Rupiah Terus Anjlok hingga ke Level Rp16.229, Awas Barang yang Sering Kamu Beli Ini Harganya Bakal Naik
Melemahnya Rupiah bisa berdampak pada kenaikan harga-harga bahan kebutuhan pokok hingga elektronik berikut ini.
Melemahnya Rupiah bisa berdampak pada kenaikan harga-harga bahan kebutuhan pokok hingga elektronik berikut ini.
Rupiah Terus Anjlok hingga ke Level Rp16.229, Awas Barang yang Sering Kamu Beli Ini Harganya Bakal Naik
Rupiah Terus Anjlok hingga ke Level Rp16.229, Awas Barang yang Sering Kamu Beli Ini Harganya Bakal Naik
- Kurs Rupiah Anjlok Nyaris Sentuh Rp16.000 Per USD, Kelas Menengah Perlu Ambil Langkah Begini
- FOTO: Rupiah Anjlok Lagi, Melemah 38 Poin Jadi Rp16.413 per Dolar AS
- Rupiah Jeblok ke Rp16.000, Siap-Siap Harga Barang Elektronik Bakal Naik
- Nilai Tukar Rupiah Makin Anjlok ke Rp16.026 di H+3 Lebaran, Ini Biang Keroknya
Nilai tukar rupiah kembali mengalami pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di level Rp16.229 per USD. Melansir dari Bloomberg, Rupiah terhadap dolar AS melemah di 53,50 point atau 0,33 persen.
Pengamat Pasar Keuangan dan Komoditas Ariston Tjendra mengatakan indeks dolar AS pagi ini terlihat masih di level tinggi di atas kisaran 106.
Menurut Ariston bertahannya penguatan dolar, selain konflik Timur Tengah yang memanas, juga karena pernyataan Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell, semalam.
Dia bilang inflasi AS masih belum terlihat kemajuan berarti untuk turun ke target 2 persen.
"Pasar bisa menyimpulkan bahwa The Fed bakal menunda kebijakan pemangkasannya," kata Ariston dalam keterangan tertulisnya, Rabu (17/4).
Oleh karena itu, dia bilang tekanan dolar AS terhadap Rupiah mungkin bisa terjadi juga hari ini.
Bahkan potensi pelemahan rupiah ke arah Rp16.200-Rp16.250 dengan potensi support di kisaran Rp16.100.
Dalam kesempatan yang berbeda, Ariston menerangkan jika pelemahan rupiah berlangsung lebih lama, maka harga barang yang diimpor akan mengalami kenaikan.
"Harga barang yang diimpor akan naik. Banyak kebutuhan dalam negeri dari impor seperti minyak mentah, makanan seperti jagung, tepung, beras, gula, baja, elektronik dan lain-lain," kata Ariston kepada merdeka.com.
"Inflasi naik, daya beli masyarakat bisa menurun dan terjadi pelambatan ekonomi," kata dia mengakhiri.