Rupiah menguat ke level Rp 13.249 per USD
Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Adityaswara mengatakan, naik turunnya kurs Rupiah masih dalam batas normal.
Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) bergerak menguat di perdagangan hari ini, Selasa (30/8). Rupiah dibuka di level Rp 13.249 per USD atau menguat dibanding penutupan perdagangan kemarin di Rp 13.267 per USD.
Mengutip data Bloomberg, usai pembukaan Rupiah bergerak melemah tipis ke Rp 13.265 per USD. Namun demikian, Rupiah kembali menguat ke 13.252 per USD.
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Apa manfaat utama dari Redenominasi Rupiah untuk mata uang Indonesia? Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, menyatakan manfaat utama dari redenominasi rupiah adalah untuk mempertahankan harkat dan martabat rupiah di antara mata uang negara lain.
-
Mengapa Redenominasi Rupiah sangat penting untuk Indonesia? Rupiah (IDR) termasuk dalam golongan mata uang dengan daya beli terendah. Hal ini semakin menunjukan urgensi pelaksanaan redenominasi rupiah di Indonesia.
-
Kapan Pejuang Rupiah harus bersiap? "Jangan khawatir tentang menjadi sukses tetapi bekerjalah untuk menjadi signifikan dan kesuksesan akan mengikuti secara alami." – Oprah Winfrey
-
Siapa yang memimpin rencana redenominasi rupiah di Indonesia? Rencana penyederhanaan mata uang telah digulirkan oleh Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia (BI) melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 77/PMK.01/2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2020-2024.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Mirza Adityaswara mengatakan, naik turunnya kurs Rupiah masih dalam batas normal dan sesuai pergerakan mata uang dunia. "Perkembangan dua hari ini tidak ada yang perlu dikhawatirkan normal-normal saja," kata Mirza di Gedung BI, Jakarta, Kamis (25/8).
Pelemahan Rupiah, lanjutnya, juga dipengaruhi faktor pengumuman penetapan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed). Rencananya The Fed akan mengeluarkan pernyataan posisi suku bunga pada September.
"Biasanya kalau mau mendekati rapat dewan gubernur Amerika biasanya ada statement FOMC, ada statement beberapa yang kemarin, bisa saja naik di November atau di Desember. Kalau menurut saya hal yang wajar," ucapnya.
Mirza menyadari pengumuman The Fed juga dijadikan momentum bagi pelaku pasar keuangan untuk meraup cuan lewat transaksi harian. "Namanya pasar keuangan kan berusaha mencari berita untuk teman-teman di pasar keuangan bisa jual dan beli," jelasnya.
Baca juga:
Bos OJK segera terbitkan aturan kolaborasi fintech dengan perbankan
Ini hasil rapat Ketua DPR, Menkeu, dan BPK semalam
Bos Pertamina masih kaji besaran harga gas yang bisa diturunkan
Dirjen Pajak: Tax Amnesty bukan kewajiban, ini hak masyarakat
5 Industri Indonesia punya potensi masuk daftar terbesar dunia
Permurah harga, Kemendag segera tetapkan HPP dan HET barang pangan
Dijanjikan gaji besar, 14 ABK RI jadi korban perdagangan orang