Sambut Industri 4.0, Pameran Industri Tekstil Siap Dongkrak Investasi
Era Industri 4.0 menuntut pabrik melakukan pembaharuan dan upgrade peralatan mesin dengan teknologi yang memiliki kemampuan presisi, cepat, murah dan mudah dalam operasionalnya serta ramah lingkungan, sehingga mendorong harga produk menjadi lebih efisien dan mampu bersaing.
Peraga Expo kembali menggelar pameran industri TPT (Tekstil dan Produk Tekstil) terintegrasi bertaraf internasional terlengkap yakni Indo Intertex–Inatex-Indo Dyechem-Indo Texprint 2019. Keempat pameran ini saling terkait sebagai satu kesatuan, Indo Intertex menampilkan berbagai permesinan dan peralatan untuk industri tekstil dan garmen, Inatex menampilkan bahan baku serat, benang, kain, aksesoris dan produk fashion serta produk Industri Nonwoven, Indo Dyechem menampilkan kimia tekstil, peralatan proses pewarnaan dan finishing, Indo Texprint menampilkan mesin-mesin cetak tekstil digital.
Pameran yang akan digelar di Jakarta International Expo-Kemayoran Hall A, C, dan D selama 3 (tiga) hari pada tanggal 28 hingga 30 Maret 2019 ini mengambil tema Investasi Menyambut Making Indonesia 4.0.
-
Apa yang menunjukkan pertumbuhan industri manufaktur Indonesia? Geliat pertumbuhan ini dapat terlihat dari peningkatan permintaan baru yang menunjukkan aktivitas produksi yang semakin terpacu.
-
Bagaimana cara PIDI 4.0 membantu industri di Indonesia? PIDI 4.0 memiliki showcase center yang menunjukkan miniatur penerapan teknologi 4.0 pada industri. Selain mengunjungi showcase center yang berlokasi di lantai dasar PIDI 4.0, pengunjung juga bisa melihat command center & control room di lantai 2, industry 4.0 laboratorium di lantai 3, test bed facilities di lantai 4, coworking space di lantai 8, dan fasilitas lainnya yang tersedia.
-
Siapa yang berperan dalam mendorong inovasi dan industri berkelanjutan? Mendorong inovasi dan industri berkelanjutan dapat menciptakan peluang bisnis baru.
-
Siapa saja yang berperan penting dalam keberhasilan transformasi industri di Indonesia? “Capaian transformasi industri saat ini merupakan hasil kerja banyak pihak yakni dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, akademisi, dan terutama dari para pelaku industri sendiri.
-
Bagaimana pertumbuhan industri di Sidoarjo berkontribusi terhadap perekonomian daerah? Pertumbuhan industri di Sidoarjo telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian daerah dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat setempat.
-
Apa yang dimaksud dengan perkembangan teknologi? Perkembangan teknologi adalah fenomena yang tidak dapat dielakkan dalam kehidupan manusia. Teknologi telah mengubah cara kita hidup, bekerja, dan berinteraksi satu sama lain.
Era Industri 4.0 menuntut pabrik melakukan pembaharuan dan upgrade peralatan mesin dengan teknologi yang memiliki kemampuan presisi, cepat, murah dan mudah dalam operasionalnya serta ramah lingkungan, sehingga mendorong harga produk menjadi lebih efisien dan mampu bersaing.
"Pelaku bisnis TPT harus melakukan transformasi menghadapi era Industri 4.0. Pameran Indo Intertex–Inatex-Indo Dyechem-Indo Texprint 2019 adalah platform procurement, sourcing dan networking yang paling terpercaya bagi para pelaku industri TPT untuk mengeksplorasi bisnis, apalagi permintaan produk fashion di masyarakat terus berkembang," ujar Direktur Peraga Expo, Paul Kingsen selaku ketua penyelenggara pameran.
Pada penyelenggaraan pameran yang sama pada tahun 2017, tercatat transaksi bisnis diantara peserta pameran mencapai angka USD 75.000.000 dan pada tahun 2018 mencapai USD 120.000.000. Oleh karena itu, pada pelaksanaan yang ke-17 tahun ini, Peraga Expo menargetkan peningkatan transaksi mencapai USD 150.000.000 dengan pengunjung sebanyak 15.000 orang pengusaha dan professional.
Untuk mengantisipasi antusiasme pengunjung dari Bandung sebagai sentra ITPT terbesar, Peraga Expo menyediakan sarana transportasi berupa shuttle-bus dengan rute Bandung-JIExpo Kemayoran (pp) gratis selama 3 hari berlangsungnya pameran.
PT Asia Pasific Rayon (APR) selaku produsen serat viscose terintegrasi pertama di Asia, untuk pertama kalinya berpartisipasi dalam pameran. Selama 3 hari pameran APR akan menampilkan produk viscose berkualitas yang dalam pembuatannya mengaplikasikan inovasi teknologi berkelanjutan dan menggunakan fasilitas produksi berstandar dunia. Keberhasilan APR diharapkan dapat mengurangi ketergantungan impor bahan baku tekstil di Indonesia. Hal ini sejalan dengan program pemerintah sektor industri tekstil dalam Making Indonesia 4.0, mencetak lapangan kerja baru serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah maupun nasional.
Selain pameran, digelar pula berbagai acara Seminar mengangkat topik-topik kekinian yang menarik mengenai sustainable industry dan creative industry 4.0 diselenggarakan oleh Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Asosiasi Nonwoven Indonesia (INWA), dan Komunitas Printing Indonesia (KOPI Grafika). Ada pula seminar mengenai Start-up Fashion Business (online dan offline) dan Import material and export garment in fashion industry di Indonesia oleh kelompok IMPORTIR.ORG. Tak kalah meriahnya akan digelar lomba rancang & peragaan busana Indo Project Runway dan lokakarya cetak tekstil digital.
"Penting bagi pelaku bisnis TPT untuk hadir di acara ini guna meningkatkan wawasan mereka mengenai digitalisasi dan networking yang membentuk tren masa depan sehingga industry kita tidak menjadi sekedar “tukang jahit” namun menjadi trend leader, menggairahkan ekonomi sekaligus meningkatkan citra Indonesia di mata Internasional yang menjadi impian kita semua dan tentunya cita-cita Making Indonesia 4.0," tutup Paul Kingsen.
Baca juga:
Kemenperin Bina 4.720 Santri Jadi Wirausaha Baru
Semen Baturaja Kantongi Pendapatan Rp 266,54 Miliar Hingga Februari 2019
Airlangga Resmikan Laboratorium Uji Pelumas Surveyor Indonesia
Investasi Rp 14 Triliun, Perusahaan China Bangun Pabrik Semen di Kutai Timur
Industri Keramik Dalam Negeri Keluhkan Tingginya Harga Gas
2019, Produksi Keramik Lokal Ditargetkan Capai 440 Juta Meter Persegi