Saran Pengusaha ke Jokowi soal Pemilihan Menteri dari Generasi Muda
Sebenarnya usia bukan menjadi patokan apakah seseorang mampu menjadi menteri atau tidak. Namun yang harus dipastikan sosok yang dipilih menjadi orang nomor satu di kementerian tersebut memiliki pengalaman yang banyak dan memiliki karakter seorang pemimpin.
Pengusaha menyambut baik keinginan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengangkat menteri dari kalangan muda di kabinet selanjutnya. Namun demikian, sosok menteri tersebut harus memiliki pengalaman dan mampu memimpin kementerian.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta Widjaja Kamdani mengatakan, sebenarnya usia bukan menjadi patokan apakah seseorang mampu menjadi menteri atau tidak. Namun yang harus dipastikan sosok yang dipilih menjadi orang nomor satu di kementerian tersebut memiliki pengalaman yang banyak dan memiliki karakter seorang pemimpin.
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Kenapa Jokowi memanggil Menaker Ida dan Kakak Cak Imin? Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil dua menteri Partai Kebangkitan Bangsa, yaitu Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Indonesia (Mendes-PDTT) Abdul Halim Iskandar dan Menaker Ida Fauziyah.
-
Kapan Jokowi mencoblos? Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Kapan Jokowi memanggil Kapolri dan Jaksa Agung? "Sudah saya panggil tadi," kata Presiden Jokowi saat diwawancarai di Istora Senayan, Jakarta, Jumat (27/5).
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
"Masalah matang dan usia hal yang beda. Ada yang muda tapi punya pengalaman seperti usia 50 tahun. Usia tidak bisa jadi tolak ukur. Tapi bagus Pak Jokowi mau mengangkat para generasi muda. Namun yang harus dipastikan bagaimana mereka bisa memimpin," ujar dia di kawasan Tanah Abang, Jakarta, Rabu (3/7).
Selain soal usai, lanjut dia, profesionalisme juga menjadi penting untuk menjadi pertimbangan dalam pemilihan menteri di kabinet selanjutnya. Terlepas sosok tersebut berasal dari kalangan pengusaha, politis maupun akademisi, harus memiliki profesionalisme agak tidak mendahulukan kepentingan pribadi maupun golongan.
"Profesionalisme menjadi kunci bagaimana dari pengusaha, politik, akademisi.Rekam jejak harus ada dan bisa menjalankan, bisa eksekusi dan dia tahu apa yang terjadi di lapangan. Kita tidak bisa tunggu-tunggu lagi. Ke depan ini menjadi kunci. Kabinet yang terpilih harus bisa langsung jalan, baik akan mempertahankan atau ada yang diganti," jelas dia.
Hal senada juga diungkapkan oleh Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Kelautan dan Perikanan, Yugi Prayanto. Menurut dia, usia tidak bisa dijadikan patokan untuk menilai seseorang layan atau tidak menduduki jabatan menteri. Namun yang paling penting yaitu niatnya untuk membuat Indonesia lebih baik.
"Ini kan hak prerogatif presiden. Kematangan dan emosi butuh proses. Tidak bisa dipukul rata, tergantung individu. Janji Pak Jokowi memang mau merangkul milenial. Boleh populer di medsos tapi harus bisa kerja di lapangan. Spiritnya untuk Indonesia yang lebih baik," tandas dia.
Reporter: Septian Deny
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Wapres JK Serahkan Kabinet Kerja Selanjutnya Ke Jokowi
JK Nilai PDIP Otomatis Paling Banyak Dapat Jatah Menteri
Respons Wiranto Ditanya Bakal Jabat Menteri Lagi
Politikus NasDem Usul Kabinet Jokowi Harus Ada Representasi Anak Muda dan Perempuan
Kursi DPR Lebih Banyak dari PKB, NasDem Minta Jatah 11 Menteri ke Jokowi
Jokowi Mulai Bahas Komposisi Kabinet Pertengahan Juli
PKS Sarankan Jokowi Prioritaskan Difabel Masuk Jajaran Kabinet