Rupiah kembali bergerak di level Rp 13.000-an per USD
Mengutip data Bloomberg, Rupiah masih bergerak fluktuatif pagi ini menyentuh level Rp 12.988 per USD atau nyaris menyentuh Rp 13.000-an per USD.
Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) dibuka melemah pada perdagangan Kamis (13/10). Rupiah dibuka di level Rp 13.032 per USD atau melemah tipis dibanding penutupan perdagangan kemarin di Rp 13.018 per USD.
Mengutip data Bloomberg, Rupiah masih bergerak fluktuatif pagi ini menyentuh level Rp 12.988 per USD atau nyaris menyentuh Rp 13.000-an per USD.
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Apa yang dimaksud dengan nilai tukar Dolar Singapura dan Rupiah? Nilai tukar antara Dolar Singapura dan Rupiah mencerminkan perbandingan nilai antara mata uang Singapura (SGD) dan mata uang Indonesia (IDR).
-
Siapa yang memimpin rencana redenominasi rupiah di Indonesia? Rencana penyederhanaan mata uang telah digulirkan oleh Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia (BI) melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 77/PMK.01/2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2020-2024.
-
Kapan Pejuang Rupiah harus bersiap? "Jangan khawatir tentang menjadi sukses tetapi bekerjalah untuk menjadi signifikan dan kesuksesan akan mengikuti secara alami." – Oprah Winfrey
-
Apa manfaat utama dari Redenominasi Rupiah untuk mata uang Indonesia? Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, menyatakan manfaat utama dari redenominasi rupiah adalah untuk mempertahankan harkat dan martabat rupiah di antara mata uang negara lain.
Beberapa hari lalu, Rupiah tercatat terus menguat dan meninggalkan level Rp 13.000 per USD. Direktur Eksekutif Development of Economics and Finance (Indef), Enny Sri Hartati mengatakan, salah satu faktor atau sentimen positif pergerakan Rupiah adalah banyaknya dana asing masuk ke Indonesia. Dana ini masuk melalui Tax Amnesty maupun investasi.
"Ada capital inflow (aliran dana masuk) salah satunya dari Tax Amnesty dan angka Foreign Direct Investment juga naik," ucap Enny saat dihubungi merdeka.com di Jakarta.
Menurut Enny, jumlah valuta asing dalam negeri saat ini meningkat sehingga Rupiah menguat karena tingginya suplai. "Rupiah itu kan demand dan suplai juga."
Enny berharap, pemerintah bisa menjaga momentum penguatan Rupiah dengan menahan dana yang masuk ke dalam negeri. Jangan sampai dana tersebut kabur dan membuat nilai tukar Rupiah kembali melemah.
"Ini momentum penguatan, pemerintah harus menjaga ini agar penguatan tadi tidak sementara. Pemerintah harus menjaga agar dana yang masuk tadi jangan spekulatif atau gampang keluar," tutupnya.
Baca juga:
Tiga kunci pertumbuhan ekonomi Indonesia
Asah tuah, jangan sampai pemerintah 'inflasi' kebijakan ekonomi
Usai bertemu Luhut, Ical tak mau ikut garap Blok Masela
Menperin sebut impor tidak akan efektif turunkan harga gas
Holding BUMN jasa klasifikasi ditarget terbentuk awal 2017
Intip beda Jokowi dan SBY berantas praktik pungli di Indonesia
Kemenperin sebut nilai ekspor ke Amerika Latin masih kecil