paket kedua dan ketiga, Indonesia yang tertinggi," tuturnya dalam Kuliah Umum di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Senin (9/11).
Melemahnya perekonomian dunia diakuinya membuat minat investasi melesu. Maka dari itu, pemerintah tengah membuat terobosan kebijakan agar memudahkan proses investasi demi mengundang penanam modal.
Program utama pemerintahan saat ini adalah pembangunan infrastruktur, mulai dari infrastruktur penghubung, bendungan, hingga ketersediaan pembangkit listrik 35.000 Megawatt.
"Tapi siapa yang mau invest dalam situasi ekonomi seperti ini? Memang harus ada langkah khusus dalam situasi begini," papar Menko Darmin.
(mdk/idr)