Sederet Kasus Suap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang Tolak Gencatan Senjata di Gaza
Benjamin Netanyahu menolak gencatan senjata dalam agresi militer Israel terhadap militan Hamas di Gaza.
Benjamin Netanyahu menolak gencatan senjata dalam agresi militer Israel terhadap militan Hamas di Gaza.
Sederet Kasus Suap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang Tolak Gencatan Senjata di Gaza
Sederet Kasus Suap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menolak gencatan senjata dalam agresi militer Israel terhadap militan Hamas di Gaza.
Netanyahu mengatakan, penolakan gencatan senjata seperti halnya saat Amerika Serikat tidak akan menyetujui gencatan senjata dalam tragedi 11 September 2001.
- Pangeran MBS Serukan Negara-Negara di Dunia Hentikan Ekspor Senjata ke Israel
- Menteri Israel Serukan Bom Atom Dijatuhkan ke Gaza, Begini Komentar Netanyahu
- Segini Gaji Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Israel yang Dikenal Kejam
- Mantan Panglima Israel Akui Apartheid Negaranya terhadap Palestina Seperti Nazi Jerman
"Israel tidak akan menyetujui penghentian permusuhan dengan Hamas setelah serangan mengerikan pada 7 Oktober. Seruan bagi gencatan senjata adalah seruan bagi Israel untuk menyerah pada Hamas, untuk menyerah pada terorisme, untuk menyerah pada kebiadaban. Itu tidak akan terjadi,"
kata Netanyahu dikutip Rabu (1/11).
Meski demikian, sejatinya tidak semua rakyat Israel berpihak pada sikap Nentanyahu tersebut.
Jauh sebelum serangan Hamas pada 7 Oktober, warga Israel melakukan unjuk rasa sebagai bentuk protes terhadap kekuasaan Nentanyahu.
Demo terhadap Netanyahu dipicu perubahan sistem yudisial.
Kewenangan Mahkamah Agung dibatasi dan diberikan kepada pemerintah. Hal ini kemudian yang membuat Netanyahu dianggap semakin otoriter.
Serangan Hamas pada 7 Oktober kemudian menjadi pemantik bahwa Netanyahu tidak benar-benar mampu melindungi warga Israel.
Kontroversial lainnya yang ada pada Netanyahu adalah dia terlibat sandal korupsi yang dikenal dengan kasus 1.000, 2.000, dan 4.000.
Dalam kasus 1000, Netanyahu didakwa menerima hadiah hampir USD300.000 atau setara Rp4,7 miliar selama periode 2007-2016 dari produser Hollywood Arnon Milchan dan miliarder Australia James Packer.
Nentanyahu menekankan Kementerian Keuangan untuk menggandakan durasi pembebasan pajak bagi warga asing Israel seperti produsen, setelah mereka kembali ke negara tersebut dari luar negeri.
Surat dakwaan juga menyebutkan Netanyahu melobi pemerintah Amerika Serikat untuk membantu Milchan memperbarui visa Amerikanya. Selain itu juga membantu kesepakatan merger yang melibatkan saluran TV yang sebagian dimiliki oleh Milchan.
Dalam Kasus 2000, Netanyahu diduga membahas pengaturan quid pro quo pada tahun 2014 dengan Arnon Mozes, penerbit Yediot Aharonot, salah satu surat kabar terkemuka Israel.
Berdasarkan kesepakatan tersebut, Netanyahu akan menerima pemberitaan yang mendukung dari surat kabar tersebut.
Sebagai imbalannya, dia dituduh setuju untuk mempertimbangkan pemberlakuan undang-undang yang akan mengekang kekuatan Israel Hayom, surat kabar saingan milik Sheldon Adelson, pendukung Netanyahu.
Dalam Kasus 4000, jaksa mengklaim dari tahun 2012 hingga 2017, seorang pengusaha telekomunikasi bernama Shaul Elovitch dan istrinya memberikan bantuan kepada Netanyahu dan keluarganya.
Harapannya, Netanyahu tidak akan menghalangi kepentingan bisnis keluarga Elovitch.
Elovitch diduga telah berulang kali mengizinkan Netanyahu dan keluarganya untuk meliput situs beritanya, Walla.
Keluarga Elovitch, yang diadili, menyangkal melakukan kesalahan.