Saham Syariah Dinilai Bakal Moncer Hingga Akhir 2021
"Ada beberapa saham yang bisa dijadikan alternatif untuk tiga bulan atau empat bulan terakhir di 2021 dengan berkaca pada kinerja pada semester I-2021 dibandingkan periode sama tahun lalu."
Founder Syariah Saham, Asep Muhammad Saepul Islam menyebut bahwa kondisi perekonomian 2021 yang lebih baik akan ikut mengatrol harga saham syariah. Kondisi tersebut juga menandai emiten-emiten pilihan masuk dalam saham syariah yang kinerjanya akan moncer hingga akhir tahun ini.
"Ada beberapa saham yang bisa dijadikan alternatif untuk tiga bulan atau empat bulan terakhir di 2021 dengan berkaca pada kinerja pada semester I-2021 dibandingkan periode sama tahun lalu," kata Saepul dalam keterangan resmi, Jakarta, Jumat (10/9).
-
Kapan PT Tera Data Indonusa Tbk melantai di bursa saham? Bahkan pada 2022, saat pandemi berlangsung, perusahaan ini berani mengambil langkah melantai di bursa saham.
-
Kapan Bursa Berjangka Aset Kripto diluncurkan? Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan meluncurkan Bursa Berjangka Aset Kripto di Jakarta, Jumat (28/7).
-
Kapan Bursa Karbon Indonesia resmi diluncurkan? Presiden Jokowi mengatakan ingin mengurangi dampak perubahan iklim yang saat ini terjadi di beberapa negara termasuk Indonesia. ”Karena memang ancaman perubahan iklim sangat bisa kita rasakan dan sudah kita rasakan. Dan, kita tidak boleh main-main terhadap ini, kenaikan suhu bumi, kekeringan, banjir, polusi, sehingga dibutuhkan langkah-langkah konkret untuk mengatasinya,” kata Presiden Jokowi.
-
Siapa yang merencanakan aksi teror di Bursa Efek Singapura? Pendalaman itu dibenarkan Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar bahwa YLK memang hendak merencanakan aksi teror ini pada 2015 silam.
-
Kenapa harga saham bisa naik turun? Salah satu yang sering jadi dilema adalah harga saham yang begitu cepat naik turun bagaikan roller coaster. Jadi, sebenarnya apa sih penyebab harga saham bisa naik turun?
-
Kenapa Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) diluncurkan? Tujuan bursa karbon sendiri untuk mencipatakan insentif bagi perusahaan dan negara untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dengaan menyediakan mekanisme untuk membeli dan menjual izin emisi atau kredit karbon.
Saepul mengatakan, pihaknya fokus pada saham syariah yang likuid, dengan pendapatan dan laba yang naik dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Kemudian return of equity (ROE) yang terjaga baik, dan price to book value (PBV) yang wajar serta price earning (PER) yang normal dari beragam sektor industri.
Sementara itu, Vice President of Samuel Sekuritas Indonesia, M Alfatih mengatakan, pandemi Covid-19 memang menjadi fenomena yang memukul ekonomi termasuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Pandemi paling keras memukul ekonomi jika dibandingkan dengan isu global lain sebelumnya.
Di antaranya adalah Tapering 2013, Brexit, US mini recession, ataupun fenomena perang dagang AS-Tiongkok semasa Presiden Donald Trump berkuasa di Amerika Serikat. Pandemi Covid-19 menurutnya membuat harga market keluar dari up channel range-nya yang ada sejak 2012.
"Dan sekarang sedang mencoba untuk kembali dalam up channel nya dengan menembus resisten dari 2018 sebelum dia lanjut tren naiknya. Dan tren naiknya optimisnya sih 8.000, untuk periode beberapa tahun ke depan," ujarnya.
Oleh karena itu, seperti alasan-alasan yang sudah dijelaskan, dia memperkirakan harga IHSG sekitar 6.800 di pada akhir kuartal keempat 2021, dengan support disekitar 5.800 hingga 6.000.
Proyeksi IHSG
Senada, Founder B-Trade TC yang juga Elliot Wave expert Wijen Pontus menjelaskan proyeksi IHSG melalui dua skenario yang dianalisa dengan skema Elliot Wave. Skenario pertama dan yang kemungkinan besar terjadi adalah skenario sangat optimistis.
Di mana IHSG akan break di level 6.200 hingga 6.400 dalam jangka waktu sekitar satu bulan ke depan. Dan itu menurutnya adalah level resistensi yang cukup penting.
"Karena saya sangat optimistis maka saya gunakan skenario pertama ini sebagai skenario yang mungkin terjadi. Begitu break di 6.200 hingga 6.400 entah minggu depan atau Oktober skenario ini confirm, IHSG artinya akan bullish setahun ke depan. Target kita tahun depan IHSG ke level 6.800 sampai 7.000," ujarnya optimistis.
Kendati demikian dia menyebut ada skenario kedua di mana IHSG menyentuh level 6.100 dalam waktu dekat. Sehingga pada akhir tahun IHSG kembali dikisaran 5.800.
Walaupun demikian, lanjut dia, pasar tak perlu khawatir karena ini adalah kesempatan untuk mengoleksi saham incaran. Di mana harga saham cenderung melandai. "Dan jika demikian, IHSG akan kembali naik pada akhir 2022," tandasnya.
(mdk/idr)