Rupiah makin perkasa di level Rp 14.785 per USD
Mengutip data Bloomberg, Rupiah kembali menguat usai pembukaan. Tercatat, saat ini nilai tukar mampu meninggalkan level Rp 14.800-an per USD yaitu di Rp 14.785 per USD.
Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) bergerak menguat di perdagangan hari ini, Kamis (13/9). Pagi ini, Rupiah dibuka di Rp 14.810 per USD atau menguat tipis dibandingkan penutupan perdagangan kemarin di Rp 14.832 per USD.
Mengutip data Bloomberg, Rupiah kembali menguat usai pembukaan. Tercatat, saat ini nilai tukar mampu meninggalkan level Rp 14.800-an per USD yaitu di Rp 14.785 per USD. Informasi saja, nilai tukar beberapa minggu lalu sempat merosot ke level Rp 15.000-an per USD.
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Mengapa Redenominasi Rupiah sangat penting untuk Indonesia? Rupiah (IDR) termasuk dalam golongan mata uang dengan daya beli terendah. Hal ini semakin menunjukan urgensi pelaksanaan redenominasi rupiah di Indonesia.
-
Apa manfaat utama dari Redenominasi Rupiah untuk mata uang Indonesia? Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, menyatakan manfaat utama dari redenominasi rupiah adalah untuk mempertahankan harkat dan martabat rupiah di antara mata uang negara lain.
-
Apa yang membuat Pejuang Rupiah istimewa? "Makin keras kamu bekerja untuk sesuatu, makin besar perasaanmu ketika kamu mencapainya."
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
Sebelumnya, Kepala Departemen Internasional Bank Indonesia, Doddy Zulverdi meminta masyarakat agar lebih bijak dalam menanggapi depresiasi atau pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD).
Menurut dia, yang harus diperhatikan adalah pergerakan pelemahan atau fluktuasi nilai tukar terhadap USD bukan hanya memerhatikan besaran nilai nominal Rupiah per USD.
"Di Australia, Korea, Malaysia, Thailand, nilai tukar bergerak itu nyaris tidak pernah jadi berita besar, kecuali perubahannya sangat cepat," kata dia, dalam diskusi 'Bersatu untuk Rupiah', Jakarta, Senin (10/9).
Kesalahan berbagai pihak saat ini adalah melihat nilai tukar mata uang sebagai angka psikologis. Padahal, menurut Dodi, nilai tukar mata uang seharusnya yang dilihat pergerakan angkanya itu sendiri.
"Orang tidak melihatnya (nilai tukar) sebagai angka psikologis, tapi seberapa cepat bergeraknya. Jika angka bergerak hanya 8 seperti saat ini dibandingkan semisal naik dari level Rp 2.500 sampai ke Rp 15.000, ya jelas berbeda, itu sangat jauh kenaikannya," jelas Dodi.
Dia pun menegaskan bahwa nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika sebesar Rp 15.000 yang terjadi saat ini sangat berbeda dengan nilai tukar yang sama yang terjadi pada krisis tahun 1998. Maka itu, kedua hal tersebut tidak bisa disamakan secara serta merta.
Baca juga:
DPR minta e-commerce bantu jaga stabilitas Rupiah
Pengamat: Siapapun presidennya, tak bisa cegah Rupiah melemah
LPS: Penyelesaian defisit transaksi berjalan bersifat jangka menengah
Pemerintah diminta manfaatkan pertemuan IMF-World Bank atasi pelemahan Rupiah
Menteri Rini minta BUMN kurangi ketergantungan pada Dolar, ini caranya
Jubir PSI sindir Wasekjen Gerindra soal polemik tempe setipis kartu ATM