Rupiah terkapar, harga barang elektronik naik hingga Rp 300.000
Salah satu pedagang elektronik di Pasar Glodok City, Londo Supardi mengatakan, pihaknya menaikkan harga laptop sampai Rp 300.000 per unit sebulan belakangan. Kenaikan ini karena Rupiah telah menyentuh batas yang ditoleransi yaitu Rp 14.500 per USD.
Pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat masih terus terjadi dalam beberapa hari belakangan. Pada perdagangan kemarin, Rupiah ditutup di angka Rp 14,857 per USD. Kondisi ini membuat harga barang elektronik menjadi mahal.
Salah satu pedagang elektronik di Pasar Glodok City, Londo Supardi mengatakan, pihaknya menaikkan harga laptop sampai Rp 300.000 per unit sebulan belakangan. Kenaikan ini karena Rupiah telah menyentuh batas yang ditoleransi yaitu Rp 14.500 per USD.
-
Kapan Pejuang Rupiah harus bersiap? "Jangan khawatir tentang menjadi sukses tetapi bekerjalah untuk menjadi signifikan dan kesuksesan akan mengikuti secara alami." – Oprah Winfrey
-
Apa yang membuat Pejuang Rupiah istimewa? "Makin keras kamu bekerja untuk sesuatu, makin besar perasaanmu ketika kamu mencapainya."
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Siapa yang menolak menerima uang suap ratusan juta rupiah? Jujurnya Jenderal TNI Tolak Uang Suap Ratusan Juta Banyak pejabat tersandung kasus korupsi, tapi Mayjen Eddie M Nalapraya justru tak tergiur uang suap.
-
Apa yang dimaksud dengan nilai tukar Dolar Singapura dan Rupiah? Nilai tukar antara Dolar Singapura dan Rupiah mencerminkan perbandingan nilai antara mata uang Singapura (SGD) dan mata uang Indonesia (IDR).
-
Siapa saja yang bisa menjadi Pejuang Rupiah? "Orang-orang sukses tidak berbakat; mereka hanya bekerja keras, kemudian berhasil dengan sengaja."
"Kami naikkan, karena tadinya kami bikin prediksi Dolar cuma sampai Rp 14.500. Itu masih bisa kami toleransi dengan untung sedikit yang penting barang laku," ujar Londo di Pasar Glodok, Jakarta Pusat, Selasa (11/9).
Londo mengatakan, sejak awal tahun pedagang sebenarnya telah memprediksi kenaikan nilai tukar Dolar terhadap Rupiah. Untuk itu, pedagang menaikkan harga jual Rp 150.000 per unit.
"Jadi awal tahun kalau misalnya mba sering ke sini, kita udah naikkan itu harganya. Kenapa? Karena kita tahu bakalan naik terus, kita buat batas sampai Rp 14.500 dengan harga naik Rp 150.000. Tapi beberapa minggu naik terus, baca berita bahkan sampai sentuh Rp 15.000, kan bisa lagi. Jadi harus naik lagi," katanya.
Kenaikan ini, kata Londo, mendapat respon negatif dari masyarakat. Tak jarang masyarakat yang tadinya sudah membuat kesepakatan untuk membeli kemudian mengurungkan niatnya sambil menunggu gejolak Rupiah berhenti.
"Ada tuh beberapa yang sudah deal mau beli. Cuma belum bayar dan belum ambil. Kita terangkan harga naik, dia malah membatalkan. Ada yang begitu tiga sampai empat pelanggan," katanya.
Pedagang elektronik lainnya khusus speaker sedang dan besar, Jhosua juga merasakan hal yang sama. Barang dagangannya yang mayoritas impor juga terdampak dari pelemahan Rupiah.
"Naik jelas, tapi kan ini kebutuhan ya. Karena pasar kita untuk acara-acara tertentu. Mereka tetap beli. Tadinya sebelum Dolar Rp 14.800 kita korbanin untung untuk mempertahankan pelanggan. Sekarang sudah susah," kata Jhosua.
Jhosua mengatakan, untuk speaker sedang pihaknya menaikkan harga hingga 5 persen. "Mau tidak mau kita naikkan 5 persen untuk yang sedang. Kalau besar yaitu naik Rp 300.000 sampai Rp 400.000 tergantung spesifikasinya," paparnya.
Baca juga:
Sandiaga: Uang Rp 100.000 sekarang dapat lebih sedikit dibanding 4 tahun lalu
PDIP sebut pelemahan rupiah fenomena global yang penuh ketidakpastian
Sandiaga soal ukuran tempe setipis ATM: Jangan terlalu dramatis
BI klaim 90 persen korporasi punya utang asing sudah lakukan lindung nilai
5 Cara unik tangkal pelemahan Rupiah
BI soal Rupiah: Mata uang Australia & Selandia Baru juga melemah seperti kita