Rupiah masih stagnan di level Rp 14.800-an per USD
Rupiah dibuka di level Rp 14.863 per USD, melemah dibandingkan penutupan sebelumnya di level Rp 14.806 per USD. Rupiah terus bergerak melemah usai pembukaan, dan saat ini nilai tukar Rupiah berada di posisi Rp 14.885 per USD.
Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) bergerak melemah di perdagangan hari ini, Senin (17/9). Rupiah dibuka di level Rp 14.863 per USD, melemah dibandingkan penutupan sebelumnya di level Rp 14.806 per USD.
Mengutip data Bloomberg, Rupiah terus bergerak melemah usai pembukaan, meski masih berada di level Rp 14.800-an per USD. Saat ini, nilai tukar Rupiah berada di posisi Rp 14.885 per USD.
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Mengapa Redenominasi Rupiah sangat penting untuk Indonesia? Rupiah (IDR) termasuk dalam golongan mata uang dengan daya beli terendah. Hal ini semakin menunjukan urgensi pelaksanaan redenominasi rupiah di Indonesia.
-
Apa manfaat utama dari Redenominasi Rupiah untuk mata uang Indonesia? Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, menyatakan manfaat utama dari redenominasi rupiah adalah untuk mempertahankan harkat dan martabat rupiah di antara mata uang negara lain.
-
Apa yang membuat Pejuang Rupiah istimewa? "Makin keras kamu bekerja untuk sesuatu, makin besar perasaanmu ketika kamu mencapainya."
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Dody Budi Waluyo, mengatakan depresiasi atau pelemahan Rupiah terhadap Dolar AS dari awal tahun atau secara year to date (ytd) mencapai 8 persen. Tanpa intervensi bank sentral, pelemahan Rupiah bisa mencapai 15 persen.
"Intervensi valas (valuta asing) besar. Januari sampai akhir bulan, 8 persen depresiasi. Kombinasi (kebijakan) itu, kalau tak ada, depresiasi bisa sampai 15 persen. Kalau tak ada kenaikan suku bunga, depresiasi juga besar," ujarnya, Jumat (14/9).
Dody mengungkapkan, BI selaku otoritas moneter sudah melakukan tugasnya sebaik mungkin. Antara lain menaikkan suku bunga acuan hingga 125 basis poin (bps) dalam kurun waktu empat bulan terakhir. Serta melakukan intervensi besar-besaran.
Anjloknya Rupiah juga dikatakan sebagai imbas dari banyaknya defisit yang saat ini tengah dialami oleh Indonesia. Mulai dari defisit neraca perdagangan hingga defisit transaksi berjalan atau Current Account Defisit (CAD).
Untuk jangka panjang, Dody berharap ekspor bisa ditingkatkan supaya membantu daya tahan Rupiah di kemudian hari. "Jangka menengah dan panjang, ekspor dorong, impor subtitusi dan masuk ke arah pariwisata."
Baca juga:
Bank Indonesia: Tanpa intervensi, Rupiah bisa anjlok hingga 15 persen
Gaikindo tegaskan industri otomotif tak terganggu pelemahan Rupiah
5 Langkah pengusaha dukung penguatan ekonomi, termasuk gaji ekspatriat pakai Rupiah
Prihatin Rupiah anjlok, mahasiswa geruduk kantor Sri Mulyani
Iklim usaha tengah tak nyaman, Apindo siap bantu pemerintah stabilkan Rupiah